Lebih Terkendali, Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Turun
loading...
A
A
A
Di sisi lain, Wiku mengatakan, pandemi Covid-19 telah berlangsung selama delapan bulan. Kegiatan masyarakat sebagian sudah mulai kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Berdasarkan hasil monitoring dalam sebulan lebih, sebanyak 20 juta orang dipantau disiplin melakukan protokol kesehatan. “Kami di satgas memiliki alat monitor tentang perilaku yang ada di masyarakat. Dan, sudah kita operasikan sebulan lebih,” terangnya.
Dia mengungkapkan, ada sebanyak 500 laporan masuk per detik ke alat monitoring perubahan perilaku. Kini dalam sebulan lebih bekerja sebanyak 20 juta orang dipantau disiplin protokol kesehatan.
“Mereka melaporkan setiap hari, setiap jam tentang penerapan protokol 3M itu di masyarakat, dan real time difoto dan dikirimkan kepada kami, laporannya sekitar 500 laporan per detik dari seluruh Indonesia. Dan, saat sekarang ini sudah ada 20 juta orang yang dipantau. Dan, dari 4.500.000 titik yang dipantau di seluruh Indonesia,” kata Wiku.
Dari laporan ini, kata Wiku, satgas akan menilai kepatuhan individu dan institusi. Ternyata kepatuhan individu menggunakan masker sudah sangat bagus. Hanya ada sekitar 20% yang belum menggunakan, belum tertib menggunakan masker. Begitu juga dengan menjaga jarak dan cuci tangan.
“Selain itu, kita juga lihat kepatuhan institusi. Jadi, kalau tadi sudah dijelaskan oleh para menteri tentang ekonomi yang sudah berjalan dan modal kita ke depan, ternyata kedisiplinan yang menangani termonitor. Dan, memang belum seluruhnya disiplin, tetapi itu yang harus kita kerjakan,” kata Wiku. (Baca juga: 7 Cara Sederhana Atasi Masalah Lambung)
Perubahan Perilaku
Survei AC Nielsen bekerja sama dengan UNICEF di enam kota besar di Indonesia dengan jumlah 2.000 responden mencoba menggali sikap masyarakat terkait praktik pencegahan Covid-19 dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut survei tersebut, 69,6% responden di enam kota besar di Indonesia mengaitkan Covid-19 dengan aspek negatif seperti berbahaya, menular, darurat, mematikan, menakutkan, khawatir, wabah, pandemi, dan penyakit. Meski mayoritas responden mengasosiasikan Covid-19 dengan aspek negatif, namun ihwal ini bisa mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak positif dalam mencegah penularannya.
Kemudian perilaku masyarakat terkait 3M secara riil di lapangan menunjukkan bahwa 31,5% dari seluruh responden melakukan seluruh perilaku 3M secara disiplin. Sebesar 36% dari total jumlah responden melakukan dua dari perilaku 3M. Sementara 23,2% melakukan satu dari perilaku 3M. Hanya 9,3% dari responden yang tidak melakukan kepatuhan terhadap 3M sama sekali. (Baca juga: Biden Mulai Transisi Kekuasaan, Trump Tetap menolak Kalah)
“Apabila kita analisis secara individual, menjaga perilaku jaga jarak (47%) lebih rendah daripada memakai masker (71%) dan mencuci tangan (72%). Khusus untuk jaga jarak, didapatkan ternyata ada aspek norma sosial yang berperan di sini misalnya, merasa tidak enak menjauh dari orang lain, orang lain yang mendekat ke saya, atau berpikir bahwa semua orang juga tidak menjaga jarak,” terang konsultan UNICEF Risang Rimbatmaja.
Dia mengungkapkan, ada sebanyak 500 laporan masuk per detik ke alat monitoring perubahan perilaku. Kini dalam sebulan lebih bekerja sebanyak 20 juta orang dipantau disiplin protokol kesehatan.
“Mereka melaporkan setiap hari, setiap jam tentang penerapan protokol 3M itu di masyarakat, dan real time difoto dan dikirimkan kepada kami, laporannya sekitar 500 laporan per detik dari seluruh Indonesia. Dan, saat sekarang ini sudah ada 20 juta orang yang dipantau. Dan, dari 4.500.000 titik yang dipantau di seluruh Indonesia,” kata Wiku.
Dari laporan ini, kata Wiku, satgas akan menilai kepatuhan individu dan institusi. Ternyata kepatuhan individu menggunakan masker sudah sangat bagus. Hanya ada sekitar 20% yang belum menggunakan, belum tertib menggunakan masker. Begitu juga dengan menjaga jarak dan cuci tangan.
“Selain itu, kita juga lihat kepatuhan institusi. Jadi, kalau tadi sudah dijelaskan oleh para menteri tentang ekonomi yang sudah berjalan dan modal kita ke depan, ternyata kedisiplinan yang menangani termonitor. Dan, memang belum seluruhnya disiplin, tetapi itu yang harus kita kerjakan,” kata Wiku. (Baca juga: 7 Cara Sederhana Atasi Masalah Lambung)
Perubahan Perilaku
Survei AC Nielsen bekerja sama dengan UNICEF di enam kota besar di Indonesia dengan jumlah 2.000 responden mencoba menggali sikap masyarakat terkait praktik pencegahan Covid-19 dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut survei tersebut, 69,6% responden di enam kota besar di Indonesia mengaitkan Covid-19 dengan aspek negatif seperti berbahaya, menular, darurat, mematikan, menakutkan, khawatir, wabah, pandemi, dan penyakit. Meski mayoritas responden mengasosiasikan Covid-19 dengan aspek negatif, namun ihwal ini bisa mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak positif dalam mencegah penularannya.
Kemudian perilaku masyarakat terkait 3M secara riil di lapangan menunjukkan bahwa 31,5% dari seluruh responden melakukan seluruh perilaku 3M secara disiplin. Sebesar 36% dari total jumlah responden melakukan dua dari perilaku 3M. Sementara 23,2% melakukan satu dari perilaku 3M. Hanya 9,3% dari responden yang tidak melakukan kepatuhan terhadap 3M sama sekali. (Baca juga: Biden Mulai Transisi Kekuasaan, Trump Tetap menolak Kalah)
“Apabila kita analisis secara individual, menjaga perilaku jaga jarak (47%) lebih rendah daripada memakai masker (71%) dan mencuci tangan (72%). Khusus untuk jaga jarak, didapatkan ternyata ada aspek norma sosial yang berperan di sini misalnya, merasa tidak enak menjauh dari orang lain, orang lain yang mendekat ke saya, atau berpikir bahwa semua orang juga tidak menjaga jarak,” terang konsultan UNICEF Risang Rimbatmaja.