Quality Time Lebaran di Tengah Pembatasan Sosial Akibat Covid-19

Sabtu, 09 Mei 2020 - 11:03 WIB
loading...
Quality Time Lebaran di Tengah Pembatasan Sosial Akibat Covid-19
Petugas menyetop kendaraan yang baru keluar di Gerbang Tol Tegal untuk diperiksa dan disemprot disinfektan. Foto/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Seperti bulan Ramadhan, Idul Fitri tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini masyarakat Indonesia masih dihadapkan dengan pandemi virus corona atau Covid-19. Itu berarti mereka harus tetap berada di rumah tanpa ada silaturahmi langsung ke sanak saudara.

Sejumlah tradisi yang biasanya diperingati dengan leluasa, kini dibatasi oleh beberapa aturan. Besar kemungkinan, masyarakat tidak diperbolehkan salat Ied berjamaah di masjid dan bersilaturahmi ke tetangga dan kerabat. Hal ini pun sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) No6 Tahun 2020 tentang panduan beribadah Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di tengah pandemi Covid-19.

Terbatasnya silaturahmi saat Hari Raya Lebaran ini tentunya mengubah tradisi yang sudah lama dilakukan masyarakat. Hal ini pun diungkapkan pengamat sejarah JJ Rizal. Menurutnya, bersilaturahmi mengunjungi sanak saudara saat Lebaran merupakan peristiwa budaya dan sudah menjadi kebiasaan turun-temurun di masyarakat. Karena itu, saat pandemi seperti ini diperlukan pendekatan khusus agar mereka bisa memahami situasinya.

"Harus ada solusi bagaimana pemerintah melakukan pendekatan dan niatan kampanye kultural kebudayaan secara besar-besaran. Karena tidak mudah menghentikan kebiasaan yang memang sudah menjadi tradisi wajib saat hari raya," katanya.

Pendekatan dari sisi struktur kebudayaan di setiap wilayah menjadi salah satu alternatif untuk memberikan pengertian kepada masyarakat agar tetap di rumah dan bersilaturahmi dari rumah saja. "Dalam konteks ini bisa merangkul tokoh agama dan tokoh masyarakat yang memiliki kekuatan di wilayah untuk membuat pernyataan kultural yang mengimbau dan mengajak agar melakukan silaturahmi dengan cara lain atau melalui media virtual," paparnya.

Hal ini sebagai cara untuk mendekati masyarakat, sambil memberikan imbauan maupun sosialisasi penerapan aturan. "Jadi, setiap keluarga juga memberikan pemahaman kepada keluarga lain agar tidak perlu datang saat Lebaran tahun ini. Silaturahmi bisa dilakukan secara daring," katanya.

Walau dilakukan dengan penuh keterbatasan, bukan berarti mengurangi keakraban saat momen Lebaran dengan anggota keluarga lainnya. ‎Psikolog dari Ikatan Psikologi Klinis Indonesia, Emeldah, mengungkapkan, meskipun merayakan Lebaran dengan berada di rumah saja, ini bisa menjadi saat yang tepat untuk mendapatkan waktu bersama keluarga yang sering hilang karena kesibukan sehari-hari.

"Bedanya kita tidak bisa menikmati liburan bersama keluarga di luar, tapi kita bisa family quality time yang baik di rumah. Tetapi dalam menjalankannya harus dilakukan secara tepat, jadi bukan asal kumpul bareng di meja makan, tapi asyik sendiri-sendiri," tegas Emeldah.

Emeldah menambahkan, family quality time adalah momen bersama keluarga yang biasa dilakukan dalam tradisi Lebaran. Meskipun hanya dilakukan di rumah, segala aktivitas yang dikerjakan harus bersama-sama dan juga menyenangkan.

Duduk bersama sembari menonton televisi atau menikmati camilan khas Lebaran merupakan contoh family quality time yang bisa dilakukan di rumah. Bisa juga membuat menu favorit keluarga secara bersama-sama untuk mengusir kebosanan selama libur di rumah. "Kalau nonton TV bukan fokus ke TV-nya. Tapi misalnya ada adegan lucu yang bisa tertawa bersama, nanti dari situ bisa lanjut mengobrol hal seru lainnya," katanya.

Intinya, menurut Emeldah, family quality time adalah saat di mana seluruh anggota keluarga merasa nyaman. Ketika seluruh anggota nyaman, perbincangan tentang masalah sehari-hari bisa diselesaikan dengan baik. "Kita harus membuat suasana rumah menjadi menyenangkan, terlebih momennya saat hari istimewa seperti Lebaran. Tentu kebersamaan bisa menjadi hal yang paling menyenangkan," lanjutnya.

Hal senada diungkapkan psikolog keluarga Erin Mutiara. Menurutnya, bonding time menjadi pilihan tepat untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarga untuk melakukan sesuatu yang bermakna. Kegiatan ini bertujuan menciptakan kedekatan hubungan antara anggota keluarga. Untuk itu, saat libur Hari Raya Lebaran, menghabiskan waktu di rumah dengan akrab bersama anggota keluarga dapat menjadi alternatif baru.

"Supaya bonding time efektif untuk keluarga, biasanya diisi dengan kegiatan yang menyenangkan dan memfasilitasi interaksi sesama anggota keluarga," ujar Erin.

Salah satunya bisa dengan melakukan aktivitas bermain di halaman rumah, atau menonton film kesukaan keluarga bersama, bisa juga dengan berkumpul di ruang keluarga sambil bercerita.

"Jadi, kegiatan Lebaran tidak harus diisi dengan silaturahmi saja, tetapi dengan berada di rumah, kita jadi bisa lebih akrab dengan anggota keluarga dan lebih merekatkan kembali ikatan emosional antara orang tua dan anak," kata Erin.

Family quality time bersama keluarga di rumah juga akan menjadi cara artis Tya Ariestya dan keluarga dalam merayakan Hari Raya Lebaran nanti. Ibu dua orang anak ini mendukung keputusan pemerintah untuk tetap berada di rumah sebagai salah satu cara untuk kebaikan bersama.

"Aku ikuti saja apa pun imbauan dari pemerintah karena hal itu untuk kebaikan kita juga. Kalau memang harus menjalankan Hari Raya Lebaran di rumah saja, ya harus kita dukung," katanya.

Tya pun menambahkan, karena semua kegiatan dilakukan dari rumah, jadi memiliki banyak waktu untuk berkumpul berama anak dan suaminya. "Quality time bersama keluarga itu nomor satu. Everything, menurut aku, semua bisa diatur walaupun berada di rumah," katanya.

Khusus momen saat ini, Tya, suami, dan kedua anaknya sepakat untuk tidur bareng. Malam harinya mereka juga sering mengisi waktu dengan menonton film bareng. "Untuk melepaskan kejenuhan, kita sepakat untuk tidur bersama, karena ini cara paling ampuh untuk membangkitkan suasana di dalam rumah," kata Tya.

Meskipun pada hari Raya Lebaran nanti, Tya dan keluarga hanya bisa merayakannya di dalam rumah. Tya pun tidak kehilangan cara untuk menumbuhkan kebersamaan dirinya dengan anak-anak.

"Rencananya pada hari pertama nanti kita bersilaturahmi bareng bersama keluarga lewat aplikasi virtual. Untuk hari kedua, anak-anak sudah minta dibuatkan playground di halaman belakang, mungkin nanti kita akan menghabiskan waktu sambil barbeque di halaman," katanya.

Meski bisa 24 jam bersama keluarga, Tya mengaku akibat Covid-19, suasana puasa dan Lebaran tahun ini tidak semarak dan ramai seperti biasanya. Pelaksanaan Lebaran nanti dijalankan dalam situasi keprihatinan karena ketakutan terhadap virus corona.

"Biasanya saya menikmati suasana Lebaran dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Tapi tahun ini dengan keprihatinan. Karena ngeri juga melihat serangan korona di seluruh dunia. Tapi itu semua ada sisi positifnya, kita sekeluarga jadi lebih bisa dekat satu sama lain," katanya.

Meskipun Lebaran tahun ini dilakukan keterbatasan, ada satu hal positif yang bisa diambil dengan berada di rumah saja untuk mencegah penyebaran Covid-19, yaitu bisa berkumpul bersama keluarga. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0977 seconds (0.1#10.140)