Soal Kartun Nabi, Sekjen MUI Desak Presiden Prancis Minta Maaf

Rabu, 28 Oktober 2020 - 08:46 WIB
loading...
Soal Kartun Nabi, Sekjen MUI Desak Presiden Prancis Minta Maaf
Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mendesak Presiden Prancis Emmanuel Macron minta maaf. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyatakan, jika ada orang yang menghina agamanya dan merendahkan Nabi Muhammad SAW, umat Islam tentu tidak akan tinggal diam. Berbagai reaksi tentu akan muncul.

Hal itu dikatakan Anwar merespons tindakan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyebut tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi. "Dan kalau ada umat Islam yang melakukan tindak kekerasan maka jangan hanya mereka yang disalahkan, tapi yang harus lebih disalahkan lagi adalah orang yang telah memantik reaksi dari umat Islam tersebut," tutur Anwar kepada SINDOnews, Rabu (28/10/2020).

Untuk itu, Anwar mengatakan, dalam melihat setiap masalah yang terkait dengan umat Islam, kita tidak mau dunia berlaku tidak adil dan tidak jujur karena biasanya mereka hanya melihat apa yang terjadi dan tidak mau mencari apa yang telah menjadi penyebab mengapa hal itu terjadi.

( ).

Karenanya, Anwar mengaku melihat bahwa berbagai tindak kekerasan yang dilakukan oleh segelintir kecil orang dari kalangan umat Islam di berbagai belahan dunia nyaris tidak ada yang merupakan aksi yang berdiri sendiri, semuanya merupakan reaksi terhadap perlakuan tidak baik yang telah dilakukan oleh pihak lain kepada mereka yang menyakiti hati mereka, seperti yang dilakukan oleh Charlie Hebdo dan Presiden Prancis tersebut.

( ).

"Oleh karena itu kalau dunia ingin tenang dan damai maka jangan ada di antara kita yang menghina dan merendahkan orang lain dan agama serta keyakinannya atas dasar apa pun," ujarnya.

"Untuk itu saya meminta Macron agar mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam. Kita tidak bisa menerima alasan Macron karena dia menghormati dan melindungi kebebasan berekspresi rakyatnya karena kita harus tahu bahwa yang namanya kebebasan berekspresi itu tetap harus ada batasnya, sebab kalau tidak maka dunia tentu akan kacau," tambahnya.

( ).

Di sisi lain, Anwar menilai, peristiwa ini juga sekaligus mengingatkan Macron dan masyarakat dunia agar meletakkan konsep kebebasan tersebut di tempat yang tepat. Sebab bila tidak, maka dia tentu akan bisa menyeret dunia kepada kekacauan dan permusuhan serta akan memunculkan dendam yang berkepanjangan yang tidak akan kunjung berakhir.

Untuk itu, Ketua PP Muhammadiyah ini menyatakan, agar masalah ini tidak berlarut-larut dan tidak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat dunia, diharapkan Macron mau secepatnya mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam.

"Saya yakin dan percaya bila yang bersangkutan mau meminta maaf atas sikap dan tindakannya tersebut maka umat Islam tentu pasti akan memaafkannya sehingga api permusuhan yang sudah menyala tersebut akan bisa padam secepatnya karena umat Islam adalah umat yang pemaaf dan cinta damai," pungkas dia.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3786 seconds (0.1#10.140)