Lebih Terkendali, Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Turun
loading...
A
A
A
Selanjutnya konsep kesalahan persepsi bahwa orang yang kelihatan sehat dianggap tidak bisa menularkan penyakit juga menjadi faktor rendahnya penerapan perilaku menjaga jarak di kalangan masyarakat. “Yang tidak kalah menonjol adalah salah persepsi, saya sehat atau orang lain sehat kenapa harus jaga jarak. Kelihatannya konsep orang tanpa gejala (OTG) masih belum betul-betul berada di benak masyarakat,” jelas Risang.
Perlu bagi masyarakat luas juga mengetahui konsep OTG karena masyarakat menjadi merasa tidak perlu menjaga jarak. Apabila masyarakat mengetahui lebih jauh lagi soal cara penularan Covid-19, diyakini bahwa masyarakat akan melakukan pencegahan lebih disiplin lagi. “Tentunya semakin baik pengetahuannya semakin berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan Covid-19 yang lebih baik dan disiplin,” ujar Rizky Ika Syafitri, UNICEF Communications Development Specialist.
Kebanyakan responden berpikir bahwa penularan Covid-19 melalui orang yang batuk dan bersin (71%). Hanya 23-25% responden yang menyebutkan penularan Covid-19 melalui berbicara dan bernafas. Ini menjelaskan, mengapa jaga jarak dianggap tidak terlalu perlu saat berbicara dengan orang lain selama lawan bicara tidak batuk atau bersin. (Lihat videonya: Jelang Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air)
Untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perubahan perilaku ini, penting juga untuk mengetahui media penyalurannya yang tepat. Sumber informasi yang paling dipercayai masyarakat mengenai Covid-19 ini adalah media massa televisi, kemudian diikuti oleh koran, radio, media sosial, WhatsApp Group, pemberitaan media online, dan situs internet. (Binti Mufarida)
Perlu bagi masyarakat luas juga mengetahui konsep OTG karena masyarakat menjadi merasa tidak perlu menjaga jarak. Apabila masyarakat mengetahui lebih jauh lagi soal cara penularan Covid-19, diyakini bahwa masyarakat akan melakukan pencegahan lebih disiplin lagi. “Tentunya semakin baik pengetahuannya semakin berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan Covid-19 yang lebih baik dan disiplin,” ujar Rizky Ika Syafitri, UNICEF Communications Development Specialist.
Kebanyakan responden berpikir bahwa penularan Covid-19 melalui orang yang batuk dan bersin (71%). Hanya 23-25% responden yang menyebutkan penularan Covid-19 melalui berbicara dan bernafas. Ini menjelaskan, mengapa jaga jarak dianggap tidak terlalu perlu saat berbicara dengan orang lain selama lawan bicara tidak batuk atau bersin. (Lihat videonya: Jelang Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air)
Untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perubahan perilaku ini, penting juga untuk mengetahui media penyalurannya yang tepat. Sumber informasi yang paling dipercayai masyarakat mengenai Covid-19 ini adalah media massa televisi, kemudian diikuti oleh koran, radio, media sosial, WhatsApp Group, pemberitaan media online, dan situs internet. (Binti Mufarida)
(ysw)