Bahas Kelanjutan Obat Covid-19, IDI dan IAI Temui Kasad

Jum'at, 04 September 2020 - 13:24 WIB
loading...
Bahas Kelanjutan Obat...
Bahas Kelanjutan Obat Covid-19, IDI dan IAI Temui Kasad
A A A
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa menerima pemaparan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) terkait pengajuan kerja sama penanganan Covid-19 di Indonesia. Pertemuan tersebut juga dihadiri Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, dan Universitas Airlangga.⁣

IDI akan melakukan riset penelitian pemberian obat pengencer darah kepada pasien Covid-19. Berdasarkan paparan IDI, disebutkan bahwa mayoritas pasien Covid-19 yang meninggal dunia dikarenakan penyumbatan pada organ vital, terutama di paru-paru.⁣ (Baca juga: Enam Bulan Berlalu, Pandemi Covid-19 Belum Terkendali)

“Pasien yang meninggal karena Covid-19 kalau dilakukan otopsi ternyata di paru-paru tersumbat bekuan darah, dan mengapa paling banyak di paru-paru? Karena reseptor masuknya Covid-19 itu lebih banyak di paru-paru,” ungjap tim peneliti IDI dr. Prasetyo dalam video yang diunggah oleh TNI AD, Jumat (4/9/2020). (Baca juga: BPOM Dukung Pengembangan Obat dan Vaksin Covid-19 di Negara-Negara OKI)

Dalam penelitian tersebut, bilamana ada pasien positif Covid-19 yang mengalami gangguan pembekuan darah, maka akan diberikan obat Heparin. Serta, dilakukan pemantauan setiap dua hari sekali selama 14 hari. (Baca juga: Rumah Tangga Jadi Klaster Covid-19, Wisma Atlet Disiapkan untuk Isolasi Mandiri)

"Populasi penelitian adalah populasi pasien-pasien yang dirawat di RS milik TNI AD periode bulan September hingga Oktober. Bisa pasien yang sudah terkonfirmasi Covid-19 atau yang menunggu hasil Swab PCR,” ungkapnya.

Jenderal TNI Andika Perkasa juga menerima penjelasan dari IAI tentang pengajuan kerja sama di bidang pendidikan yang dilakukan untuk pengembangan profesi apoteker spesialis radio farmasi. Tujuannya, mendukung pengembangan instalasi kedokteran nuklir RSPAD.

Selain itu, pihak IAI dan TNI AD juga hendak melakukan kerja sama pengembangan konsentrasi farmasi militer yang dikhususkan dari Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani).

Wakil Ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Keri Lestari juga menjelaskan terkait riset uji klinis. Setidaknya, uji klinis akan ada dua tahap. Pertama, uji klinis terhadap kina yang sudah ada pada proses akhir yaitu ethical clearance di Litbangkes Kemenkes dan juga sudah mendapatkan izin dari PPUK dari BPOM.

Sedangkan untuk uji klinis Herbal Imunomodulator masih dalam proses melengkapi kembali beberapa dokumen.

"Jika pengembangan mobile laboratorium PCR dipicu kejadian di Secapa karena banyak sekali sejawat TNI dan Polri yang berhadapan dengan masyarakat tanpa APD. Sehingga, konsep pengendalian pandemi untuk para anggota melalui biosurveillance yang kuat maka yang kita kembangkan adalah sistem mobile lab untuk test, trace, and treatment,” ungkap Keri.

Kasad menyambut baik paparan IDI dan niatan kerja sama IAI. Menurutnya, hal itu harus segera mendapat tindak lanjut, karena itu merupakan solusi alternatif yang bisa dilakukan dalam penanganan pandemi Covid-19.⁣

"Terimakasih Prof Keri dan dr. Prasetyo, ini pasti kita akan segera tindaklanjuti supaya memang solusi-solusi alternatif semakin banyak. Ini segera," tandas Andika.
(nbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1065 seconds (0.1#10.140)