Satgas Luncurkan BCL Perubahan Perilaku Pantau Kepatuhan Protokol Kesehatan

Rabu, 28 Oktober 2020 - 04:50 WIB
loading...
Satgas Luncurkan BCL Perubahan Perilaku Pantau Kepatuhan Protokol Kesehatan
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan peluncuran BCL Perubahan Perilaku sebagai salah satu upaya preventif promotif kesehatan dalam penanganan virus corona. FOTO/DOK.BNPB
A A A
JAKARTA - Satgas Penanganan COVID-19 meluncurkan sebuah sistem untuk memantau kepatuhan terhadap protokol kesehatan . Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa hal ini sebagai salah satu upaya preventif promotif kesehatan dalam penanganan virus corona .

"Maka diluncurkan sebuah inovasi oleh Satgas Penanganan Covid dari bidang data dan IT, dan tim pakar Satgas Penanganan COVID-19 untuk melakukan monitoring perubahan perilaku terkait kedisiplinan protokol kesehatan," katanya saat konferensi pers, Selasa (27/10/2020).

Dia mengatakan inovasi tersebut disebut Sistem Bersama Lawan COVID-19 atau BLC Perubahan Perilaku. Sistem ini dirancang untuk menghasilkan data yang real time, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan sistem yang melibatkan koordinasi antarlintas sektor. "Melalui sistem ini petugas di lapangan dapat memasukan berbagai data terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat di lokasi-lokasi pengawasan secara real time," paparnya. ( )

Wiku menjelaskan, data dari lapangan itu akan diolah menjadi data statistik mengetahui lokasi atau area terbanyak yang ditemukan pelanggaran protokol kesehatan. Data statistik ini nantinya digunakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan operasi yustisi.

Kemudian salah satu fitur yang terdapat dalam sistem BLC Perubahan Perilaku adalah kuisioner untuk melaporkan kerumunan yang terjadi dan memonitor kepatuhan institusi terhadap protokol kesehatan.

"Fitur ini digunakan untuk melihat dan melaporkan kepatuhan individu dan institusi terhadap protokol kesehatan. Selain itu, data yang dimasukkan juga bisa digunakan untuk memetakan lokasi-lokasi termasuk juga institusi yang masih perlu ditingkatkan kedisiplinannya terhadap protokol kesehatan," katanya. (Baca juga: P eneliti Gunakan Ilmu Perburuan Alien untuk Pecahkan Penyebaran COVID-19 )

Wiku menuturkan, hasil laporan monitoring perubahan perilaku akan berbentuk sebuah dashboard nasional alat navigasi. Menurutnya, penggunaan sistem ini sudah berjalan selama empat minggu, di mana sampai 26 Oktober sudah ada jutaan orang yang terpantau.

"Ini diketahui sudah ada 18.960.212 orang yang dipantau. 3.048.380 titik pantau di seluruh Indonesia. Dan ada 495, kabupaten/kota yang telah terpantau. Dan seluruh provinsi di Indonesia telah ikut terpantau," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa dalam mengoperasikan sistem ini Satgas menggunakan sistem kemitraan. Saat ini sudah terdapat 95.000 anggota TNI yang bertugas di lapangan dan melaporkan kondisi di lapangan setiap detiknya kepada Satgas.

"Begitu juga Polri ada sebanyak hampir 200.000 yaitu 196.668 petugas lapangan di Indonesia. Kemudian ada relawan satgas di bidang perubahan perilaku, yaitu duta perubahan perilaku ada 17.199 orang yang terdiri dari PLKB atau petugas lapangan keluarga berencana mahasiswa dan dosen, KKI atau koalisi kependudukan Indonesia, KMK koalisi muda kependudukan dan satpol PP," katanya.

Wiku menjelaskan bahwa sistem ini untuk mengantisipasi supaya virusnya tak menular kepada manusia. Menurutnya, perubahan perilaku adalah kunci untuk mencegah penularan. "Sistem ini ke depannya diharapkan dapat menjadi alat navigasi kepada upaya lanjutan perubahan perilaku dan arahan strategis komunikasi publik. Ingat bahwa tak ada toleransi dengan ketidakpatuhan protokol kesehatan. Jika sudah ada bukti ketidakpatuhan harus ditindak dengan tegas," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2047 seconds (0.1#10.140)