Urgensi, Konsepsi dan Implementasi Benteng Pertahanan IKN
loading...
A
A
A
baca juga: BIN Komitmen Perkuat Pertahanan dan Keamanan IKN
Beberapa waktu lalu, TNI AD menghebohkan masyarakat di Kalimantan Timur terkait pengiriman sembilan tank medium Harimau ke Batalyon Kavaleri 13/Satya Lembuswana yang bermarkas di Tenggarong. Kesatuan di bawah Kodam VI/Mulawarman ini merupakan penerima pertama tank hasil kerja sama dengan Turki tersebut.
Paling krusial, Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan telah menyiapkan Armed 18/Buritkang Tenggarong yang direncanakan menjadi markas Rudal Indonesian Tactical Ballistic Missile (ITBM-600). Diagendakan, rudal tercanggih di ASEAN dengan jangkau 280 km inibaru akan didatangkan dari Turki di awal tahun 2025. Untuk diketahui, ITBM-600 merupakan nama lain rudal KHAN yang akan diadopsi Indonesia menjadi rudal nasional melalui transfer of technology (ToT).
Adapun TNI AU akan menggeser Skadron 17 dan Skadron 45 ke wilayah IKN untuk mendukung mobilitas Presiden dan Wakil Presiden. Sebagai pelengkap, TNI AU juga akan membentuk pemandu sektor udara. Sesuai program MEF 2019-2024, direncanakan pula pembangunan skadron tempur baru di IKN, bersama dengan pembanguan lima skadron tempur lainnya seluruh penjuru Tanah Air.
Untuk mengamankan wilayah udara IKN, TNI AU juga bakal menempatkan radar Ground Control Interception (GCI) GM-403 buatan Thales dari Prancis bekerja sama dengan PT Len Industri (Persero) yang dijadwalkan terpasang pada 2026, dan radar Retia buatan Ceko. Rencananya, radar tidak ditempatkan di IKN, tapi di sekitar kawasan IKN, sehingga bisa mem-back up pengamanan wilayah udara di sekitar IKN.
Selain radar, TNI AU juga akan mengerahkan pesawat dan air defense weapon. Di sela pameran alutsista yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada April 2024, Indonesia telah membuat kesepakatan kerja sama dengan Turki untuk mengakuisisi sistem pertahanan udara Hisar O. Rudal buatan Roketsan itu merupakan sistem pertahanan udara yang dibutuhkan untuk melindungi berbagai aset strategis suatu negara.
Rudal yang sudah mendapat istilah Indonesia, Trisula, memiliki kemampuan menetralisir serangan pesawat sayap putar dan tetap, rudal jelajah, rudal udara ke darat, dan kendaraan udara tak berawak. Sangat mungkin Hisar O yang memiliki jangkauan intersepsi mencapai 20-25 km dan bisa mencapai ketinggian 10 km dioreintasikan mengamankan IKN.
Pada Januari 2024 lalu, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menerima paparan sistem pertahanan udara (hanud) dari Komandan Komando Sektor (Dankosek) IKN Marsma TNI Abdul Haris tentang sistem hanud Indonesia Archipelagic Air Defense System (IAADS) Cakra, yang merupakan sistem pertahanan udara terintegrasi dan tersebar di semua wilayah NKRI (bukan hanya di IKN). Cakra memiliki kemampuan mendeteksi, melacak dan menetralisir ancaman melalui komponen berupa integrated air defense system, electronic warfare cyber and space, maritim air-land platform integration, serta regulated fly zone.
Sedangkan untuk matra laut, TNI AL sejak Januari 2024 sudah mulai pembangunan infrastuktur yang dibutuhkan untuk meningkatkan status Lanal TNI AL Balikpapan menjadi Komando Daerah Maritim (Kodamar) TNI AL, tepatnya di Dermaga Melawai.Peningkatan status dilakukan karena secara geografis Lanal Balikpapan berhadapan langsung dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang merupakan wilayah perairan terbuka, hingga diperlukan peran aktif TNI AL memantau kapal-kapal yang melintas.
TNI juga berencana menggelar coastal defence atau sistem pertahanan pantai untuk mengamankan IKN. Rencana akuisisi alutsista ini rencananya dimasukkan dalam daftar belanja prioritas alutsista dalam rencana strategis (Renstra) 2024-2029. Dengan keberadaan rudal pertahanan pantai, TNI memiliki kapasitas menghalau serangan dari laut sebelum masuk ke wilayah daratan.
Beberapa waktu lalu, TNI AD menghebohkan masyarakat di Kalimantan Timur terkait pengiriman sembilan tank medium Harimau ke Batalyon Kavaleri 13/Satya Lembuswana yang bermarkas di Tenggarong. Kesatuan di bawah Kodam VI/Mulawarman ini merupakan penerima pertama tank hasil kerja sama dengan Turki tersebut.
Paling krusial, Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan telah menyiapkan Armed 18/Buritkang Tenggarong yang direncanakan menjadi markas Rudal Indonesian Tactical Ballistic Missile (ITBM-600). Diagendakan, rudal tercanggih di ASEAN dengan jangkau 280 km inibaru akan didatangkan dari Turki di awal tahun 2025. Untuk diketahui, ITBM-600 merupakan nama lain rudal KHAN yang akan diadopsi Indonesia menjadi rudal nasional melalui transfer of technology (ToT).
Adapun TNI AU akan menggeser Skadron 17 dan Skadron 45 ke wilayah IKN untuk mendukung mobilitas Presiden dan Wakil Presiden. Sebagai pelengkap, TNI AU juga akan membentuk pemandu sektor udara. Sesuai program MEF 2019-2024, direncanakan pula pembangunan skadron tempur baru di IKN, bersama dengan pembanguan lima skadron tempur lainnya seluruh penjuru Tanah Air.
Untuk mengamankan wilayah udara IKN, TNI AU juga bakal menempatkan radar Ground Control Interception (GCI) GM-403 buatan Thales dari Prancis bekerja sama dengan PT Len Industri (Persero) yang dijadwalkan terpasang pada 2026, dan radar Retia buatan Ceko. Rencananya, radar tidak ditempatkan di IKN, tapi di sekitar kawasan IKN, sehingga bisa mem-back up pengamanan wilayah udara di sekitar IKN.
Selain radar, TNI AU juga akan mengerahkan pesawat dan air defense weapon. Di sela pameran alutsista yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada April 2024, Indonesia telah membuat kesepakatan kerja sama dengan Turki untuk mengakuisisi sistem pertahanan udara Hisar O. Rudal buatan Roketsan itu merupakan sistem pertahanan udara yang dibutuhkan untuk melindungi berbagai aset strategis suatu negara.
Rudal yang sudah mendapat istilah Indonesia, Trisula, memiliki kemampuan menetralisir serangan pesawat sayap putar dan tetap, rudal jelajah, rudal udara ke darat, dan kendaraan udara tak berawak. Sangat mungkin Hisar O yang memiliki jangkauan intersepsi mencapai 20-25 km dan bisa mencapai ketinggian 10 km dioreintasikan mengamankan IKN.
Pada Januari 2024 lalu, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menerima paparan sistem pertahanan udara (hanud) dari Komandan Komando Sektor (Dankosek) IKN Marsma TNI Abdul Haris tentang sistem hanud Indonesia Archipelagic Air Defense System (IAADS) Cakra, yang merupakan sistem pertahanan udara terintegrasi dan tersebar di semua wilayah NKRI (bukan hanya di IKN). Cakra memiliki kemampuan mendeteksi, melacak dan menetralisir ancaman melalui komponen berupa integrated air defense system, electronic warfare cyber and space, maritim air-land platform integration, serta regulated fly zone.
Sedangkan untuk matra laut, TNI AL sejak Januari 2024 sudah mulai pembangunan infrastuktur yang dibutuhkan untuk meningkatkan status Lanal TNI AL Balikpapan menjadi Komando Daerah Maritim (Kodamar) TNI AL, tepatnya di Dermaga Melawai.Peningkatan status dilakukan karena secara geografis Lanal Balikpapan berhadapan langsung dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang merupakan wilayah perairan terbuka, hingga diperlukan peran aktif TNI AL memantau kapal-kapal yang melintas.
TNI juga berencana menggelar coastal defence atau sistem pertahanan pantai untuk mengamankan IKN. Rencana akuisisi alutsista ini rencananya dimasukkan dalam daftar belanja prioritas alutsista dalam rencana strategis (Renstra) 2024-2029. Dengan keberadaan rudal pertahanan pantai, TNI memiliki kapasitas menghalau serangan dari laut sebelum masuk ke wilayah daratan.