Website KPU Down saat Pemilu 2024, TPN Ganjar-Mahfud Sebut Ada Kejanggalan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud merasa heran atas situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang down tepat di hari pemungutan suara Pemilu 2024 pada Rabu, 14 Februari lalu. Padahal, pemanfaatan teknologi digital itu penting untuk menjamin transparansi.
"Kami heran juga kenapa kok bisa website KPU kemarin di hari pencoblosan dengan segala alasannya gitu bisa down seharian?" tanya Deputi Kanal Media TPN Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra di Medcen TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Sebagai praktisi yang bergerak di sektor fintech, Kara menilai, perusahaan swasta kerap memitigasi segala kesalahan dalam sistem teknologi. Apalagi saat hendak menggelar sebuah event besar seperti pemilu yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi.
"Kami yang bergerak di bidang teknologi tentu selalu menyiapkan, misalnya harus ada prinsip redudansi bahwa sebuah sistem itu harus bisa dibikin redundent," tutur Kara.
"Ada namanya disaster recovery protocol, pada saat misalnya kena serangan, lalu ada sistem lain yang jadi backup dan ditetapkan biasanya sebuah SLE, berapa menit atau diperbankan berapa detik, sebuah sistem itu misalnya saat dia down atau overload, lalu kemudian dia harus dialihkan ke disaster recovery sitenya, dan disaater recovery sitenya ini harus segera muncul gitu," imbuhnya.
Atas dasar itu, Kara merasa janggal saat melihat situs KPU down saat hari pemungutan suara. "Kok bisa-bisanya terjadi di sebuah sistem online milik negara, di sebuah event yang begitu penting untuk arah negara ke depan, yang sebetulnya sudah lama sekali diantisipasi oleh perusahaan-perusahaan swasta bahkan perusahaan-perusahaan di level startup yang relatif kecil," tutur Kara.
Diberitakan sebelumnya, situs KPU tak bisa diakses alias down saat hari pencoblosan. Dalam pantauan terlihat pada halaman depan situs KPU bertuliskan situs dalam website dalam pemeliharaan.
Anggota KPU Mochammad Afifuddin mengatakan banyaknya pihak yang mengakses membuat website KPU tidak bisa diakses. "Banyak pihak yang mengakses ya. Menurut informasi tadi jutaan orang mengakses terutama yang pingin mengetahui lokasi TPS," tutur Afifuddin.
"Kami heran juga kenapa kok bisa website KPU kemarin di hari pencoblosan dengan segala alasannya gitu bisa down seharian?" tanya Deputi Kanal Media TPN Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra di Medcen TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Sebagai praktisi yang bergerak di sektor fintech, Kara menilai, perusahaan swasta kerap memitigasi segala kesalahan dalam sistem teknologi. Apalagi saat hendak menggelar sebuah event besar seperti pemilu yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi.
"Kami yang bergerak di bidang teknologi tentu selalu menyiapkan, misalnya harus ada prinsip redudansi bahwa sebuah sistem itu harus bisa dibikin redundent," tutur Kara.
"Ada namanya disaster recovery protocol, pada saat misalnya kena serangan, lalu ada sistem lain yang jadi backup dan ditetapkan biasanya sebuah SLE, berapa menit atau diperbankan berapa detik, sebuah sistem itu misalnya saat dia down atau overload, lalu kemudian dia harus dialihkan ke disaster recovery sitenya, dan disaater recovery sitenya ini harus segera muncul gitu," imbuhnya.
Atas dasar itu, Kara merasa janggal saat melihat situs KPU down saat hari pemungutan suara. "Kok bisa-bisanya terjadi di sebuah sistem online milik negara, di sebuah event yang begitu penting untuk arah negara ke depan, yang sebetulnya sudah lama sekali diantisipasi oleh perusahaan-perusahaan swasta bahkan perusahaan-perusahaan di level startup yang relatif kecil," tutur Kara.
Diberitakan sebelumnya, situs KPU tak bisa diakses alias down saat hari pencoblosan. Dalam pantauan terlihat pada halaman depan situs KPU bertuliskan situs dalam website dalam pemeliharaan.
Anggota KPU Mochammad Afifuddin mengatakan banyaknya pihak yang mengakses membuat website KPU tidak bisa diakses. "Banyak pihak yang mengakses ya. Menurut informasi tadi jutaan orang mengakses terutama yang pingin mengetahui lokasi TPS," tutur Afifuddin.
(cip)