Jalani Peran Kostratani, BPP Gumukmas Jadi Pusat Belajar
loading...
A
A
A
JAWA TIMUR - Semangat yang diperlihatkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur, patut diapresiasi. Sebab, BPP ini telah menjalankan salah satu fungsi Kostratani, yaitu sebagai pusat belajar. Proses belajar pun tidak terhambat meski dalam pandemi Covid-19.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kostratani dibuat untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran BPP. Utamanya dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Sebagai tempat pusat data dan informasi, BPP Kostratani dapat digunakan sebagai sarana memantau perkembangan pertanian di daerah melalui koneksitas antara BPP dengan AWR Kementerian Pertanian.
“Kementerian Pertanian berkomitmen dalam menghadapi Era New Normal akan terus mendorong produksi dan produktivitas pangan sehingga 267 juta masyarakat Indonesia tidak kelaparan, dengan meningkatnya produksi dan produktivitas sekaligus ini akan meningkatkan pedapatan dan kesejahteraan petani,” tutur Mentan SYL, Senin (7/9/2020).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengambangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, memberikan apresiasi kepada penyuluh dan petani di seluruh Indonesia, termasuk BPP Gumukmas Kabupaten Jember, sebagai lokasi SIMURP telah mendukung transformasi BPP Menjadi Kostratani.
“Kostratani merupakan penguatan peran dan fungsi BPP yang berbasis Teknologi Informasi serta BPP yang mampu memberikan contoh dalam penerapan pertanian cerdas iklim (CSA) tentunya membutuhkan SDM yang berkualitas. Dengan melatih kelompok tani, tentunya menjadi sangat strategis sebagai sarana untuk memberdayakan petani dalam mengatasi dampak perubahan iklim, penguasaan teknologi ramah lingkungan serta persaingan global yang tdak dapat dihindari lagi,” tuturnya.
Dedi Nursyamsi mengatakan, dengan kemajuan teknologi, saat ini petani dapat memanfatkan teknologi tepat guna khususnya dalam pemanfaatan alat tanam padi menggunakan mesin transplanter, alat panen dengan combine hardvester, mesin pengolah lahan berupa traktor roda 2 dan roda 4.“Yang hasilnya tentu lebih efektif dan efisien, sehingga petani yang telah dilatih dapat menularkan pada petani lainnya,” ujarnya.
Kegiatan BPP Kostrtani Gumukmas dibawah Koordinator penyuluh pertanian Murdoso Mulyo, dan salah satu penyuluh Yulik Musiati, tetap aktif bersama petugas pengamat hama tanaman (OPT) Gunawan. Mereka melakukan kegiatan penyuluhan dengan memberdayakan petani dalam menanggulangi hama tikus yang ramah lingkungan bersama masyarakat dengan membuat rumah burung hantu (RUBUHA).
Selain itu penyuluh juga aktif melakukan kegiatan sosialisasi pupuk berimbang pada tanaman agar petani dalam pemberian pupuk sesuai kebutuhan esensial tanah yang seimbang sesuai kebutuhan tanaman sehingga hasilnya akan optimum baik produksi maupun mutu hasil serta akan meningkatkan efisiensi pemupukan, serta menghindari pencemaran lingkungan. “Sesuai peran BPP sebagai pusat pembelajaran, BPP Gumukmas juga telah melakukan pembinaan kepada para penyuluh Swadaya dalam menerapkan budidaya kedelai dengan baik,” ujar Murdoso.
BPP Gumukmas membawahi tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Gumukmas, Jombang dan Kencong. Aktivitas saat ini penyuluh bersama petani sedang mempersiapkan pendampingan petani untuk MK II (petani tanam jagung) di Desa Keting Kecamatan Jombang dengan luas areal sawah 99 ha dan tegal 40 ha, milik anggota Poktan Tani Rukun yang beranggotakan 126 orang.
Kegiatan ini telah diawali dengan kegiatan pendampingan penyusunan e-RDKK dan pendampingan penyaluran kartu tani. Pada bulan September ini, BPP Gumukmas bersama tim Dinas Pertanian Hortikultura Provinsi Jawa Timur, sedang aktif mempersiapkan kegiatan pelatihan Climate Smart Agriculture CSA) SIMURP bagi 24 orang petani daerah irigasi lokasi SIMURP yang akan berlangsung pada tanggal 7-9 September 2020.
“BPP Gumukmas salahsatu BPP yang mendapat penguatan SDM melalui kegiatan pelatihan pertanian cerdas iklim (Climate Smart Agriculture/CSA) juga mendapat penguatan sarana teknologi informasi dengan maksud agar BPP Gumukmas dapat berfungsi dengan maksimal sebagai pusat data dan informasi yang mampu terkoneksi dengan ruang Agriculural War Room (AWR) Kementerian Pertanian yang dapat dipantau langsung oleh Menteri Pertanian,” terang Murdoso lagi.
Dengan bimbingan teknologi dari BPTP Jawa Timur, BPP Gumukmas akan terus melakukan kegiatan penyuluhan dan bimbingan langsung ke lapangan di mulai dari penyusunan e-RDKK, pemanfaatan kartu tani, penerapan pupuk berimbang, pertanian cerdas iklim, penguatan kelembagaan petani yang berkembang menjadi Kelembagaan Ekonomi Petani berupa Badan Usaha Milik Petani (BUMP) berupa Koperasi atau Perseroan Terbatas atau lainnya.
BPP Gumukmas juga aktif melakukan pembinaan pada kelompok tani atau kelompok wanita tani bahkan petani muda/milenial, untuk menggarap pekarangan rumah mereka yang dapat dilakukan dengan beternak ayam, kambing, tanaman toga, dan kolam ikan.
Sedangkan di lahan sawah, aktif berkonsultasi dengan BPTP agar mendapat inovasi teknologi terbaru dalam budidaya pertanian khususnya padi, jagung dan kedelai dan budidaya peternakan dan perikanan air tawar.
“Sesuai peran BPP sebagai tempat pembelajaran dan konsultasi agribisnis, tak jarang petani datang untuk belajar atau berkonsultasi terkait pengolahan limbah pertanian dan limbah ternak. Belajar bagaimana cara petani memenuhi kebutuhan saprodi dengan memanfaatkan segala sumberdaya yang ada,” terang Murdoso.
Sebagai pusat pembelajaran, peran BPP sudah tidak diragukan lagi karena inovasi teknologi sudah dan akan selalu dicoba dalam bentuk percontohan tentunya akan berdampak positif pada petani sekitar dan diharapkan dapat merubah perilaku para petani dalam menerapkan teknologi sehingga yang menjadi tujuan pembangunan pertanian paertanian mandiri, maju dan modern bisa terwujud. (SP/NF)
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kostratani dibuat untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran BPP. Utamanya dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Sebagai tempat pusat data dan informasi, BPP Kostratani dapat digunakan sebagai sarana memantau perkembangan pertanian di daerah melalui koneksitas antara BPP dengan AWR Kementerian Pertanian.
“Kementerian Pertanian berkomitmen dalam menghadapi Era New Normal akan terus mendorong produksi dan produktivitas pangan sehingga 267 juta masyarakat Indonesia tidak kelaparan, dengan meningkatnya produksi dan produktivitas sekaligus ini akan meningkatkan pedapatan dan kesejahteraan petani,” tutur Mentan SYL, Senin (7/9/2020).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengambangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, memberikan apresiasi kepada penyuluh dan petani di seluruh Indonesia, termasuk BPP Gumukmas Kabupaten Jember, sebagai lokasi SIMURP telah mendukung transformasi BPP Menjadi Kostratani.
“Kostratani merupakan penguatan peran dan fungsi BPP yang berbasis Teknologi Informasi serta BPP yang mampu memberikan contoh dalam penerapan pertanian cerdas iklim (CSA) tentunya membutuhkan SDM yang berkualitas. Dengan melatih kelompok tani, tentunya menjadi sangat strategis sebagai sarana untuk memberdayakan petani dalam mengatasi dampak perubahan iklim, penguasaan teknologi ramah lingkungan serta persaingan global yang tdak dapat dihindari lagi,” tuturnya.
Dedi Nursyamsi mengatakan, dengan kemajuan teknologi, saat ini petani dapat memanfatkan teknologi tepat guna khususnya dalam pemanfaatan alat tanam padi menggunakan mesin transplanter, alat panen dengan combine hardvester, mesin pengolah lahan berupa traktor roda 2 dan roda 4.“Yang hasilnya tentu lebih efektif dan efisien, sehingga petani yang telah dilatih dapat menularkan pada petani lainnya,” ujarnya.
Kegiatan BPP Kostrtani Gumukmas dibawah Koordinator penyuluh pertanian Murdoso Mulyo, dan salah satu penyuluh Yulik Musiati, tetap aktif bersama petugas pengamat hama tanaman (OPT) Gunawan. Mereka melakukan kegiatan penyuluhan dengan memberdayakan petani dalam menanggulangi hama tikus yang ramah lingkungan bersama masyarakat dengan membuat rumah burung hantu (RUBUHA).
Selain itu penyuluh juga aktif melakukan kegiatan sosialisasi pupuk berimbang pada tanaman agar petani dalam pemberian pupuk sesuai kebutuhan esensial tanah yang seimbang sesuai kebutuhan tanaman sehingga hasilnya akan optimum baik produksi maupun mutu hasil serta akan meningkatkan efisiensi pemupukan, serta menghindari pencemaran lingkungan. “Sesuai peran BPP sebagai pusat pembelajaran, BPP Gumukmas juga telah melakukan pembinaan kepada para penyuluh Swadaya dalam menerapkan budidaya kedelai dengan baik,” ujar Murdoso.
BPP Gumukmas membawahi tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Gumukmas, Jombang dan Kencong. Aktivitas saat ini penyuluh bersama petani sedang mempersiapkan pendampingan petani untuk MK II (petani tanam jagung) di Desa Keting Kecamatan Jombang dengan luas areal sawah 99 ha dan tegal 40 ha, milik anggota Poktan Tani Rukun yang beranggotakan 126 orang.
Kegiatan ini telah diawali dengan kegiatan pendampingan penyusunan e-RDKK dan pendampingan penyaluran kartu tani. Pada bulan September ini, BPP Gumukmas bersama tim Dinas Pertanian Hortikultura Provinsi Jawa Timur, sedang aktif mempersiapkan kegiatan pelatihan Climate Smart Agriculture CSA) SIMURP bagi 24 orang petani daerah irigasi lokasi SIMURP yang akan berlangsung pada tanggal 7-9 September 2020.
“BPP Gumukmas salahsatu BPP yang mendapat penguatan SDM melalui kegiatan pelatihan pertanian cerdas iklim (Climate Smart Agriculture/CSA) juga mendapat penguatan sarana teknologi informasi dengan maksud agar BPP Gumukmas dapat berfungsi dengan maksimal sebagai pusat data dan informasi yang mampu terkoneksi dengan ruang Agriculural War Room (AWR) Kementerian Pertanian yang dapat dipantau langsung oleh Menteri Pertanian,” terang Murdoso lagi.
Dengan bimbingan teknologi dari BPTP Jawa Timur, BPP Gumukmas akan terus melakukan kegiatan penyuluhan dan bimbingan langsung ke lapangan di mulai dari penyusunan e-RDKK, pemanfaatan kartu tani, penerapan pupuk berimbang, pertanian cerdas iklim, penguatan kelembagaan petani yang berkembang menjadi Kelembagaan Ekonomi Petani berupa Badan Usaha Milik Petani (BUMP) berupa Koperasi atau Perseroan Terbatas atau lainnya.
BPP Gumukmas juga aktif melakukan pembinaan pada kelompok tani atau kelompok wanita tani bahkan petani muda/milenial, untuk menggarap pekarangan rumah mereka yang dapat dilakukan dengan beternak ayam, kambing, tanaman toga, dan kolam ikan.
Sedangkan di lahan sawah, aktif berkonsultasi dengan BPTP agar mendapat inovasi teknologi terbaru dalam budidaya pertanian khususnya padi, jagung dan kedelai dan budidaya peternakan dan perikanan air tawar.
“Sesuai peran BPP sebagai tempat pembelajaran dan konsultasi agribisnis, tak jarang petani datang untuk belajar atau berkonsultasi terkait pengolahan limbah pertanian dan limbah ternak. Belajar bagaimana cara petani memenuhi kebutuhan saprodi dengan memanfaatkan segala sumberdaya yang ada,” terang Murdoso.
Sebagai pusat pembelajaran, peran BPP sudah tidak diragukan lagi karena inovasi teknologi sudah dan akan selalu dicoba dalam bentuk percontohan tentunya akan berdampak positif pada petani sekitar dan diharapkan dapat merubah perilaku para petani dalam menerapkan teknologi sehingga yang menjadi tujuan pembangunan pertanian paertanian mandiri, maju dan modern bisa terwujud. (SP/NF)
(alf)