Berawal dari Pelatihan, Kini Menjadi Inspirator Kemandirian
loading...
A
A
A
Dia memilih tidak menggeluti usaha pembuatan kuliner jamur dan nugget ini dengan serius. "Saya lebih terfokus pada pekerjaan menjahit," katanya.
Siyamiyati tak sempat membuka usaha sampingan pembuatan jamur krispi dan nugget. "Selain itu, rumah saya dengan anggota yang lain paling jauh dari Rewulu," ucapnya.
Ibu empat anak ini punya cara lain untuk memanfaatkan hasil pelatihan dari Pertamina Patra Niaga, yakni mengajarkannya kembali kepada para tetangga. "Ilmu ini saya tularkan ke ibu-ibu anggota PKK. Kok alhamdulillah, ibu-ibu tertarik untuk bikin," katanya.
Dari sini, kemandirian terbangun di lingkungan Siyamiyati. Para anggota PKK itu mampu berinovasi. "Mereka membuat nugget daging dan nugget dari singkong. Jadi seperti combro, makanan tradisional Jawa, tapi tanpa tempe. Luarnya dibikin seperti nugget, ditusuk dengan stik es krim an laku dijual seribu rupiah per biji," katanya.
Dia pun merasa bangga, hasil pelatihan Pertamina Patra Niaga yang diperolehnya bisa bermanfaat bagi lingkungannya. "Saya senang bermanfaat bagi orang lain, ada rasa kepuasan di hati, walau saya sendiri belum menghasilkan keuntungan finansial. Tapi saya senang berbagi ilmu, dan sudah kelihatan hasilnya. Ibu-ibu lain meniru," katanya.
Pelatihan Pertamina Patra Niaga ini tetap bisa menginspirasi, karena tak hanya berhenti pada acara seremonial. "Biasanya kan di tempat lain setelah pelatihan tidak ada apa-apa. Tapi kami benar-benar termotivasi karena selalu dimonitor melalui grup WA. Bahkan Pertamina Patra Niaga siap memberikan kompensasi berupa imbal balik uang bagi hasil kerajinan sulam ibu-ibu peserta pelatihan," kata Mutmainah.
Semua bahan sulam berasal dari Pertamina Patra Niaga. Mutmainah dan peserta kursus silam tinggal mengerjakan. "Ada yang mengumpulkan beberapa selendang dan kalung dihargai dengan nominal hampir Rp1 juta. Ini tentu membuat ibu-ibu bersemangat dan termotivasi menyelesaikan tugas yang diberikan," kata Mutmainah.
Pertamina Patra Niaga sebenarnya memesan buah tangan (souvenir) bahan sulam untuk kenang-kenangan bagi para tamu acara perayaan ulang tahun perusahaan. Namun pandemi Covid-19 membuat rencana tersebut batal. Pandemi juga membuat rencana Pertamina Patra Niaga untuk mengikutsertakan karya Mutmainah dan peserta pelatihan sulam dalam pameran tertunda.
Menurut Manager Corporate Communications & CSR Pertamina Patra Niaga Ayulia mengatakan, perusahaan percaya UMKM adalah penggerak perekonomian rakyat, dan dengan UMKM yang tangguh, maka perekonomian Indonesia pun akan kuat.
Ayulia mengatakan, dana tanggung jawab sosial (CSR) Pertamina Patra Niaga memang didesain untuk membantu pengembangan UMKM di Indonesia.
Siyamiyati tak sempat membuka usaha sampingan pembuatan jamur krispi dan nugget. "Selain itu, rumah saya dengan anggota yang lain paling jauh dari Rewulu," ucapnya.
Ibu empat anak ini punya cara lain untuk memanfaatkan hasil pelatihan dari Pertamina Patra Niaga, yakni mengajarkannya kembali kepada para tetangga. "Ilmu ini saya tularkan ke ibu-ibu anggota PKK. Kok alhamdulillah, ibu-ibu tertarik untuk bikin," katanya.
Dari sini, kemandirian terbangun di lingkungan Siyamiyati. Para anggota PKK itu mampu berinovasi. "Mereka membuat nugget daging dan nugget dari singkong. Jadi seperti combro, makanan tradisional Jawa, tapi tanpa tempe. Luarnya dibikin seperti nugget, ditusuk dengan stik es krim an laku dijual seribu rupiah per biji," katanya.
Dia pun merasa bangga, hasil pelatihan Pertamina Patra Niaga yang diperolehnya bisa bermanfaat bagi lingkungannya. "Saya senang bermanfaat bagi orang lain, ada rasa kepuasan di hati, walau saya sendiri belum menghasilkan keuntungan finansial. Tapi saya senang berbagi ilmu, dan sudah kelihatan hasilnya. Ibu-ibu lain meniru," katanya.
Pelatihan Pertamina Patra Niaga ini tetap bisa menginspirasi, karena tak hanya berhenti pada acara seremonial. "Biasanya kan di tempat lain setelah pelatihan tidak ada apa-apa. Tapi kami benar-benar termotivasi karena selalu dimonitor melalui grup WA. Bahkan Pertamina Patra Niaga siap memberikan kompensasi berupa imbal balik uang bagi hasil kerajinan sulam ibu-ibu peserta pelatihan," kata Mutmainah.
Semua bahan sulam berasal dari Pertamina Patra Niaga. Mutmainah dan peserta kursus silam tinggal mengerjakan. "Ada yang mengumpulkan beberapa selendang dan kalung dihargai dengan nominal hampir Rp1 juta. Ini tentu membuat ibu-ibu bersemangat dan termotivasi menyelesaikan tugas yang diberikan," kata Mutmainah.
Pertamina Patra Niaga sebenarnya memesan buah tangan (souvenir) bahan sulam untuk kenang-kenangan bagi para tamu acara perayaan ulang tahun perusahaan. Namun pandemi Covid-19 membuat rencana tersebut batal. Pandemi juga membuat rencana Pertamina Patra Niaga untuk mengikutsertakan karya Mutmainah dan peserta pelatihan sulam dalam pameran tertunda.
Menurut Manager Corporate Communications & CSR Pertamina Patra Niaga Ayulia mengatakan, perusahaan percaya UMKM adalah penggerak perekonomian rakyat, dan dengan UMKM yang tangguh, maka perekonomian Indonesia pun akan kuat.
Ayulia mengatakan, dana tanggung jawab sosial (CSR) Pertamina Patra Niaga memang didesain untuk membantu pengembangan UMKM di Indonesia.