Jangan Dianggap Sepele, Korban Pelecehan Seksual Bisa Depresi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus pelecehan seksual jangan dianggap hal biasa. Sebab, psikologis sang korban yang mengalami kejadian itu akan terganggu. Dampaknya adalah stres hingga depresi, meski efek dari setiap kasus pelecehan tidak bisa digeneralisasi.
Psikolog Iswan Saputro menjelaskan, intensitas pelecehan yang dialami korban juga berpengaruh. Apalagi, dampak psikologis mereka juga erat kaitannya dengan cara korban diperlakukan lingkungan dan sebaliknya, respons korban terhadap lingkungan.
"Maka dalam kasus pelecehan seksual tidak bisa ditangani korbannya saja, melainkan juga harus ada terapi atau intervensi keluarga dan komunitas," ujarnya. (Baca: Kasus Kekerasan Seksual Tinggi, RUU PKS Diminta Tak Ditunda Lagi)
Pelecehan seksual yang dialami dapat langsung menyerang sisi psikologis korban, seperti stres atau gejala depresi lainnya, meski belum tentu terdiagnosa depresi. Gejala-gejala itu muncul seperti menyalahkan diri sendiri, nafsu makan menurun, serta gangguan tidur karena mimpi buruk seakan kejadian tersebut terulang lagi.
Iswan menambahkan, dampak lain kasus pelecehan seksual adalah kehilangan minat berinteraksi sosial. Korban merasa tidak ada lagi yang bisa dipercaya sehingga enggan untuk bersosialisasi.
Korban cenderung memiliki komunikasi yang negatif dengan diri mereka sendiri. Maka, penting sekali korban pelecehan seksual mendapat penanganan psikologis.
”Butuh pihak eksternal untuk membiasakan komunikasi pribadi itu agar tidak terus menyerang diri sendiri (negative self-talk). Karena jika hal itu terus dilakukan, gejala depresi semakin menguat," ungkap Iswan.
Jika sudah depresi dan tidak tertangani, ide untuk bunuh diri semakin besar. Korban sudah merasa tidak berharga, merasa sendiri dengan penderitaannya. Lebih parah lagi, jika pelecehannya masih terus terjadi dan korban tidak juga berani melapor. (Baca juga: Turki-Yunani Memanas, Ini Perbandingan Kekuatan Militernya)
Associate psikolog klinis di Analisa Personality Development Center (APDC) Indonesia ini menjelaskan, kalaupun pelecehan hanya dilakukan sekali, tetap bisa sangat berpengaruh untuk kehidupan masa depan korban. Hal itu karena korban sangat menjunjung nilai yang dianut. Maka, ketika sudah merasa dilecehkan, nilai itu pun dia anggap sudah dirusak.
Misalnya, bagi mereka yang menganggap bersentuhan dengan lawan jenis haram, bisa jadi ketika dilecehkan walaupun hanya sekali, akan berdampak fatal. Dia mengalami gangguan psikis karena merasa dirinya kotor dan berdosa.
Psikolog Iswan Saputro menjelaskan, intensitas pelecehan yang dialami korban juga berpengaruh. Apalagi, dampak psikologis mereka juga erat kaitannya dengan cara korban diperlakukan lingkungan dan sebaliknya, respons korban terhadap lingkungan.
"Maka dalam kasus pelecehan seksual tidak bisa ditangani korbannya saja, melainkan juga harus ada terapi atau intervensi keluarga dan komunitas," ujarnya. (Baca: Kasus Kekerasan Seksual Tinggi, RUU PKS Diminta Tak Ditunda Lagi)
Pelecehan seksual yang dialami dapat langsung menyerang sisi psikologis korban, seperti stres atau gejala depresi lainnya, meski belum tentu terdiagnosa depresi. Gejala-gejala itu muncul seperti menyalahkan diri sendiri, nafsu makan menurun, serta gangguan tidur karena mimpi buruk seakan kejadian tersebut terulang lagi.
Iswan menambahkan, dampak lain kasus pelecehan seksual adalah kehilangan minat berinteraksi sosial. Korban merasa tidak ada lagi yang bisa dipercaya sehingga enggan untuk bersosialisasi.
Korban cenderung memiliki komunikasi yang negatif dengan diri mereka sendiri. Maka, penting sekali korban pelecehan seksual mendapat penanganan psikologis.
”Butuh pihak eksternal untuk membiasakan komunikasi pribadi itu agar tidak terus menyerang diri sendiri (negative self-talk). Karena jika hal itu terus dilakukan, gejala depresi semakin menguat," ungkap Iswan.
Jika sudah depresi dan tidak tertangani, ide untuk bunuh diri semakin besar. Korban sudah merasa tidak berharga, merasa sendiri dengan penderitaannya. Lebih parah lagi, jika pelecehannya masih terus terjadi dan korban tidak juga berani melapor. (Baca juga: Turki-Yunani Memanas, Ini Perbandingan Kekuatan Militernya)
Associate psikolog klinis di Analisa Personality Development Center (APDC) Indonesia ini menjelaskan, kalaupun pelecehan hanya dilakukan sekali, tetap bisa sangat berpengaruh untuk kehidupan masa depan korban. Hal itu karena korban sangat menjunjung nilai yang dianut. Maka, ketika sudah merasa dilecehkan, nilai itu pun dia anggap sudah dirusak.
Misalnya, bagi mereka yang menganggap bersentuhan dengan lawan jenis haram, bisa jadi ketika dilecehkan walaupun hanya sekali, akan berdampak fatal. Dia mengalami gangguan psikis karena merasa dirinya kotor dan berdosa.