Partai Ummat Tak Bisa Hanya Mengandalkan Figur Amien Rais
loading...
A
A
A
JAKARTA - Amien Rais akhirnya mengumumkan nama partai besutannya, Partai Ummat, pada Kamis (1/10/2020). Ini menjawab teka-teki yang selama ini menyelimuti sikap politiknya, apakah bertahan di Partai Amanat Nasional (PAN) atau hengkang.
(Baca juga: Dilema Partai Baru Amien Rais Diprediksi Sulit Berkembang)
Partai Ummat ini berasaskan Islam. Amien dan para loyalisnya seperti ingin menyasar pangsa pasar Umat Islam dan tentu saja, Muhammadiyah. Pengamat politik Idil Akbar mengatakan segmentasi itu lazim.
(Baca juga: Deretan Peristiwa yang Mewarnai Lahirnya Partai Ummat)
Namun, elite partai harus berhati-hati karena kadang membuat partai tidak leluasa mengail suara pemilih lain. Dosen Universitas Padjajaran itu menyebut PAN itu disokong oleh massa Muhammadiyah dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki basis massa dari kaum Nahdliyin.
"Sosok Amien Rais tidak bisa dipisahkan dari Muhammadiyah. Itu akan menjadi persoalan karena irisan yang sama akan berdampak besar bagi PAN dan Partai Ummat," kata Idil Akbar saat dihubungi SINDOnews, Jumat (2/10/2020).
Amien Rais sepertinya tak bisa lagi bertahan di partai yang didirikannya. Amien dan kubu Zulkifli Hasan, yang berkuasa di PAN, diketahui sudah lama tidak sejalan. Amien ingin PAN menjadi oposisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan Zulkifli ingin berada di barisan penguasa.
Kekalahannya di Kongres V PAN di Kendari Februari lalu, semakin menguatkan keinginan Amien dan loyalisnya keluar dari PAN. Putra sulungnya, Hanafi Rais, memberi sinyal kuat ketika mengundurkan dari Senayan dan posisi kepengurusan PAN.
Kini Amien Rais dan loyalisnya sudah mempunyai kapal baru. Idil Akbar mengatakan, sosok Amien Rais tak bisa dimungkiri masih akan menjadi magnet untuk Partai Ummat. Minimal membawa atau menjadi daya pikat untuk para pendukungnya bergabung ke Partai Ummat.
Namun Idil menerangkan, sosok Amien dan Hanafi Rais saja tidak cukup untuk membesarkan Partai Ummat. Selain itu, penting bagi Amien untuk membuat partai yang modern dan tidak tergantung pada sosok-sosok tertentu.
"Parpol terbaik itu ketika ada modernisasi dan tidak membangun oligarki kepartaian. Kalau Partai Ummat seperti itu, masih (bergantung) sosok Amien Rais dan anaknya, apa bedanya dengan partai yang sudah ada, PDIP dan Demokrat," tuturnya.
(Baca juga: Dilema Partai Baru Amien Rais Diprediksi Sulit Berkembang)
Partai Ummat ini berasaskan Islam. Amien dan para loyalisnya seperti ingin menyasar pangsa pasar Umat Islam dan tentu saja, Muhammadiyah. Pengamat politik Idil Akbar mengatakan segmentasi itu lazim.
(Baca juga: Deretan Peristiwa yang Mewarnai Lahirnya Partai Ummat)
Namun, elite partai harus berhati-hati karena kadang membuat partai tidak leluasa mengail suara pemilih lain. Dosen Universitas Padjajaran itu menyebut PAN itu disokong oleh massa Muhammadiyah dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki basis massa dari kaum Nahdliyin.
"Sosok Amien Rais tidak bisa dipisahkan dari Muhammadiyah. Itu akan menjadi persoalan karena irisan yang sama akan berdampak besar bagi PAN dan Partai Ummat," kata Idil Akbar saat dihubungi SINDOnews, Jumat (2/10/2020).
Amien Rais sepertinya tak bisa lagi bertahan di partai yang didirikannya. Amien dan kubu Zulkifli Hasan, yang berkuasa di PAN, diketahui sudah lama tidak sejalan. Amien ingin PAN menjadi oposisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan Zulkifli ingin berada di barisan penguasa.
Kekalahannya di Kongres V PAN di Kendari Februari lalu, semakin menguatkan keinginan Amien dan loyalisnya keluar dari PAN. Putra sulungnya, Hanafi Rais, memberi sinyal kuat ketika mengundurkan dari Senayan dan posisi kepengurusan PAN.
Kini Amien Rais dan loyalisnya sudah mempunyai kapal baru. Idil Akbar mengatakan, sosok Amien Rais tak bisa dimungkiri masih akan menjadi magnet untuk Partai Ummat. Minimal membawa atau menjadi daya pikat untuk para pendukungnya bergabung ke Partai Ummat.
Namun Idil menerangkan, sosok Amien dan Hanafi Rais saja tidak cukup untuk membesarkan Partai Ummat. Selain itu, penting bagi Amien untuk membuat partai yang modern dan tidak tergantung pada sosok-sosok tertentu.
"Parpol terbaik itu ketika ada modernisasi dan tidak membangun oligarki kepartaian. Kalau Partai Ummat seperti itu, masih (bergantung) sosok Amien Rais dan anaknya, apa bedanya dengan partai yang sudah ada, PDIP dan Demokrat," tuturnya.
(maf)