Penggunaan Medsos secara Bijak Kunci Wujudkan Pemilu Damai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Media sosial (Medsos) merupakan platform yang sudah melekat erat dalam kehidupan masyarakat. Namun, penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi dan interaksi ini di Pemilu 2024 seringkali berlebihan.
Anggota Komisi I DPR RI Fadhlullah mengatakan, satu hal penting saat menggunakan media sosial adalah kestabilan emosi. Namun emosi seringkali tak terkontrol saat menggunakan media sosial, sehingga berimbas pada mengunggah pendapat yang tak beretika dan menimbulkan konflik.
Menjelang pemilihan umum seperti sekarang ini, kata Fadhlullah, warganet harus bijak dalam menentukan pilihan, salah satunya dengan bijak menggunakan media sosial.
"Kunci pemilu damai berawal dari penggunaan media sosial yang bijak," ujarnya saat acara Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras) dengan tema "Menjadi Netizen Bijak di Media Sosial” yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Jumat (2/2/2024).
Ketua DPD Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) Safaruddin mengatakan, dalam menggunakan media sosial, meski tak ada interaksi langsung masyarakat menganggap bahwa berkomentar di media sosial dapat dilakukan secara tak terbatas.
Padahal, pembaca posting lainnya juga manusia yang memiliki emosi, sehingga dibutuhkan kesadaran untuk mengingat bahwa warganet lainnya adalah manusia.
"Patuhi standar perilaku online yang sama dengan yang Anda ikuti di kehidupan nyata, seperti menghargai pendapat orang lain dan jangan melanggar hukum,” ujarnya.
Karena itu, jika terlibat dalam percakapan yang berpotensi menimbulkan konflik sebaiknya segera melakukan pengecekan dalam beberapa hal, di antaranya pahami kalimat yang ditulis. Tak hanya itu, memahami percakapan yang sedang berlangsung juga perlu dilakukan untuk menghindari salah paham.
"Lakukan pengecekan tehadap tata bahasa, karena saat ini terdapat mode menulis otomatis yang rentan timbulkan salah paham," ucapnya.
Anggota Komisi I DPR RI Fadhlullah mengatakan, satu hal penting saat menggunakan media sosial adalah kestabilan emosi. Namun emosi seringkali tak terkontrol saat menggunakan media sosial, sehingga berimbas pada mengunggah pendapat yang tak beretika dan menimbulkan konflik.
Menjelang pemilihan umum seperti sekarang ini, kata Fadhlullah, warganet harus bijak dalam menentukan pilihan, salah satunya dengan bijak menggunakan media sosial.
"Kunci pemilu damai berawal dari penggunaan media sosial yang bijak," ujarnya saat acara Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras) dengan tema "Menjadi Netizen Bijak di Media Sosial” yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Jumat (2/2/2024).
Ketua DPD Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) Safaruddin mengatakan, dalam menggunakan media sosial, meski tak ada interaksi langsung masyarakat menganggap bahwa berkomentar di media sosial dapat dilakukan secara tak terbatas.
Padahal, pembaca posting lainnya juga manusia yang memiliki emosi, sehingga dibutuhkan kesadaran untuk mengingat bahwa warganet lainnya adalah manusia.
"Patuhi standar perilaku online yang sama dengan yang Anda ikuti di kehidupan nyata, seperti menghargai pendapat orang lain dan jangan melanggar hukum,” ujarnya.
Karena itu, jika terlibat dalam percakapan yang berpotensi menimbulkan konflik sebaiknya segera melakukan pengecekan dalam beberapa hal, di antaranya pahami kalimat yang ditulis. Tak hanya itu, memahami percakapan yang sedang berlangsung juga perlu dilakukan untuk menghindari salah paham.
"Lakukan pengecekan tehadap tata bahasa, karena saat ini terdapat mode menulis otomatis yang rentan timbulkan salah paham," ucapnya.
(cip)