Mahfud MD: Kebebasan Beragama Tak Hanya Tertulis di Konstitusi tapi Harus Ada di Keseharian

Minggu, 14 Januari 2024 - 17:22 WIB
loading...
Mahfud MD: Kebebasan...
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD menghadiri acara di Gereja Rumah Persembahan, Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Minggu (14/1/2024). FOTO/MPI/AZIZ INDRA
A A A
MEDAN - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD menghadiri acara di Gereja Rumah Persembahan, Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Minggu (14/1/2024). Mahfud menegaskan kebebasan beragama bukan hanya tertulis dalam konstitusi, tetapi ada dalam keseharian warga bangsa.

Ribuan jemaat hadir dalam acara tersebut. Selain itu, tampak hadir Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly, Pendeta GBI Rumah Persembahan Bambang Y, dan Deputi Komunikasi 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto.

Dalam orasi kebangsaannya, Mahfud menyatakan, kebebasan beragama bukan hanya tertulis dalam konstitusi, tetapi ada dalam keseharian warga bangsa. "Saya kira ini yang harus kita terus jaga," kata Mahfud kepada ribuan umat Kristiani yang hadir.



Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini bercerita sejarah awal kemerdekaan. Ada dua kutub pemahaman, satu ingin mendirikan negara sekuler, kedua ingin mendirikan negara agama. Terjadi perdebatan yang argumentasinya sama-sama kuat.

Hebatnya, para pendiri bangsa bersepakat dalam jalan kompromi. Bertemu di kalimat yang sama, yang dalam bahasa Islam-nya, Kalimatun Sawa. Indonesia bukan negara agama juga bukan negara sekuler.

"Yang menyangkut peribadatan, itu urusan internal. Tidak boleh diintervensi, negara melindungi dan menjamin. Yang menyangkut kepentingan dan tujan bersama, adalah pandangan dan visi tentang negara, pemerintahan yang bersih, demokrasi yang jujur, memberantas korupsi, kesamaan semua ini diikat Pancasila," katanya.

Mahfud bersyukur, kehidupan toleransi antarumat beragama terjaga dengan baik. Dalam dua tahun ini tak ada aksi terorisme. "Dalam dua tahun ini, tidak ada bom meledak. Kita patut bersyukur. Terakhir 2021. Situasi kini lebih aman," katanya.



Sejatinya, kata MAhfud, kerukunan, kesamaan kedudukan hukum, antarumat beragama sudah selesai sejak lama. Sejak kecil, orang Indonesia sudah biasa dalam perbedaan. Dia melihat, oknum yang ikut gerakan radikalisme seringkali karena merasakan ketidakadilan, sehingga ikut-ikutan melawan melalui aksi kekerasan dan intoleransi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1577 seconds (0.1#10.140)