Pemilu 2024, Jammi Imbau Utamakan Politik Merangkul Hindari Perpecahan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari pencoblosan Pemilu 2024 tinggal menghitung hari dan saat ini telah masuk masa kampanye. Atas situasi itu diharapkan semua pihak mengutamakan politik merangkul dan menghindari perpecahan.
Pandangan ini disampaikan oleh Koordinator Nasional Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (Jammi), Irfaan. Menurutnya, politik merangkul juga bisa menghindari perpecahan dan polarisasi yang berkepanjangan.
"Seperti kata pepatah, seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Politik merangkul inilah yang menghindari perpecahan dan polarisasi yang berkepanjangan," kata Irfaan dalam keterangannya, Jumat (29/12/2023).
Politik merangkul juga agar energi bangsa tidak dihabiskan untuk memecah belah bangsa. Hal itu sudah dicontohkan oleh Presiden Jokowi (Jokowi) yang merangkul semua elemen demi kemajuan bangsa.
"Jika terjadi perpecahan, maka energi anak bangsa dihabiskan untuk rekonsiliasi. Di saat yang sama, pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur akan jalan di tempat. Bahkan justru bisa mengalami defisit baik secara sosial maupun ekonomis akibat konflik," katanya.
Irfaan menilai, Pemilu tidak seharusnya menggadaikan kesatuan dan persatuan bangsa. Apabila kontestasi sudah selesai, kita bangun Indonesia dengan cara kolaborasi.
"Gotong royong menjadi kunci sejak dahulu merebut kemerdekaan. Kolaborasi menjadi kunci mengisi kemerdekaan saat ini dengan membangun jiwa raga bangsa untuk kemajuan Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Irfan mengapresiasi langkah politik Prabowo-Gibran yang mengedepankan sikap merangkul daripada memukul. "Kita bersyukur semakin banyak yang merapat kepada paslon 2 ini," kata Irfaan.
Dia berharap merapatnya pejuang PPP dapat memasifkan sosialisasi program unggulan Prabowo-Gibran. "Jika sudah tersosialisasikan dengan masif, maka masyarakat akar rumput semakin mantap mendukung paslon nomor urut 2 tersebut," katanya.
Pandangan ini disampaikan oleh Koordinator Nasional Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (Jammi), Irfaan. Menurutnya, politik merangkul juga bisa menghindari perpecahan dan polarisasi yang berkepanjangan.
"Seperti kata pepatah, seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Politik merangkul inilah yang menghindari perpecahan dan polarisasi yang berkepanjangan," kata Irfaan dalam keterangannya, Jumat (29/12/2023).
Politik merangkul juga agar energi bangsa tidak dihabiskan untuk memecah belah bangsa. Hal itu sudah dicontohkan oleh Presiden Jokowi (Jokowi) yang merangkul semua elemen demi kemajuan bangsa.
"Jika terjadi perpecahan, maka energi anak bangsa dihabiskan untuk rekonsiliasi. Di saat yang sama, pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur akan jalan di tempat. Bahkan justru bisa mengalami defisit baik secara sosial maupun ekonomis akibat konflik," katanya.
Irfaan menilai, Pemilu tidak seharusnya menggadaikan kesatuan dan persatuan bangsa. Apabila kontestasi sudah selesai, kita bangun Indonesia dengan cara kolaborasi.
"Gotong royong menjadi kunci sejak dahulu merebut kemerdekaan. Kolaborasi menjadi kunci mengisi kemerdekaan saat ini dengan membangun jiwa raga bangsa untuk kemajuan Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Irfan mengapresiasi langkah politik Prabowo-Gibran yang mengedepankan sikap merangkul daripada memukul. "Kita bersyukur semakin banyak yang merapat kepada paslon 2 ini," kata Irfaan.
Dia berharap merapatnya pejuang PPP dapat memasifkan sosialisasi program unggulan Prabowo-Gibran. "Jika sudah tersosialisasikan dengan masif, maka masyarakat akar rumput semakin mantap mendukung paslon nomor urut 2 tersebut," katanya.
(abd)