Ini Saran Atikoh Ganjar ketika Perempuan Ingin Ikut Sokong Perekonomian Keluarga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siti Atikoh Supriyanti , istri calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan salah satu emak-emak soal peran perempuan yang ingin ikut menyokong perekonomian keluarga. Pertanyaan itu disampaikan saat Atikoh Ganjar berkunjung dan berdialog dengan para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Syifaul Qulub Lil Mutaallimin di Sindanglaya, Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.
Menurut Atikoh, bagi perempuan yang ingin terlibat di dalam perekonomian, pendekatannya berbasis potensi warga itu dan lokasinya.
"Misalnya kalau potensinya pedagang, lah kebutuhannya apa dulu. Kebutuhannya apa terkait permodalan? Apakah kebutuhannya dia ingin meningkatkan kapasitas? Ingin dia melebarkan sayapnya atau ingin diversifikasi usaha misalnya pedagang kepengen ke pascapanen, dengan ikannya diolah? Nah itu berarti butuh pelatihan," kata Atikoh, Selasa (6/2/2024).
"(Prinsipnya) ini perlu diidentifikasi dulu. Mereka kepinginnya apa, karena kalau perlakuannya itu disamakan, itu belum tentu menjawab kebutuhannya," tambah Atikoh.
Yang kedua, Atikoh bercerita temuannya saat blusukan ke keluarga nelayan selama ia mendampingi Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah. Menurutnya, para perempuan di keluarga nelayan memiliki peranan penting dalam manajemen keuangan keluarga. Bagi Atikoh, para perempuan itu sangat membutuhkan pembekalan terkait kemampuan pembukuan serta analisis usaha.
Sebab kasus yang kerap terjadi, ketika keluarga nelayan sedang memiliki banyak pemasukan, di saat yang sama kontrol akan pengeluaran tak terjadi. Intinya, negara perlu memberikan pelatihan-pelatihan manajemen keuangan keluarga demikian.
"Jadi nanti ketika ada kebutuhan yang lain kita tidak akan terlalu kesulitan. Kadang kebutuhannya bertambah, tetapi kalau ada kedisiplinan kita terhadap itu, insyaAllah akan lebih mempermudah. Ibu-ibunya perlu diajari untuk manajemen keuangan," kata Atikoh.
Menurut Atikoh, bagi perempuan yang ingin terlibat di dalam perekonomian, pendekatannya berbasis potensi warga itu dan lokasinya.
"Misalnya kalau potensinya pedagang, lah kebutuhannya apa dulu. Kebutuhannya apa terkait permodalan? Apakah kebutuhannya dia ingin meningkatkan kapasitas? Ingin dia melebarkan sayapnya atau ingin diversifikasi usaha misalnya pedagang kepengen ke pascapanen, dengan ikannya diolah? Nah itu berarti butuh pelatihan," kata Atikoh, Selasa (6/2/2024).
"(Prinsipnya) ini perlu diidentifikasi dulu. Mereka kepinginnya apa, karena kalau perlakuannya itu disamakan, itu belum tentu menjawab kebutuhannya," tambah Atikoh.
Yang kedua, Atikoh bercerita temuannya saat blusukan ke keluarga nelayan selama ia mendampingi Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah. Menurutnya, para perempuan di keluarga nelayan memiliki peranan penting dalam manajemen keuangan keluarga. Bagi Atikoh, para perempuan itu sangat membutuhkan pembekalan terkait kemampuan pembukuan serta analisis usaha.
Sebab kasus yang kerap terjadi, ketika keluarga nelayan sedang memiliki banyak pemasukan, di saat yang sama kontrol akan pengeluaran tak terjadi. Intinya, negara perlu memberikan pelatihan-pelatihan manajemen keuangan keluarga demikian.
"Jadi nanti ketika ada kebutuhan yang lain kita tidak akan terlalu kesulitan. Kadang kebutuhannya bertambah, tetapi kalau ada kedisiplinan kita terhadap itu, insyaAllah akan lebih mempermudah. Ibu-ibunya perlu diajari untuk manajemen keuangan," kata Atikoh.
(abd)