Siti Atikoh Tiba di Madiun, Salam 3 Jari Selamatkan Demokrasi Menggema
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menutup hari pertama safari politik ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, Siti Atikoh Supriyanti , istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo tiba di Kota Madiun dan disambut hangat warga kota itu. Iringan kendaraan yang membawa Atikoh disambut di Alun-alun Madiun, Jawa Timur pada Minggu (17/12/2023) malam.
Sambutannya begitu hangat hingga lirik sejumlah lagu diubah dan dinyanyikan untuk memberi dukungan pada kerja Atikoh memberi support pada Ganjar di Pilpres 2024. Yang pertama adalah lagu “Nemu” yang dipopulerkan oleh Happy Asmara.
Dipimpin oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Oentari, semua warga dan simpatisan yang hadir diajak menyanyikan lagu itu. Namun di bagian akhir lagu, liriknya diganti dengan memasukkan nama Ganjar-Mahfud.
“Matur nuwun Gusti mpun maringi sing gemati, nemu slirane ngobati ati kang sepi. (Terima kasih Tuhan sudah memberikan sosok yang penuh kasih dan sayang. Menemukan dirimu yang mengobati perasaan hati yang kesepian).”
“Matur nuwun Gusti mpun maringi sing gemati. Yang pergi biarlah pergi. Ada Pak Ganjar-Mahfud sing ngganteni. (Terima kasih Tuhan sudah memberikan sosok yang penuh kasih dan sayang. Yang pergi biarlah pergi. Ada Pak Ganjar-Mahfud yang menggantikannya).”
Lirik lagu itu berulang dinyanyikan oleh masyarakat yang hadir di sana. Yang kedua adalah lagu “Salam Tiga Jari” yang dahulu dipopulerkan ketika Joko Widodo menjadi calon presiden dari PDIP.
Kali ini, lagu itu juga diubah liriknya dan dinyanyikan bersama dengan semangat. “Salam tiga jari selamatkan demokrasi,” demikian lirik barunya.
Atikoh melakukan dialog dengan warga Madiun maupun simpatisan yang menyambutnya. Ia ditanya soal penyandang disabilitas yang kerap masih belum mendapat tempat di dunia kerja.
Perempuan lulusan UGM dan Tokyo University tersebut dengan fasih menjelaskan pengetahuannya yang luas mengenai pemberdayaan kaum difabel. Ia terangkan bagaimana biasanya para anak penderita telah mendidik dirinya atau dididik sesuai bakatnya.
Misalnya, tunanetra bisa mengarahkan diri untuk pengembangan kemampuan vokal. Yang disable di sisi fisik, biasanya diarahkan pengembangan diri di bidang lain. Contoh, kemampuan di belakang layar seperti kemampuan IT.
Dari sisi afirmasi terhadap penyandang disabilitas, Atikoh mengatakan bahwa sudah ada payung hukumnya. Namun dalam pelaksanaan masih kurang maksimal. Pertama, perekrutan kaum difabel dalam dunia kerja masih sebatas formalitas tanpa ada upaya lebih jauh menggali potensi.
Kedua, baginya kewajiban bagi perusahaan merekrut penyandang disabilitas itu benar-benar diperkuat. Sehingga kuotanya benar-benar membesar. Dan mereka benar-benar dilibatkan.
“Ketika kita diskusi sama teman teman disabilitas juga mengatakan, ‘mbokyao ketika ada kegiatan kegiatan mereka itu juga dilibatkan. Ketika ada diskusi-diskusi untuk perumusan kebijakan, sehingga mereka bisa memberikan masukan-masukan,” urai Atikoh.
Atikoh melakukan safari politik ke Jawa Tengah dan Jawa Timur dimulai 17 Desember hingga 20 Desember 2023.
Sambutannya begitu hangat hingga lirik sejumlah lagu diubah dan dinyanyikan untuk memberi dukungan pada kerja Atikoh memberi support pada Ganjar di Pilpres 2024. Yang pertama adalah lagu “Nemu” yang dipopulerkan oleh Happy Asmara.
Dipimpin oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Oentari, semua warga dan simpatisan yang hadir diajak menyanyikan lagu itu. Namun di bagian akhir lagu, liriknya diganti dengan memasukkan nama Ganjar-Mahfud.
“Matur nuwun Gusti mpun maringi sing gemati, nemu slirane ngobati ati kang sepi. (Terima kasih Tuhan sudah memberikan sosok yang penuh kasih dan sayang. Menemukan dirimu yang mengobati perasaan hati yang kesepian).”
“Matur nuwun Gusti mpun maringi sing gemati. Yang pergi biarlah pergi. Ada Pak Ganjar-Mahfud sing ngganteni. (Terima kasih Tuhan sudah memberikan sosok yang penuh kasih dan sayang. Yang pergi biarlah pergi. Ada Pak Ganjar-Mahfud yang menggantikannya).”
Lirik lagu itu berulang dinyanyikan oleh masyarakat yang hadir di sana. Yang kedua adalah lagu “Salam Tiga Jari” yang dahulu dipopulerkan ketika Joko Widodo menjadi calon presiden dari PDIP.
Kali ini, lagu itu juga diubah liriknya dan dinyanyikan bersama dengan semangat. “Salam tiga jari selamatkan demokrasi,” demikian lirik barunya.
Atikoh melakukan dialog dengan warga Madiun maupun simpatisan yang menyambutnya. Ia ditanya soal penyandang disabilitas yang kerap masih belum mendapat tempat di dunia kerja.
Perempuan lulusan UGM dan Tokyo University tersebut dengan fasih menjelaskan pengetahuannya yang luas mengenai pemberdayaan kaum difabel. Ia terangkan bagaimana biasanya para anak penderita telah mendidik dirinya atau dididik sesuai bakatnya.
Misalnya, tunanetra bisa mengarahkan diri untuk pengembangan kemampuan vokal. Yang disable di sisi fisik, biasanya diarahkan pengembangan diri di bidang lain. Contoh, kemampuan di belakang layar seperti kemampuan IT.
Dari sisi afirmasi terhadap penyandang disabilitas, Atikoh mengatakan bahwa sudah ada payung hukumnya. Namun dalam pelaksanaan masih kurang maksimal. Pertama, perekrutan kaum difabel dalam dunia kerja masih sebatas formalitas tanpa ada upaya lebih jauh menggali potensi.
Kedua, baginya kewajiban bagi perusahaan merekrut penyandang disabilitas itu benar-benar diperkuat. Sehingga kuotanya benar-benar membesar. Dan mereka benar-benar dilibatkan.
“Ketika kita diskusi sama teman teman disabilitas juga mengatakan, ‘mbokyao ketika ada kegiatan kegiatan mereka itu juga dilibatkan. Ketika ada diskusi-diskusi untuk perumusan kebijakan, sehingga mereka bisa memberikan masukan-masukan,” urai Atikoh.
Atikoh melakukan safari politik ke Jawa Tengah dan Jawa Timur dimulai 17 Desember hingga 20 Desember 2023.
(rca)