Kasus COVID-19 Naik 8,2%, Satgas: Pekan Lalu Jumlah Testing Turun

Selasa, 10 November 2020 - 21:30 WIB
loading...
Kasus COVID-19 Naik 8,2%, Satgas: Pekan Lalu Jumlah Testing Turun
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengakui bahwa jumlah testing pada pekan lalu menurun. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 , Wiku Adisasmito mengatakan, perkembangan kasus positif nasional pada pekan ini cenderung ke arah kurang baik. Pasalnya, terjadi peningkatan kasus positif terinfeksi virus corona dibanding pekan lalu.

"Pada tingkat nasional pekan ini terjadi peningkatan kasus positif sebesar 8,2%. Ini adalah perkembangan ke arah kurang baik karena kasus positif mengalami peningkatan. Penambahan kasus positif harus terus menurun setiap minggunya. Jangan sampai terlihat tren penurunan kasus yang semu," katanya saat konferensi pers, Selasa (10/11/2020).

Dia mengatakan bahwa pada pekan lalu memang ada kecenderungan kasus aktif menurun. Namun, menurutnya, penurunan ini disebabkan jumlah testing yang juga berkurang. ( )

"Tren penurunan kasus minggu lalu ternyata diakibatkan oleh testing yang juga menurun. Hal ini jadi pembelajaran kita semua. Terlepas dari adanya masa libur, pemerintah pusat dan daerah harus tetep menggencarkan 3T (testing, tracing dan treatmen) bagi masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan)," katanya.

Pada pekan ini Wiku menyebut ada lima provinsi yang kembali masuk dalam lima besar kenaikan kasus COVID-19 tertinggi. Masing-masing Jawa Tengah naik 919 kasus, Jawa Barat 833 kasus, DKI Jakarta 410 kasus, Kalimantan Timur 207 kasus, dan Kalimantan Barat 199 kasus.

"Kenaikan terpusat pada Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. Dimohon untuk kelima provinsi ini untuk jangan lengah," katanya. ( )

Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah daerah setempat untuk menekan angka kasus. Salah satunya meningkatkan kapasitas pemeriksaan. Hal ini mengingat adanya libur panjang pekan lalu yang bisa memicu penularan.

"Terutama orang-orang dengan riwayat perjalanan serta lakukan penelusuran kontak erat dengan masif untuk mendeteksi kasus," katanya.

"Kembali saya ingatkan bahwa selama belum ada vaksin, maka protokol kesehatan adalah obat terampuh untuk menekan penularan. Selalu memakai masker, jaga jarak, cuci tangan serta hindari bepergian ke luar rumah jika tidak ada keperluan yang mendesak," katanya.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2523 seconds (0.1#10.140)