Disiplin Kunci Atasi Corona

Jum'at, 08 Mei 2020 - 06:33 WIB
loading...
Disiplin Kunci Atasi Corona
Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Disiplin menjalankan protokol yang telah ditetapkan menjadi kunci mengatasi wabah corona (Covid-19). Dengan demikian, secepat apa pandemi tersebut enyah dari Indonesia bergantung ketaatan semua lapisan masyarakat mengenakan masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan.

Pentingnya kedisiplinan ini kemarin diingatkan kembali Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) dan Presiden Jokowi Widodo (kemarin). Kedisiplinan inilah yang menjadi kunci Hong Kong dan Taiwan mengatasi pandemi yang jumlah positif terjangkit maupun korban meninggalnya terbilang sangat kecil. Adapun Indonesia berharap tren korona bisa turun mulai Mei ini.

HT pun berharap bangsa ini mencontoh keberhasilan tersebut, yakni dengan menerapkan aturan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Sebaliknya, terhadap siapa pun yang melanggar harus dikenakan sanksi tegas. “Kunci keberhasilannya adalah pemakaian masker dan physical distancing yang disiplin. Selain itu, menjaga kebersihan melalui penggunaan hand sanitizer,” ujar HT di Jakarta kemarin.

Dengan memegang teguh kedisiplinan, HT melihat kegiatan kantor maupun ritel bisa tetap buka. Namun, sekali lagi, dia menegaskan perlunya mematuhi aturan penggunaan masker, physical distancing, dan menjaga kebersihan dengan hand sanitizer, dan mencuci tangan dengan sabun.

Dia bahkan mengusulkan sarana transportasi umum bisa berjalan dengan catatan hanya bisa menjual tiket 40%-50% dari kapasitas demi penerapan physical distancing. Demikian juga, restoran diusulkan bisa buka dengan memperhatikan kapasitas maksimum 40%-50%. Yang melanggar bisa diberikan sanksi ditutup operasionalnya hingga Covid-19 reda. “Mudik tetap dilarang karena tidak mudah melakukan monitoring di daerah,” katanya.

HT lantas menuturkan, dengan kedisiplinan tersebut, dampak ekonomi Covid-19 bisa lebih murah dibandingkan dengan negara yang menerapkan lockdown. Dia menyebut, negara yang menerapkan lockdown aktivitas perekonomiannya menjadi lesu, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja, dan non-performing loan-nya meningkat tajam. Kondisi yang terjadi pun membahayakan ekonomi nasional.

Presiden Jokowi menegaskan pemerintah terus berupaya keras agar puncak pandemi Covid-19 akan segera menurun. Selama wabah masih terus ada, Jokowi meminta seluruh masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan. “Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan,” katanya di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden kemarin.

Menurut dia, beberapa ahli menyebut ada kemungkinan kasus pasien positif Covid-19 menurun angkanya. Tetapi, ketika kasusnya sudah turun, bukan berarti kasusnya langsung landai atau langsung nol, melainkan masih bisa fluktuatif. “Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi, dan seterusnya,” ungkap Jokowi.

Walaupun pemerintah telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mantan Wali Kota Solo itu mempersilakan masyarakat beraktivitas secara terbatas. Namun, sekali lagi, dia mengingatkan agar tetap disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan. “Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur,” katanya.

Jokowi lantas menuturkan bahwa Indonesia beruntung sejak awal memilih kebijakan PSBB, bukan lockdown atau karantina wilayah. Pasalnya, PSBB hanya bersifat membatasi kegiatan di tempat-tempat umum dan fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antar orang. “Artinya, dengan PSBB, masyarakat masih bisa beraktivitas, tapi memang dibatasi. Masyarakat juga harus membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar,” ucapnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1320 seconds (0.1#10.140)