Wamen Isyana Bagoes Oka: Waspada Judol Berkedok Game Online
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengimbau masyarakat mewaspadai judi online (judol) berkedok game online. Peringatan itu disampaikan Isyana saat membuka kegiatan Edukasi Pengelolaan Keuangan Keluarga bertempat di kantornya, Rabu, 18 Desember 2024.
Menurut Isyana, perubahan lingkungan strategis yang terjadi saat ini menuntut adaptasi dan inovasi. Termasuk dalam pengelolaan keuangan keluarga. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
"Indeks Literasi Keuangan yang berada pada angka 65,4% dan Indeks Inklusi Keuangan sebesar 75,02% menunjukkan masih ada gap yang harus kita jembatani untuk mewujudkan keluarga yang cerdas finansial," ujar Isyana, Kamis (19/12/2024).
Isyana juga menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan dalam upaya membuka wawasan masyarakat, khususnya keluarga dalam pengelolaan keuangan. Kemudian bagaimana cara mengajukan pinjaman dan investasi yang aman, serta pemahaman terhadap pemanfaatan teknologi digital melalui digital platform dengan personal branding.
"Tujuannya, untuk membangun reputasi dan khususnya memberi nilai tambah ekonomi," ujar Isyana.
Menurut Isyana, Kemendukbangga/BKKBN telah mengambil langkah-langkah strategis dengan mengembangkan materi pengelolaan keuangan berbasis siklus. Bukan hanya ibu-ibu melainkan anak-anak juga sudah mulai harus bisa diajarkan.
"Kita juga pastinya sering mendengar istilah sandwich generation bagaimana keluarga-keluarga muda saat ini harus menghidupi anak-anaknya, tapi juga harus menghidupi orang tuanya yang tidak memiliki literasi keuangan, sehingga orang tua bergantung pada anak-anaknya,” ungkap Isyana.
Isyana juga menyampaikan tantangan yang dihadapi keluarga semakin kompleks di era teknologi dan digitalisasi dewasa ini. Kemendukbangga/BKKBN ingin agar para orang tua memiliki kemampuan finansial yang baik, sehingga tidak membebani generasi di bawahnya (anak-anak).
Menurut Isyana, perubahan lingkungan strategis yang terjadi saat ini menuntut adaptasi dan inovasi. Termasuk dalam pengelolaan keuangan keluarga. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
"Indeks Literasi Keuangan yang berada pada angka 65,4% dan Indeks Inklusi Keuangan sebesar 75,02% menunjukkan masih ada gap yang harus kita jembatani untuk mewujudkan keluarga yang cerdas finansial," ujar Isyana, Kamis (19/12/2024).
Isyana juga menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan dalam upaya membuka wawasan masyarakat, khususnya keluarga dalam pengelolaan keuangan. Kemudian bagaimana cara mengajukan pinjaman dan investasi yang aman, serta pemahaman terhadap pemanfaatan teknologi digital melalui digital platform dengan personal branding.
"Tujuannya, untuk membangun reputasi dan khususnya memberi nilai tambah ekonomi," ujar Isyana.
Menurut Isyana, Kemendukbangga/BKKBN telah mengambil langkah-langkah strategis dengan mengembangkan materi pengelolaan keuangan berbasis siklus. Bukan hanya ibu-ibu melainkan anak-anak juga sudah mulai harus bisa diajarkan.
"Kita juga pastinya sering mendengar istilah sandwich generation bagaimana keluarga-keluarga muda saat ini harus menghidupi anak-anaknya, tapi juga harus menghidupi orang tuanya yang tidak memiliki literasi keuangan, sehingga orang tua bergantung pada anak-anaknya,” ungkap Isyana.
Isyana juga menyampaikan tantangan yang dihadapi keluarga semakin kompleks di era teknologi dan digitalisasi dewasa ini. Kemendukbangga/BKKBN ingin agar para orang tua memiliki kemampuan finansial yang baik, sehingga tidak membebani generasi di bawahnya (anak-anak).