Akhir Pandemi COVID-19 Tidak Bisa Diprediksi, PB IDI: Perlu Penanganan dari Hulu Sampai Hilir

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 11:33 WIB
loading...
Akhir Pandemi COVID-19 Tidak Bisa Diprediksi, PB IDI: Perlu Penanganan dari Hulu Sampai Hilir
Pandemi COVID-19 saat ini sudah berjalan lebih dari tujuh bulan lamanya. Belum ada yang bisa menyatakan prediksi kapan menjadi akhir dari pandemi COVID-19. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi COVID-19 saat ini sudah berjalan lebih dari tujuh bulan lamanya. Belum ada yang bisa menyatakan prediksi kapan menjadi akhir dari pandemi COVID-19. Bahkan, World Health Organization ( WHO ) pun mengingatkan risiko ini.

“Kalau bicara mengenai durasi pandemi COVID-19 ini tentunya akan panjang. Belum ada yang bisa menyatakan saat ini bahwa kita sudah selesai atau kita sudah bebas dari COVID-19. Sehingga WHO pun mengingatkan risiko ini. Bahwa durasi pandemi Corona ini akan panjang,” ungkap Ketua Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia, dr M Adib Khumaidi pada Silaturahmi Nasional-Peringatan HUT ke-70 Ikatan Dokter Indonesia secara virtual, Sabtu (24/10/2020). (Baca juga: PB IDI Mencatat Sebanyak 139 Dokter Meninggal Akibat COVID-19)

Adib pun mengatakan harus ada upaya dari hulu sampai hilir untuk penanganan COVID-19. “Dan perlu upaya-upaya yang kita lakukan adalah dari hulu sampai hilir,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Adib mengatakan upaya yang bisa dilakukan oleh para profesi dokter untuk dalam berpartisipasi penanganan COVID-19 ini. “Apa yang kita lakukan? Karena kita adalah sebuah organisasi profesi yang base-nya adalah akademik, intelektual. Kita harus berbasis data. Dari data kita analisis, kemudian lakukan intervensi dan evaluasi,” tuturnya.

Data ini, kata Adib menjadi satu hal yang sangat penting dan strategis dalam penanggulangan COVID-19 untuk para profesi dokter. Ia juga mengatakan bahwa medis adalah benteng terakhir, sementara garda terdepan adalah masyarakat dalam penanganan COVID-19. (Baca juga: HUT ke-70, Ketum PB IDI Berpesan Dokter Harus Mengedepankan Moral dan Etika)

“Tentunya kami selalu sampaikan bahwa medis adalah benteng yang terakhirnya, sementara yang terdepannya adalah masyarakat. Dan melindungi tenaga medis dan tenaga kesehatan dan bersiap untuk peningkatan kasus ini menjadi satu hal yang perlu menjadi prioritas ke depan,” tegas Adib.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1355 seconds (0.1#10.140)