IDI Dukung Erick Thohir Sehatkan Industri Alkes dalam Negeri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendukung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, untuk menyehatkan industri alat kesehatan (Alkes) dalam negeri. Diketahui, Erick Thohir sedang fokus menyusun roadmap Health Security Nasional sebagai langkah meningkatkan daya saing industri kesehatan dalam negeri.
Selain menciptakan kemandirian bangsa yang bakal menjadi benteng pertahanan dalam menghadapi segala wabah penyakit ke depannya, juga mengurangi impor dan memberantas praktek mafia alat kesehatan.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI Mohammad Adib Khumaidi mengapresiasi rencana itu. Sebab, diakuinya bahwa konsep Health Security Nasional dari BUMN harus sudah disiapkan.
"Kita harus apresiasi apa yang dilakukan oleh Menteri BUMN terkait dengan hal ini karena menyangkut hajat rakyat banyak salah satunya aspek kesehatan," ujar Adib, Selasa (5/4/2020).
Adib mengatakan, Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan kemandirian bangsa khususnya dalam bidang kesehatan. Tidak terus-terusan tergantung dengan alat kesehatan dari Negara lain.
"Di saat situasi seperti ini kita terlihat sangat tergantung negara lain, apakah itu sarana prasarana, apakah itu alat kesehatan, apakah itu obat-obatan, artinya tergantung dengan impor," ungkapnya.
(Baca juga: Rencana Geser Cuti Lebaran Pada Hari Raya Idul Adha Belum Final)
Dia mengatakan, sebanyak 90% bahan baku, obat-obatan, alat kesehatan banyak yang didatangkan dari luar negeri, tentunya pola seperti ini harus dirubah dengan membuat blue print yang menjadi prioritas jangka pendek, menengah dan jangka panjang. "Saya kira cukup bagus bagi kesehatan Indonesia ke depan," kata Adib.
Dia melanjutkan, untuk membangun sebuah sistem kesehatan, tidak bisa hanya membangun dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) atau hanya sekadar mengandalkan katakanlah pembiayaan jaminan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga dibutuhkan subsistem logistik.
"Logistik itu salah satunya Alkes, obat-obatan serta sarana dan prasarana pendukung di dalam kesehatan lainnya," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, IDI bakal sangat mendukung terkait kebijakan tersebut, dengan membantu dalam bentuk penelitian dan pengembangan, menjadi bagian dalam pengembangan industri kesehatan Indonesia.
"Bukan tidak mungkin kita juga akan siap untuk memback up, dalam bentuk research and development, karena dari sini lah wujud kemandirian bangsa. Jika Indonesia mampu membangun industri kesehatan, banyak sekali yang bisa kita lakukan dan bukan tidak mungkin, harga pelayanan kesehatan dalam tanda kutip bisa diturunkan, itu sangat baik untuk Negara, untuk pembiayaan kesehatan kedepan akan bisa ditekan," pungkasnya.
Selain menciptakan kemandirian bangsa yang bakal menjadi benteng pertahanan dalam menghadapi segala wabah penyakit ke depannya, juga mengurangi impor dan memberantas praktek mafia alat kesehatan.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI Mohammad Adib Khumaidi mengapresiasi rencana itu. Sebab, diakuinya bahwa konsep Health Security Nasional dari BUMN harus sudah disiapkan.
"Kita harus apresiasi apa yang dilakukan oleh Menteri BUMN terkait dengan hal ini karena menyangkut hajat rakyat banyak salah satunya aspek kesehatan," ujar Adib, Selasa (5/4/2020).
Adib mengatakan, Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan kemandirian bangsa khususnya dalam bidang kesehatan. Tidak terus-terusan tergantung dengan alat kesehatan dari Negara lain.
"Di saat situasi seperti ini kita terlihat sangat tergantung negara lain, apakah itu sarana prasarana, apakah itu alat kesehatan, apakah itu obat-obatan, artinya tergantung dengan impor," ungkapnya.
(Baca juga: Rencana Geser Cuti Lebaran Pada Hari Raya Idul Adha Belum Final)
Dia mengatakan, sebanyak 90% bahan baku, obat-obatan, alat kesehatan banyak yang didatangkan dari luar negeri, tentunya pola seperti ini harus dirubah dengan membuat blue print yang menjadi prioritas jangka pendek, menengah dan jangka panjang. "Saya kira cukup bagus bagi kesehatan Indonesia ke depan," kata Adib.
Dia melanjutkan, untuk membangun sebuah sistem kesehatan, tidak bisa hanya membangun dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) atau hanya sekadar mengandalkan katakanlah pembiayaan jaminan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga dibutuhkan subsistem logistik.
"Logistik itu salah satunya Alkes, obat-obatan serta sarana dan prasarana pendukung di dalam kesehatan lainnya," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, IDI bakal sangat mendukung terkait kebijakan tersebut, dengan membantu dalam bentuk penelitian dan pengembangan, menjadi bagian dalam pengembangan industri kesehatan Indonesia.
"Bukan tidak mungkin kita juga akan siap untuk memback up, dalam bentuk research and development, karena dari sini lah wujud kemandirian bangsa. Jika Indonesia mampu membangun industri kesehatan, banyak sekali yang bisa kita lakukan dan bukan tidak mungkin, harga pelayanan kesehatan dalam tanda kutip bisa diturunkan, itu sangat baik untuk Negara, untuk pembiayaan kesehatan kedepan akan bisa ditekan," pungkasnya.
(maf)