Relawan Vaksin Sinovac Positif Covid-19, DPR: Cari Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kabar seorang relawan uji klinis vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, terpapar virus corona menyita perhatian banyak pihak. Tak terkecuali Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati.
Menurut Mufida, temuan itu harus dijadikan bahan evaluasi dan analisa besar terhadap efektivitas vaksin tersebut. "Temuan ini harus ditindaklanjuti dengan kajian mendalam. Mencari penyebabnya, sehingga uji klinis vaksin bisa semakin disempurnakan," ujar Mufida dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (11/9/2020).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap temuan itu tidak membuat upaya uji klinis vaksin dari Sinovac berjalan mundur. Kata dia, proses vaksin itu harus terus didukung namun harus lebih teliti dan diperdalam analisis uji klinisnya dengan strain kondisi yang ada di Tanah Air. Hal tersebut mengingat vaksin Sinovac itu impor dari negara lain dan fase uji klinisnya dilanjutkan di Indonesia.
"Harus tetap didukung untuk memenuhi kebutuhan mendesak dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia. Tapi harus lebih teliti. Sehingga diharapkan kuartal pertama 2021 sudah bisa diajukan ke BPOM. Targetnya 70 - 80 persen penduduk harus tercover oleh imunisasi nantinya," ujarnya.
(Baca: Vaksin Merah Putih Ditargetkan bisa Diproduksi Massal pada Q4 2021)
Di samping itu, Vaksin Sinovac diharapkan menjadi vaksin antara sambil menunggu produk bangsa yaitu vaksin Merah Putih yang dilakukan oleh Lembaga Eijkman bekerjasama dengan Biofarma walaupun bersifat jangka panjang. "Proses penelitian dan pengembangan vaksin milik negeri sendiri harus terus didukung dalam jangka panjang demi semangat kedaulatan vaksin. Kemandirian bangsa dan negara harus terus ditingkatkan,” katanya.
Dirinya pun meminta agar privasi para relawan tetap dijaga dan hanya diketahui untuk kepentingan penelitian. Dia mengingatkan, dukungan terhadap pengembangan vaksin bukan lantas melakukan relaksasi terhadap protokol kesehatan di masyarakat.
(Baca: Waduh, Relawan Uji Vaksin Sinovac Malah Terinfeksi COVID-19)
Sampai uji klinis berhasil, Mufida meminta ada pengetatan terhadap kepatuhan protokol kesehatan termasuk pemberlakukan PSBB total seperti yang dilakukan DKI Jakarta.
"Dukungan untuk pengembangan vaksin di dalam negeri perlu diperbesar, saat yang sama perlu terus dikampanyekan penerapan protokol kesehatan di massyarakat dan pengetatan penerapan PSBB kembali. Jangan sampai kampanye vaksin ini membuai masyarakat menjadi abai terhadap protokol kesehatan," pungkasnya.
Menurut Mufida, temuan itu harus dijadikan bahan evaluasi dan analisa besar terhadap efektivitas vaksin tersebut. "Temuan ini harus ditindaklanjuti dengan kajian mendalam. Mencari penyebabnya, sehingga uji klinis vaksin bisa semakin disempurnakan," ujar Mufida dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (11/9/2020).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap temuan itu tidak membuat upaya uji klinis vaksin dari Sinovac berjalan mundur. Kata dia, proses vaksin itu harus terus didukung namun harus lebih teliti dan diperdalam analisis uji klinisnya dengan strain kondisi yang ada di Tanah Air. Hal tersebut mengingat vaksin Sinovac itu impor dari negara lain dan fase uji klinisnya dilanjutkan di Indonesia.
"Harus tetap didukung untuk memenuhi kebutuhan mendesak dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia. Tapi harus lebih teliti. Sehingga diharapkan kuartal pertama 2021 sudah bisa diajukan ke BPOM. Targetnya 70 - 80 persen penduduk harus tercover oleh imunisasi nantinya," ujarnya.
(Baca: Vaksin Merah Putih Ditargetkan bisa Diproduksi Massal pada Q4 2021)
Di samping itu, Vaksin Sinovac diharapkan menjadi vaksin antara sambil menunggu produk bangsa yaitu vaksin Merah Putih yang dilakukan oleh Lembaga Eijkman bekerjasama dengan Biofarma walaupun bersifat jangka panjang. "Proses penelitian dan pengembangan vaksin milik negeri sendiri harus terus didukung dalam jangka panjang demi semangat kedaulatan vaksin. Kemandirian bangsa dan negara harus terus ditingkatkan,” katanya.
Dirinya pun meminta agar privasi para relawan tetap dijaga dan hanya diketahui untuk kepentingan penelitian. Dia mengingatkan, dukungan terhadap pengembangan vaksin bukan lantas melakukan relaksasi terhadap protokol kesehatan di masyarakat.
(Baca: Waduh, Relawan Uji Vaksin Sinovac Malah Terinfeksi COVID-19)
Sampai uji klinis berhasil, Mufida meminta ada pengetatan terhadap kepatuhan protokol kesehatan termasuk pemberlakukan PSBB total seperti yang dilakukan DKI Jakarta.
"Dukungan untuk pengembangan vaksin di dalam negeri perlu diperbesar, saat yang sama perlu terus dikampanyekan penerapan protokol kesehatan di massyarakat dan pengetatan penerapan PSBB kembali. Jangan sampai kampanye vaksin ini membuai masyarakat menjadi abai terhadap protokol kesehatan," pungkasnya.
(muh)