Vaksin Covid-19, Terobosan di Tengah Kedaruratan

Senin, 19 Oktober 2020 - 07:04 WIB
loading...
A A A
“Walaupun tidak halal secara darurat, tapi dengan penetapan oleh lembaga bahwa iya ini boleh menggunakan karena keadaannya darurat. Harus ada ketetapan yang dikeluarkan oleh MUI,” katanya.

Mutasyar PBNU ini berharap masyarakat mendukung pengembangan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi nanti. Dia juga berpesan agar masyarakat mengikuti informasi vaksin melalui sumber-sumber resmi sehingga tidak menyesatkan.

“Diharapkan masyarakat memberi dukungan atas semua tahapan. Mulai dari penyiapan hingga pelaksanaan vaksinasinya. Dan, ikuti informasi melalui sumber-sumber yang resmi. Informasi bisa menyesatkan karena banyak yang disalahpahamkan, disalahpahami. Jangan mudah percaya pada informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Itu penting,” katanya.

Dia juga mengingatkan perlunya saling mengingatkan dalam pelaksanaan protokol kesehatan. “Juga menjaga imunitas tubuh, menjaga jarak. Ini saya kira apa yang harus kita lakukan itu. Ini penting untuk mengikuti semua tahapan-tahapan dari vaksinasinya,” pungkasnya. (Baca juga: Objek Wisata Kota Tua Kembali Dibuka, Pengunjung Masih Sepi)

Bahan Baku Vaksin Sinovac Diklaim Halal

Bio Farma menyebut, bahan baku vaksin Sinovac asal China yang saat ini sedang diuji klinis di Bandung menggunakan bahan baku halal. Walaupun begitu, untuk mendapat sertifikasi halal, pihaknya harus mendapat pengujian dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Vaksin ini menggunakan bahan baku halal. Tapi, untuk spesifikasinya, itu kewenangan MUI. Mereka yang akan tentukan. Tentu kami akan lakukan sertifikasi,” kata Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto.

Terkait proses, kata dia, akan tergantung sistemnya karena perlu dilihat proses dan lainnya. Tim Indonesia baik MUI atau POM bahkan mesti ke Sinovac untuk mengaudit. Dalam kondisi normal, proses sertifikasi halal bisa enam hingga satu tahun. Namun, karena pandemi, dia berharap bisa satu bulan. (Lihat videonya: Napi WNA Kabur dari Lapas Tangerang Ditemukan Tewas di Bogor)

Kepala Divisi Surveillance dan Uji Klinis Novilia S Bachtiar mengatakan, terkait sertifikasi halal, sejak kerja sama dengan Sinovac pihaknya sudah koordinasi dengan MUI. Beberapa kali bahkan melakukan koordinasi. “Untuk sertifikasi halal sekarang memang belum karena belum bisa dikeluarkan ketika vaksin sedang dilakukan uji klinis. Nanti sertifikasi halal MUI akan silakan saat proses registrasi,” bebernya.

Kendati begitu, pihaknya sudah komunikasi dengan Sinovac sejak awal. Bio Farma sempat mengajukan pertanyaan, apakah mereka produksi pakai bahan haram. “Mereka katakan, tidak. Mereka ada statement letter-nya, tidak ada bahan yang bersumber dari haram. Tapi, tetap, nanti kami akan minta sertifikasi MUI,” imbuhnya. (Arif Budianto/Dita Angga)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1094 seconds (0.1#10.140)