Relawan Sudah Disuntik Vaksin Positif COVID-19, Ini Penjelasan Epidemiolog
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah seorang relawan yang mengikuti penelitian uji vaksin virus Corona atau COVID-19 di Bandung dinyatakan positif virus tersebut. Terkait hal itu, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan ada beberapa kemungkinan yang membuat relawan uji vaksi COVID-19 itu bisa terpapar.
“Pertama relawan yang terinfeksi tersebut adalah relawan yang mendapat suntikan plasebo,” ujar Dicky ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (13/9/2020). (Baca juga: Relawan Vaksin Sinovac Positif Covid-19, DPR: Cari Penyebabnya)
Kedua, lanjut Dicky, relawan tersebut yang mendapat suntikan vaksin namun dosis yang diberikan memang belum memimiki efek timbulnya antibody. “Bisa karena baru sekali disuntik atau sudah dua kali namun dosisnya belum adekuat (memadai),” ucapnya.
Menurut Dicky, adanya kejadian ini sangat bagus jika auditor independent melakukan pemeriksaan. “Atau Tim peneliti memberikan laporan,” kata dia.
Seperti diketahui, salah seorang relawan yang mengikuti penelitian uji vaksin virus Corona di Bandung, terpapar COVID-19. Relawan tersebut dinyatakan positif COVID-19 setelah menjalani tes swab, padahal, ia sebelumnya telah disuntik vaksin.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), Kusnandi Rusmil menjelaskan ihwal relawan sudah mendapat vaksinasi COVID-19 tapi masih terpapar virus Corona.
"Kronologi pada relawan tersebut, setelah mendapatkan 'suntikan' (tidak diketahui vaksin atau plasebo) pertama pada kegiatan penelitian vaksin COVID-19, bepergian ke luar kota," kata Kusnandi melalui keterangan resminya, Sabtu (12/9/2020).
Dijelaskannya, relawan tersebut sudah menjalani suntik vaksin pertama, kemudian bepergian ke luar kota. Lantas, relawan itu kembali disuntik vaksin kedua dan dinyatakan dalam keadaan sehat. Selanjutnya ikut swab tes dan hasilnya ternyata positif COVID-19. (Baca juga: Baru Disuntik Vaksin Buatan China, Pulang dari Semarang Relawan Ini Positif Corona)
"Relawan menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari Dinkes karena ada riwayat ke luar kota. Oleh petugas dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 (Dinas Kesehatan) dengan hasil positif. Hasil yang positif tersebut harus disampaikan kepada yang bersangkutan," tutupya.
“Pertama relawan yang terinfeksi tersebut adalah relawan yang mendapat suntikan plasebo,” ujar Dicky ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (13/9/2020). (Baca juga: Relawan Vaksin Sinovac Positif Covid-19, DPR: Cari Penyebabnya)
Kedua, lanjut Dicky, relawan tersebut yang mendapat suntikan vaksin namun dosis yang diberikan memang belum memimiki efek timbulnya antibody. “Bisa karena baru sekali disuntik atau sudah dua kali namun dosisnya belum adekuat (memadai),” ucapnya.
Menurut Dicky, adanya kejadian ini sangat bagus jika auditor independent melakukan pemeriksaan. “Atau Tim peneliti memberikan laporan,” kata dia.
Seperti diketahui, salah seorang relawan yang mengikuti penelitian uji vaksin virus Corona di Bandung, terpapar COVID-19. Relawan tersebut dinyatakan positif COVID-19 setelah menjalani tes swab, padahal, ia sebelumnya telah disuntik vaksin.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), Kusnandi Rusmil menjelaskan ihwal relawan sudah mendapat vaksinasi COVID-19 tapi masih terpapar virus Corona.
"Kronologi pada relawan tersebut, setelah mendapatkan 'suntikan' (tidak diketahui vaksin atau plasebo) pertama pada kegiatan penelitian vaksin COVID-19, bepergian ke luar kota," kata Kusnandi melalui keterangan resminya, Sabtu (12/9/2020).
Dijelaskannya, relawan tersebut sudah menjalani suntik vaksin pertama, kemudian bepergian ke luar kota. Lantas, relawan itu kembali disuntik vaksin kedua dan dinyatakan dalam keadaan sehat. Selanjutnya ikut swab tes dan hasilnya ternyata positif COVID-19. (Baca juga: Baru Disuntik Vaksin Buatan China, Pulang dari Semarang Relawan Ini Positif Corona)
"Relawan menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari Dinkes karena ada riwayat ke luar kota. Oleh petugas dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 (Dinas Kesehatan) dengan hasil positif. Hasil yang positif tersebut harus disampaikan kepada yang bersangkutan," tutupya.
(kri)