Menyambut Ramadan, Ibu-ibu di Serbia Lomba Masak Indomie

Jum'at, 01 Mei 2020 - 07:00 WIB
loading...
Menyambut Ramadan, Ibu-ibu di Serbia Lomba Masak Indomie
Ibu-ibu WNI di Beograd lomba masak virtual. foto:istimewa
A A A
JAKARTA - Berkumpul bersama teman atau keluarga besar sudah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia. Budaya baik itu juga menjadi tradisi menjelang bulan Ramadan. Biasanya, sebuah keluarga besar berkumpul di suatu tempat, masing-masing membawa berbagai macam makanan. Dari kue, buah-buahan, dan nasi serta lauk pauknya.

Setelah makan siang usai, biasanya dilanjutkan dengan salat zuhur. Minum kopi dan ngobrol ngalor-ngidul menanyakan kabar tiap anggota keluarga menjadi pengisi acara selanjutnya.

Pertemuan itu lantas ditutup dengan saling bersalaman dengan seluruh keluarga besar, cipika-cipiki, seraya menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan.

Sayang, seiring meluasnya penyebaran virus corona, orang mendadak berhenti melakukan tradisi itu. Maklum, pemerintah sudah mewajibkan masyarakat untuk melakukan jaga jarak (social distancing). Selain itu, rumah-rumah makan, atau area publik tempat masyarakat berkumpul juga sudah stop sementara melayani pengunjung.

Tapi di era teknologi canggih tidak ada yang tak mungkin. Karantina bukan halangan. Lihat saja ibu-ibu warga negara Indonesia (WNI) di Serbia. Memanfaatkan aplikasi zoom, mereka tetap bisa bercengkerama dan bersilaturahmi. Dalam mengisi tradisi kumpul-kumpul jelang memasuki bulan puasa, mereka menggelar acara lomba masak mi instan.

Dipromotori oleh Darma Wanita KBRI Beograd, ide yang muncul saat hari Kartini 21 April, yaitu membuat lomba masak mi instan secara virtual pun segera dieksekusi. Satu hari sebelum bulan Ramadan tiba, lomba dilaksanakan. “Ide ini muncul karena kami sudah kangen dan rindu untuk bertemu sambil ngobrol, ketawa-ketawa, bertukar cerita, dan tentu sambil makan-makan,” ujar Aty Chandra, istri Duta Besar RI untuk Serbia.

Lomba yang disponsori oleh PT Indoadriatic Industry, produsen mi instan asal Indonesia di Serbia –kebetulan beberapa anggota Darma Wanita KBRI Beograd tercatat sebagai keluarga Indo Adriatic, disepakati untuk digelar saat makan siang.
Namanya lomba, tentu harus ada pemenangnya. Tapi itu bukan masalah. Pihak sponsor bersedia menyediakan hadiah untuk para pemenang.

Singkat cerita, ide ini diajukan ke KBRI agar dapat melibatkan masyarakat Indonesia di Serbia dan Montenegro. Bukan apa-apa, jika hanya melibatkan warga Indonesia di Serbia tentu kurang seru. Di negeri pecahan Yugoslavia itu, hanya tercatat 110 orang berstatus WNI. Jumlah ini sudah termasuk staf KBRI dan keluarga.

Partisipan pada acara tersebut berjumlah 43 orang, yang terdiri dari 16 peserta lomba, 3 juri, dan sisanya penonton. Seru, heboh dan yang pasti, menghibur. Bagaimana tidak? Para peserta harus mencari ide dan menyediakan bahan hanya dalam waktu kurang dari 24 jam! Lantas, waktu memasak hingga platting disediakan 25 menit saja. Yang pasti, setiap peserta melibatkan semua anggota keluarga dan memanfaatkan bahan yang ada di rumah.

Hasilnya benar-benar di luar dugaan. Tak terbayangkan, kreasi berbahan dasar mi instan dalam waktu singkat itu menghasilkan berbagai menu masakan. Ada mi sambal matah, lontong mi, pizza, mi kuah susu, mi topping black pepper, mi dokdok, hingga lasagna dan mi nanas Serbia-Indonesia. Semua disajikan bak buah tangan chef restoran hotel bintang lima,“Luar biasa,” ujar Aty, sumringah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9105 seconds (0.1#10.140)