Megawati Usul KPU Kembali Pakai Sistem Pemilu Proporsional Tertutup
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri mengusulkan agar pemilu kembali pada sistem proporsional tertutup . Dia menilai sistem pemilu proporsional tertutup akan memiliki kualitas karena telah digodok oleh partai.
Hal itu disampaikan Presiden ke-5 RI dalam pidato kebangsaan di acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Perindo, di Jakarta Concert Hall, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).
"Mohon beribu maaf tolonglah saya itu ke KPU udah dari kapan minta jangan, proporsional terbuka," ujar Megawati.
Sistem proporsional tertutup yakni setiap partai menyajikan daftar kandidat dengan jumlah yang lebih dibandingkan jumlah kursi yang dialokasikan untuk satu daerah pemilihan atau dapil. Kemudian hanya akan memilih partai, bukan memilih dengan daftar calon secara terbuka.
Megawati menilai sistem ini membuat caleg yang terpilih lebih berkualitas. Pasalnya, sudah lebih dulu dikurasi oleh partai.
“Untuk ada bicara di DPR tapi punya kualitas ini keadaan perpolitikan partai kita. Jadi bok dipikirkan gitu loh bukan hanya untuk jadi saja, harus punya kualitas,” jelasnya.
Sementara itu sistem proporsional terbuka yang berlaku saat ini, Megawati justru menilai para kader malah berlomba-lomba menggelontorkan dana agar bisa terpilih.
“Nah, akibatnya juga kan apa, dengan susunan itu maka yang punya duit banyak biar nomor katakan 6 atau 8 kalau ada duit, ada ini nah bisa menang,” tuturnya.
Lihat Juga: PDIP Cium Aroma Politisasi di Balik Penetapan Tersangka Hasto, Singgung Pemecatan Jokowi
Hal itu disampaikan Presiden ke-5 RI dalam pidato kebangsaan di acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Perindo, di Jakarta Concert Hall, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).
Baca Juga
"Mohon beribu maaf tolonglah saya itu ke KPU udah dari kapan minta jangan, proporsional terbuka," ujar Megawati.
Sistem proporsional tertutup yakni setiap partai menyajikan daftar kandidat dengan jumlah yang lebih dibandingkan jumlah kursi yang dialokasikan untuk satu daerah pemilihan atau dapil. Kemudian hanya akan memilih partai, bukan memilih dengan daftar calon secara terbuka.
Megawati menilai sistem ini membuat caleg yang terpilih lebih berkualitas. Pasalnya, sudah lebih dulu dikurasi oleh partai.
“Untuk ada bicara di DPR tapi punya kualitas ini keadaan perpolitikan partai kita. Jadi bok dipikirkan gitu loh bukan hanya untuk jadi saja, harus punya kualitas,” jelasnya.
Sementara itu sistem proporsional terbuka yang berlaku saat ini, Megawati justru menilai para kader malah berlomba-lomba menggelontorkan dana agar bisa terpilih.
“Nah, akibatnya juga kan apa, dengan susunan itu maka yang punya duit banyak biar nomor katakan 6 atau 8 kalau ada duit, ada ini nah bisa menang,” tuturnya.
Lihat Juga: PDIP Cium Aroma Politisasi di Balik Penetapan Tersangka Hasto, Singgung Pemecatan Jokowi
(kri)