Siti Atikoh Ganjar Bakar Semangat Belasan Ribu Perempuan Kota Solo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti melanjutkan perjalanan safari politik di Jawa Tengah ke Benteng Vastenburg, Solo. Kehadiran Siti Atikoh ini didampingi oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang juga sebagai Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud.
Kegiatan bertajuk Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Unggul itu dihadiri oleh ribuan perempuan hebat. Semuanya hadir mengenakan baju merah. Ketika Siti Atikoh mulai datang memasuki lokasi, para warga langsung menyambutnya dengan antusias.
Tidak hanya itu saja, Siti Atikoh pun turut menyalami para warga di sana dan mengizinkan warga foto bersama. Siti Atikoh melakukan hal tersebut tidak pandang bulu. Dirinya pun menyapa kelompok disabilitas yang hadir dan mengajak mereka berfoto bersama.
Setelah selesai ramah-tamah dengan warga, Siti Atikoh langsung naik ke atas panggung. Dirinya langsung membakar semangat perempuan yang hadir dalam acara tersebut.
"Hari ini berada di tengah-tengah teman-teman semua pejuang-pejuang yang luar biasa," kata Atikoh, Minggu (17/12/2023).
Lebih lanjut, Atikoh menceritakan dirinya pernah bekerja sebagai wartawan di Solopos pada 1997. Menjadi wartawan, menurut dia, memberikan pengalaman yang luar biasa karena mengetahui dan melihat langsung segala aspek kehidupan.
Isu perempuan selalu menarik perhatiannya. "Saya setiap hari keluar masuk pasar-pasar di situ saya berdialog dengan para pedagang terutama pedagang perempuan, bagaimana mereka bisa survive," kata Atikoh.
Atikoh menganggap kondisi pedagang perempuan pada zaman dulu masih relevan untuk dibahas saat ini. Dia menolak dengan tegas bahwa perempuan memiliki fungsi 3M, macak (merias), masak (memasak), manak (melahirkan).
"Enggak, tidak! Karena tahun 1998 sudah begitu perjuangannya. Kita harus banyak sekali dilakukan, salah satunya ibu di rumah menjadi madrasah anak pertama, di lingkungan pasti di sini banyak yang aktif di posyandu," pungkasnya.
Kegiatan bertajuk Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Unggul itu dihadiri oleh ribuan perempuan hebat. Semuanya hadir mengenakan baju merah. Ketika Siti Atikoh mulai datang memasuki lokasi, para warga langsung menyambutnya dengan antusias.
Tidak hanya itu saja, Siti Atikoh pun turut menyalami para warga di sana dan mengizinkan warga foto bersama. Siti Atikoh melakukan hal tersebut tidak pandang bulu. Dirinya pun menyapa kelompok disabilitas yang hadir dan mengajak mereka berfoto bersama.
Setelah selesai ramah-tamah dengan warga, Siti Atikoh langsung naik ke atas panggung. Dirinya langsung membakar semangat perempuan yang hadir dalam acara tersebut.
"Hari ini berada di tengah-tengah teman-teman semua pejuang-pejuang yang luar biasa," kata Atikoh, Minggu (17/12/2023).
Lebih lanjut, Atikoh menceritakan dirinya pernah bekerja sebagai wartawan di Solopos pada 1997. Menjadi wartawan, menurut dia, memberikan pengalaman yang luar biasa karena mengetahui dan melihat langsung segala aspek kehidupan.
Isu perempuan selalu menarik perhatiannya. "Saya setiap hari keluar masuk pasar-pasar di situ saya berdialog dengan para pedagang terutama pedagang perempuan, bagaimana mereka bisa survive," kata Atikoh.
Atikoh menganggap kondisi pedagang perempuan pada zaman dulu masih relevan untuk dibahas saat ini. Dia menolak dengan tegas bahwa perempuan memiliki fungsi 3M, macak (merias), masak (memasak), manak (melahirkan).
"Enggak, tidak! Karena tahun 1998 sudah begitu perjuangannya. Kita harus banyak sekali dilakukan, salah satunya ibu di rumah menjadi madrasah anak pertama, di lingkungan pasti di sini banyak yang aktif di posyandu," pungkasnya.
(rca)