Fenomena Mau Cepat Kaya Jadi Alasan Maraknya Judi Online
loading...
A
A
A
JAKARTA - Judi online (judol) menjadi momok bagi generasi muda Indonesia, karena dapat menyebabkan tindakan kriminal, hingga bertambahnya kasus bunuh diri. Hal ini dikatakan oleh psikolog keluarga, Muhammad Iqbal.
Menurutnyam judi online yang terus berkembang di Indonesia, karena banyak masyarakat yang ingin kaya raya dengan cara cepat.
"Saya kira para pemilik judi ini mengetahui betul bagaimana kebutuhan masyarakat, khususnya di negara berkembang , itu orang pengen instan, budaya instan," kata Iqbal dalam Podcast Polemik Trijaya bertajuk 'Mati Melarat Karena Judi', Sabtu (15/6/2024).
Iqbal menjelaskan, angka pengangguran dan kemiskinan juga mendorong masyarakat terjerat judol. Dengan harapan, terbebas dari ekonomi yang sulit.
"Apalagi tingginya angka pengangguran, kemiskinan, jadi sehingga orang-orang itu (pemilik judol) mengetahui kebutuhan, 'pengen kaya instan', itu kata kuncinya," ucapnya.
Terlebih, kata Iqbal, saat ini iklan judi online tersebar luas di berbagai platform media sosial, sehingga masyarakat bisa dengan mudah mengaksesnya.
"Penyakit masyarakat sekarang beralih, kalau dulu misalnya pelaku prostitusi itu mangkal di taman, sekarang di online. Demikian juga dengan hudi ini, kalau dulu sabung ayam harus datang ke sebuah tempat, ada lapaknya, sekarang mereka lagi rapat pun bisa main," katanya.
Iqbal menegaskan, hal ini yang menjadi pekerjaan rumah dan perhatian pemerintah, untuk mengawasi era digitalisasi.
Lihat Juga: 7 Ungkapan Budi Arie yang Menggelitik, Eks Menkominfo yang Baru Diperiksa Kortas Tipikor Polri
Menurutnyam judi online yang terus berkembang di Indonesia, karena banyak masyarakat yang ingin kaya raya dengan cara cepat.
"Saya kira para pemilik judi ini mengetahui betul bagaimana kebutuhan masyarakat, khususnya di negara berkembang , itu orang pengen instan, budaya instan," kata Iqbal dalam Podcast Polemik Trijaya bertajuk 'Mati Melarat Karena Judi', Sabtu (15/6/2024).
Iqbal menjelaskan, angka pengangguran dan kemiskinan juga mendorong masyarakat terjerat judol. Dengan harapan, terbebas dari ekonomi yang sulit.
"Apalagi tingginya angka pengangguran, kemiskinan, jadi sehingga orang-orang itu (pemilik judol) mengetahui kebutuhan, 'pengen kaya instan', itu kata kuncinya," ucapnya.
Terlebih, kata Iqbal, saat ini iklan judi online tersebar luas di berbagai platform media sosial, sehingga masyarakat bisa dengan mudah mengaksesnya.
"Penyakit masyarakat sekarang beralih, kalau dulu misalnya pelaku prostitusi itu mangkal di taman, sekarang di online. Demikian juga dengan hudi ini, kalau dulu sabung ayam harus datang ke sebuah tempat, ada lapaknya, sekarang mereka lagi rapat pun bisa main," katanya.
Iqbal menegaskan, hal ini yang menjadi pekerjaan rumah dan perhatian pemerintah, untuk mengawasi era digitalisasi.
Lihat Juga: 7 Ungkapan Budi Arie yang Menggelitik, Eks Menkominfo yang Baru Diperiksa Kortas Tipikor Polri
(maf)