APBN dan Janji Politik

Selasa, 25 Juni 2024 - 12:36 WIB
loading...
A A A
Berbagai opsi perlu diajukan untuk mendiversifikasi sumber penerimaan negara, mulai dari reformasi pajak hingga penerapan cukai baru untuk produk tertentu yang dapat menghasilkan pendapatan yang signifikan. Selain itu, pengelolaan sumber daya alam yang efektif juga dapat menjadi bagian dari strategi untuk meningkatkan penerimaan negara.

Komponen APBN lain yang penting adalah pembiayaan. Pembiayaan merupakan sumber pembiayaan, di saat penerimaan negara mengalami tekanan, yang juga harus dikelola dengan cermat. Oleh karenanya, pemerintah harus memastikan bahwa sumber pembiayaan yang dipilih tidak hanya mencukupi kebutuhan anggaran, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang.

Pembiayaan yang dipilih harus sejalan dengan kebijakan fiskal yang berkelanjutan, pruden, serta sektor yang dibiayai dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Melalui manajemen yang ketat dan strategi yang tepat dalam pengelolaan pembiayaan, pemerintah dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depan yang lebih stabil dan berkelanjutan. Selanjutnya, sisi lain dalam pengelolaan APBN adalah sisi belanja. Penting bagi APBN untuk mengadopsi janji politik calon presiden yang terpilih dalam sisi belanja.

Secara konsepsi, seluruh komponen belanja APBN harus berasal dari RPJMN dan RKP pemerintah yang sedang berkuasa. Karena Presiden terpilih 2024-2029 akan dilantik pada sekitar bulan Oktober, maka APBN 2025 memerlukan transisi atau pembicaraan yang mampu menangkap program presiden terpilih walaupun dalam beberapa isu belum masuk dalam RKP.

Sangat penting dalam proses saat ini, Kementerian Keuangan dan Bappenas untuk terus berkoordinasi selain penyiapan program presiden terpilih dengan menerjemahkan janji politik dalam bahasa perencanaan serta pendanaan yang diperlukan. Penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara kebijakan publik yang dijanjikan dan keuangan negara yang stabil guna mencegah tekanan fiskal yang dapat menimbulkan gejolak ekonomi.

Tatkala pemerintah berkomitmen untuk mengimplementasikan program-program baru atau meningkatkan layanan publik, pemerintah juga harus mempertimbangkan secara hati-hati dampaknya terhadap anggaran dan berpotensi menciptakan defisit yang tidak terkendali. Oleh sebab itu, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan publik menjadi krusial untuk membangun kepercayaan masyarakat dan menghindari ketidakpastian ekonomi yang tidak diinginkan.

Melalui kepatuhan pada prinsip-prinsip manajemen yang ketat dan mengintegrasikan pertimbangan fiskal yang mendalam dalam setiap keputusan politik, pemerintah dapat mengelola tantangan fiskal dengan efektif dan memberikan kepastian yang diperlukan bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

Melalui penerapan praktik belanja yang transparan, akuntabel, dan efisien, masyarakat dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan oleh pemerintah memberikan manfaat yang nyata dan berkelanjutan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Semoga.
(poe)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0859 seconds (0.1#10.140)