Gandeng 3 Perusahaan Swasta, Produksi Vaksin COVID-19 Diperkirakan 1 Miliar Dosis Per Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah melalui Biofarma telah menggandeng tiga perusahaan yang siap untuk kolaborasi pengembangan vaksin COVID-19 di Tanah Air.
“Kami sudah menggandeng ada minimal tiga perusahaan yang sudah siap. Pertama untuk invest, untuk pengembangan vaksin manusia. Dan kedua mereka sudah mulai mengurus izin ke BPOM, untuk good manufacturing practices ataupun cara pembuatan obat yang baik,” ungkap Bambang di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (27/10/2020). (Baca juga: Menristek Akan Menerapkan Kehati-hatian dalam Pengembangan Vaksin Merah Putih)
Bambang mengatakan bahwa strategi pengembangan penelitian COVID-19 tidak akan berhenti hanya di vaksinnya. Pasalnya, kata Bambang vaksin hanya sebagai instrumen untuk pencegahan atau preventif saja.
“Karena sebenarnya kalau kita bicara public health, kesehatan masyarakat harusnya Indonesia dengan penduduk demikian besar itu sudah harus mengarah kepada kesehatan yang preventif. Jadi mencegah seseorang itu terkena penyakit. Dan salah satu instrumen untuk preventif adalah vaksin,” jelasnya.
Bersamaan dengan momentum pandemi COVID-19, Bambang mengatakan Biofarma sebagai perusahaan farmasi milik pemerintah Indonesia sudah meningkatkan kapasitas. “Karena momen COVID-19 ini, kita bisa melihat Biofarma sudah meningkatkan kapasitas. Tahun ini 100 juta dosis per tahun, tahun depan ditingkatkan jadi 250 juta dosis posisi per tahun,” katanya.
Bambang mengungkapkan dari tiga perusahaan yang sudah siap melakukan kerja sama, produksi vaksin diperkirakan sebanyak 1 miliar dosis per tahun. “Dari 3 perusahaan swasta tersebut kami hitung berapa kapasitas produksi yang mereka sanggup untuk invest. Ternyata mereka mengatakan dari kombinasi tiga itu bisa mencapai 1 miliar dosis per tahun.”
Jadi artinya, kata Bambang Indonesia harusnya ke depan harus menjadi salah satu produsen vaksin utama di dunia, di Global regional. “Tetapi tentunya sekarang kita fokus dulu pada COVID-19 di mana kami bisa pastikan vaksin merah putih 100% itu bisa diproduksi dalam negeri. Dan nantinya menyediakan kebutuhan vaksin COVID-19, tidak hanya tahun ini tapi tahun-tahun berikutnya.” (Baca juga: Enam Institusi Kembangkan Vaksin Merah Putih, Hasilkan 6 Versi Vaksin COVID-19)
“Karena memang ada kemungkinan ini salah satu apa prediksi awal dari vaksin COVID-19, kemungkinan daya tahan yang di tubuh kita tidak akan seumur hidup seperti Polio atau Cacar. Jadi periode dimana daya tahan tubuh kita mulai turun dibutuhkan booster atau re-vaksinasi,” sambung Bambang.
“Kami sudah menggandeng ada minimal tiga perusahaan yang sudah siap. Pertama untuk invest, untuk pengembangan vaksin manusia. Dan kedua mereka sudah mulai mengurus izin ke BPOM, untuk good manufacturing practices ataupun cara pembuatan obat yang baik,” ungkap Bambang di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (27/10/2020). (Baca juga: Menristek Akan Menerapkan Kehati-hatian dalam Pengembangan Vaksin Merah Putih)
Bambang mengatakan bahwa strategi pengembangan penelitian COVID-19 tidak akan berhenti hanya di vaksinnya. Pasalnya, kata Bambang vaksin hanya sebagai instrumen untuk pencegahan atau preventif saja.
“Karena sebenarnya kalau kita bicara public health, kesehatan masyarakat harusnya Indonesia dengan penduduk demikian besar itu sudah harus mengarah kepada kesehatan yang preventif. Jadi mencegah seseorang itu terkena penyakit. Dan salah satu instrumen untuk preventif adalah vaksin,” jelasnya.
Bersamaan dengan momentum pandemi COVID-19, Bambang mengatakan Biofarma sebagai perusahaan farmasi milik pemerintah Indonesia sudah meningkatkan kapasitas. “Karena momen COVID-19 ini, kita bisa melihat Biofarma sudah meningkatkan kapasitas. Tahun ini 100 juta dosis per tahun, tahun depan ditingkatkan jadi 250 juta dosis posisi per tahun,” katanya.
Bambang mengungkapkan dari tiga perusahaan yang sudah siap melakukan kerja sama, produksi vaksin diperkirakan sebanyak 1 miliar dosis per tahun. “Dari 3 perusahaan swasta tersebut kami hitung berapa kapasitas produksi yang mereka sanggup untuk invest. Ternyata mereka mengatakan dari kombinasi tiga itu bisa mencapai 1 miliar dosis per tahun.”
Jadi artinya, kata Bambang Indonesia harusnya ke depan harus menjadi salah satu produsen vaksin utama di dunia, di Global regional. “Tetapi tentunya sekarang kita fokus dulu pada COVID-19 di mana kami bisa pastikan vaksin merah putih 100% itu bisa diproduksi dalam negeri. Dan nantinya menyediakan kebutuhan vaksin COVID-19, tidak hanya tahun ini tapi tahun-tahun berikutnya.” (Baca juga: Enam Institusi Kembangkan Vaksin Merah Putih, Hasilkan 6 Versi Vaksin COVID-19)
“Karena memang ada kemungkinan ini salah satu apa prediksi awal dari vaksin COVID-19, kemungkinan daya tahan yang di tubuh kita tidak akan seumur hidup seperti Polio atau Cacar. Jadi periode dimana daya tahan tubuh kita mulai turun dibutuhkan booster atau re-vaksinasi,” sambung Bambang.
(kri)