Menuju Indonesia Emas 2045, Kejagung Gelar Seminar Motivasi Diklat Teknis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) menggandeng Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian menjadi narasumber dan mengisi Seminar Motivasi Diklat Teknis Kejagung gelombang 1 (Personal Development Program), di Gedung Bandiklat Kejagung, Jumat 26 Januari 2024.
Pelatihan ini bukan pertama kalinya bagi Ary berkolaborasi dengan Kejaksaan Agung. Ia bersama tim ESQ dipercaya mengisi Seminar Integrity Diklat Teknis 4 batch dengan total peserta 1.000 orang eselon 3 dan 4 pada tahun 2023. Kemudian Seminar Integrity pada PPPJ 2 batch dengan total peserta hampir 700 orang jaksa baru pada tahun 2023.
Perhelatan ini dihadiri oleh Kapusdiklat Teknis Fungsional Kejaksaan Heri Jerman, Kabid Penyelenggara Pusdiklat Teknis Fungsional Kejaksaan Fris Nalle, serta peserta seminar yang hadir secara langsung sekitar 670 orang dari eselon 3 & 4 se-Indonesia.
Pada kesempatan itu, Heri Jerman memberikan apresiasi kepada Ary Ginanjar beserta tim dari ESQ karena turut menyukseskan acara tersebut.
"Moment yang dibawakan oleh Pak Ary ini penuh dengan semangat dan berjalan sukses. Dengan kehadiran Bapak Ary Ginanjar yang sudah memberikan semangat kepada insan Adhyaksa tentu ini kita harapkan membawa perubahan yang lebih baik pada intuitif kejaksaan," ujar Heri.
"Utamanya kita harus mempersiapkan insan Kejaksaan, insan Adhyaksa di tahun 2045 menuju Indonesia Emas. Sehingga diharapkan bisa membawa perubahan dimulai dari detik ini," tambahnya.
Kemudian, Fris mengatakan bahwa yang diharapkan kepada seluruh peserta diklat periode 2024 gelombang pertama ini akan menjadi pemimpin masa depan yang berpikir dan berlandaskan pada hati nurani.
"Yang mana tadi telah disampaikan bahwa jaksa-jaksa yang diharapkan adalah jaksa yang mengutamakan sifat grand why-nya," ungkapnya.
Sementara pada kesempatan itu Ary Ginanjar menyampaikan, salah satu output dari agenda kali ini adalah melahirkan para jaksa yang sukses, semangat dan bahagia dengan 4 rumus. 4 rumus itu adalah Managing Energy, Find your grand why, TalentDNA, Growth Mindset.
"Saya di sini ingin melihat anda bisa memanage energi dengan gerak, kata-kata, dan fokus kepada hal positif. Saya ingin melihat bahwa anda menemukan grand why hari ini. Jaksa yang senantiasa tegakkan keadilan dan memiliki niat utama untuk mengabdi kepada Tuhan, Bangsa dan Negara," tutur Ary.
Kemudian ia ingin menyaksikan para jaksa menemukan passionnya dengan TalentDNA serta mencintai pekerjaan. Lalu, lanjutnya, membuat keputusan bahwa akan growth mindset.
"Yang ke-4 inilah rumus yang paling berat (growth mindset). Kalau ini anda kuasai maka anda akan bisa menembus perjalanan yang jauh ke depan. Tapi kalau anda tidak punya ilmu ini anda akan mandet di tengah jalan," terangnya.
"Growth mindset diibaratkan mata lebah. Dia akan terus mencari bunga meskipun dia ada di tempat sampah. Artinya apa? Otak dia selalu mencari solusi di tengah keterbatasan dan kesulitan," tambah Ary.
Ia lalu berpesan, setelah para pegawai kejaksaan ini menjadi pemimpin di zaman Indonesia terbaik tahun 2045, jangan melupakan para guru yang telah memberikan pelajaran dan contoh yang baik.
"Anda akan membuat keputusan terbaik hari ini. Semoga akan lahir lagi di sini Baharuddin Lopa, akan hadir lagi di sini Bismar Siregar, Jenderal Hoegeng yang tidak bisa dibeli oleh siapa pun," tutupnya.
Pelatihan ini bukan pertama kalinya bagi Ary berkolaborasi dengan Kejaksaan Agung. Ia bersama tim ESQ dipercaya mengisi Seminar Integrity Diklat Teknis 4 batch dengan total peserta 1.000 orang eselon 3 dan 4 pada tahun 2023. Kemudian Seminar Integrity pada PPPJ 2 batch dengan total peserta hampir 700 orang jaksa baru pada tahun 2023.
Perhelatan ini dihadiri oleh Kapusdiklat Teknis Fungsional Kejaksaan Heri Jerman, Kabid Penyelenggara Pusdiklat Teknis Fungsional Kejaksaan Fris Nalle, serta peserta seminar yang hadir secara langsung sekitar 670 orang dari eselon 3 & 4 se-Indonesia.
Pada kesempatan itu, Heri Jerman memberikan apresiasi kepada Ary Ginanjar beserta tim dari ESQ karena turut menyukseskan acara tersebut.
"Moment yang dibawakan oleh Pak Ary ini penuh dengan semangat dan berjalan sukses. Dengan kehadiran Bapak Ary Ginanjar yang sudah memberikan semangat kepada insan Adhyaksa tentu ini kita harapkan membawa perubahan yang lebih baik pada intuitif kejaksaan," ujar Heri.
"Utamanya kita harus mempersiapkan insan Kejaksaan, insan Adhyaksa di tahun 2045 menuju Indonesia Emas. Sehingga diharapkan bisa membawa perubahan dimulai dari detik ini," tambahnya.
Kemudian, Fris mengatakan bahwa yang diharapkan kepada seluruh peserta diklat periode 2024 gelombang pertama ini akan menjadi pemimpin masa depan yang berpikir dan berlandaskan pada hati nurani.
"Yang mana tadi telah disampaikan bahwa jaksa-jaksa yang diharapkan adalah jaksa yang mengutamakan sifat grand why-nya," ungkapnya.
Sementara pada kesempatan itu Ary Ginanjar menyampaikan, salah satu output dari agenda kali ini adalah melahirkan para jaksa yang sukses, semangat dan bahagia dengan 4 rumus. 4 rumus itu adalah Managing Energy, Find your grand why, TalentDNA, Growth Mindset.
"Saya di sini ingin melihat anda bisa memanage energi dengan gerak, kata-kata, dan fokus kepada hal positif. Saya ingin melihat bahwa anda menemukan grand why hari ini. Jaksa yang senantiasa tegakkan keadilan dan memiliki niat utama untuk mengabdi kepada Tuhan, Bangsa dan Negara," tutur Ary.
Kemudian ia ingin menyaksikan para jaksa menemukan passionnya dengan TalentDNA serta mencintai pekerjaan. Lalu, lanjutnya, membuat keputusan bahwa akan growth mindset.
"Yang ke-4 inilah rumus yang paling berat (growth mindset). Kalau ini anda kuasai maka anda akan bisa menembus perjalanan yang jauh ke depan. Tapi kalau anda tidak punya ilmu ini anda akan mandet di tengah jalan," terangnya.
"Growth mindset diibaratkan mata lebah. Dia akan terus mencari bunga meskipun dia ada di tempat sampah. Artinya apa? Otak dia selalu mencari solusi di tengah keterbatasan dan kesulitan," tambah Ary.
Ia lalu berpesan, setelah para pegawai kejaksaan ini menjadi pemimpin di zaman Indonesia terbaik tahun 2045, jangan melupakan para guru yang telah memberikan pelajaran dan contoh yang baik.
"Anda akan membuat keputusan terbaik hari ini. Semoga akan lahir lagi di sini Baharuddin Lopa, akan hadir lagi di sini Bismar Siregar, Jenderal Hoegeng yang tidak bisa dibeli oleh siapa pun," tutupnya.
(maf)