Rencana Geser Cuti Lebaran Pada Hari Raya Idul Adha Belum Final
loading...
A
A
A
JAKARTA - Cuti Lebaran 2020 bakal digeser saat perayaan Idul Adha pada akhir Juli nanti? Inilah opsi yang akan digodok pemerintah sebagai pengganti cuti Lebaran yang tidak bisa dinikmati karena terdampak pandemi corona (Covid-19).
Opsi tersebut lebih cepat dibanding rencana sebelumnya yang mengambil momen akhir tahun atau di bulan Desember. Namun, apakah rencana tersebut bisa terwujud atau tidak, semua tergantung perkembangan pandemi corona.
Rencana penentuan momen cuti bersama tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat rapat terbatas kemarin. Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan, untuk kepastiannya Presiden memberikan arahan ke Kepala Staf Presiden untuk melakukan kajian.
"Ada dua opsi mengganti hari Lebaran menjadi akhir Juli, Idul Adha, dan akhir Desember. Jadi, masih ada dua waktu mengganti Hari Lebaran Idul Fitri ke Idul Adha dan akhir Desember,” ujar Doni seusai rapat terbatas kemarin.
Kajian mengenai waktu yang tepat untuk dijadikan pengganti libur Lebaran sangat tergantung pada kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Dia pun berharap kekompakan masyarakat bersama-sama menjalankan protokol dimaksud.
“Semakin kita patuh untuk mengikuti protokol kesehatan, semakin cepat kita menikmati suasana kehidupan normal. Normal dalam arti kata normal baru dengan tetap menggunakan masker, tetap jaga jarak, tetap memperhatikan protokol kesehatan,” kata Doni.
Dia kemudian mengungkapkan, sejauh ini kasus positif corona terus mengalami penurunan. Bahkan, laju penurunan kasus korona sudah mencapai 11%. Daerah mana saja yang mengalami penurunan, Doni menjawab masih menunggu beberapa hari ke depan setelah kemampuan laboratorium ditingkatkan.
"Artinya, peningkatan laboratorium bisa bekerja selama kurang lebih 16 jam. Maka, mungkin baru bisa kita ketahui secara lebih pasti lagi daerah mana yang mengalami penurunan secara signifikan, mana yang mendatar, mana yang mungkin mengalami peningkatan,” paparnya.
Walaupun ada tren penurunan kasus positif corona, Doni meminta semua pihak tidak lengah. Dia menyebut kehadiran sejumlah pekerja migran berpotensi menjadi bagian dari penularan. Selain pekerja migran, pemerintah memonitor kluster lain seperti Jamaah Tabligh, kluster Gowa, dan beberapa tempat industri yang telah menjadi episentrum. Termasuk pemudik yang lolos dari pemeriksaan aparat.
“Hal ini dapat berpotensi meningkatnya kasus kembali. Karenanya, kerja sama seluruh komponen masyarakat, pusat dan daerah, betul-betul harus terintegrasi dengan baik,” harapnya.
Opsi tersebut lebih cepat dibanding rencana sebelumnya yang mengambil momen akhir tahun atau di bulan Desember. Namun, apakah rencana tersebut bisa terwujud atau tidak, semua tergantung perkembangan pandemi corona.
Rencana penentuan momen cuti bersama tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat rapat terbatas kemarin. Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan, untuk kepastiannya Presiden memberikan arahan ke Kepala Staf Presiden untuk melakukan kajian.
"Ada dua opsi mengganti hari Lebaran menjadi akhir Juli, Idul Adha, dan akhir Desember. Jadi, masih ada dua waktu mengganti Hari Lebaran Idul Fitri ke Idul Adha dan akhir Desember,” ujar Doni seusai rapat terbatas kemarin.
Kajian mengenai waktu yang tepat untuk dijadikan pengganti libur Lebaran sangat tergantung pada kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Dia pun berharap kekompakan masyarakat bersama-sama menjalankan protokol dimaksud.
“Semakin kita patuh untuk mengikuti protokol kesehatan, semakin cepat kita menikmati suasana kehidupan normal. Normal dalam arti kata normal baru dengan tetap menggunakan masker, tetap jaga jarak, tetap memperhatikan protokol kesehatan,” kata Doni.
Dia kemudian mengungkapkan, sejauh ini kasus positif corona terus mengalami penurunan. Bahkan, laju penurunan kasus korona sudah mencapai 11%. Daerah mana saja yang mengalami penurunan, Doni menjawab masih menunggu beberapa hari ke depan setelah kemampuan laboratorium ditingkatkan.
"Artinya, peningkatan laboratorium bisa bekerja selama kurang lebih 16 jam. Maka, mungkin baru bisa kita ketahui secara lebih pasti lagi daerah mana yang mengalami penurunan secara signifikan, mana yang mendatar, mana yang mungkin mengalami peningkatan,” paparnya.
Walaupun ada tren penurunan kasus positif corona, Doni meminta semua pihak tidak lengah. Dia menyebut kehadiran sejumlah pekerja migran berpotensi menjadi bagian dari penularan. Selain pekerja migran, pemerintah memonitor kluster lain seperti Jamaah Tabligh, kluster Gowa, dan beberapa tempat industri yang telah menjadi episentrum. Termasuk pemudik yang lolos dari pemeriksaan aparat.
“Hal ini dapat berpotensi meningkatnya kasus kembali. Karenanya, kerja sama seluruh komponen masyarakat, pusat dan daerah, betul-betul harus terintegrasi dengan baik,” harapnya.