Sidang Sengketa Pilpres, Airlangga Bandingkan Bansos di Indonesia dengan Negara Lain

Jum'at, 05 April 2024 - 10:24 WIB
loading...
Sidang Sengketa Pilpres, Airlangga Bandingkan Bansos di Indonesia dengan Negara Lain
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memberikan keterangan dalam sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (5/4/2024). FOTO/TANGKAPAN LAYAR
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membandingkan pemberian bantuan sosial ( bansos ) di Indonesia dan sejumlah negara lain pada kurun waktu akhir 2023. Menurutnya, jumlah penerima bansos di Indonesia jauh lebih kecil dibanding lainnya.

"Beberapa negara, Malaysia juga memberikan bantuan keluarga 8,7 juta penerima keluarga, atau 25,4% dari total penduduk dengan anggaran setara dengan Rp25 triliun periode Januari-September 2023 dan dilanjutkan 2024 sampai dengan September," kata Airlangga Hartarto ketika memberikan keterangan dalam sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (5/4/2024).

Airlangga menambahkan, negara lainnya yaitu Filipina yang juga memberikan bantuan tunai akibat el-nino dengan nilai Rp3,47 triliun pada September 2023. "Bantuan pangan di India itu 800 juta orang Rp372 triliun dan subsidi pupuk sebesar Rp25,5 miliar," kata Airlangga.



"Singapura memberikan paket dukungan hidup untuk hampir separuh penduduk 2,5 juta (orang) mulai September 2024, Amerika serikat memberikan bantuan dalam bentuk food stamp untuk 41 juta orang dengan paket bantuan inflasi, dan juga perlindungan perlindungan dampak perubahan iklim ekstrem dengan nilai Rp835 triliun," tambahnya.

Sementara itu, untuk bansos di Indonesia sendiri diberikan pada 22 juta orang, atau 7,9% dari penduduk. Angka itu lebih rendah dari sejumlah negara yang juga memberikan bansos.

"Bansos di Indonesia misal bantuan pangan diberikan kepada 22 juta orang, atau 7,9% dari penduduk, ini lebih rendah dari Malaysia 25%, Singapura 41, dan India 55,6, dan Amerika 12,1%," katanya.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1602 seconds (0.1#10.140)