Sumpah Pemuda, Teknologi Digital, dan Hoax

Rabu, 21 Oktober 2020 - 20:27 WIB
loading...
Sumpah Pemuda, Teknologi Digital, dan Hoax
Dosen Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika, Elpa Hermawan. Foto/Istimewa
A A A
Elpa Hermawan, S Ikom, MM
Dosen Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika


SETIAP
tanggal 28 Oktober, biasanya rakyat Indonesia merayakan Sumpah Pemuda. Sejak dideklarasikan pada tahun 1928, berarti tahun ini sudah masuk 92 tahun. Pada saat itu, beragam organisasi kepemudaan dari basis daerah seperti Jong Java, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon dan lainnya bersama perhimpunan pelajar-pelajar mendeklarasikan diri berbangsa satu, berbahasa satu, bertumpah darah satu: Indonesia.

Menariknya komitmen para pemuda di era dahulu dilakukan dengan rasa cinta memiliki yang tinggi demi mewujudkan berdirinya negara Indonesia tanpa alat komunikasi yang modern dan canggih seperti saat ini. Hal itu dilakukan dengan mulut ke mulut maupun lewat surat menyurat.

Tentunya tantangan pemuda di tahun 1928 sangat berbeda dengan tantangan pemuda saat ini. Bila dulu pemuda Indonesia bersatu menghadapi penjajah, maka saat ini pemuda Indonesia dihadapkan pada era kompetisi global yang jauh lebih sulit. Maka pemuda Indonesia harus bersatu agar kemajuan dan keunggulan bangsa dapat terwujud.

Di era kemajuan teknologi ini, para pemuda dapat melakukan berpuluh-puluh kali lipat lebih baik dibandingkan para pendahulunya di awal abad 20. Tingginya akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, serta mudahnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain membuat berkumpul, berdiskusi dan bertukar gagasan lebih mudah.

Teknologi digital tersedia dan bisa diakses hampir oleh semua lapisan masyarakat. Dengan kemajuan zaman seperti sekarang, komunikasi tetap bisa dilakukan sekalipun terpisah oleh ruang dan waktu. Inilah era digital, bahkan kita telah memasuki era disrupsi, eranya revolusi industri 4.0.

Merujuk perjuangan Sumpah Pemuda 1928, kita yang hidup di era digital saat ini pun mampu mewujudkan Sumpah Pemuda 4.0. Salah satunya memanfaatkan teknologi digital dengan memperkuat jejaring. Sebagai generasi penerus bangsa, perbanyak aktivitas dengan saling berbagi pengetahuan, berdiskusi, tukar ide atau informasi serta kerjasama yang produktif dan positif secara online.

Pada generasi saat ini harus diakui sisi kehidupan sangat dipengaruhi oleh dunia digital. Selain lingkungan kerja, dalam keluarga, lingkungan sekitar, sekolah dan pertemanan pun juga turut menggunakan kemajuan teknologi mumpuni.

Hal itu termasuk di dalamnya media sosial (medsos). Baik untuk bertegur sapa, maupun mengungkapkan apa saja yang tengah dikerjakan, termasuk ingin eksis dipublik. Seperti halnya dengan media, dunia digital pun merangkap media sosial bisa dianggap sebagai pilar keempat demokrasi.

Di era pandemi Covid-19 di Tanah Air yang belum mereda ini, para pemuda pemudi tidak boleh mudah menyerah begitu saja, termasuk oleh keadaan yang tidak menentu. Saatnya bangkit dan menunjukkan bahwa generasi muda bisa diandalkan dan terdepan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2392 seconds (0.1#10.140)