Kepala BNPT: Generasi Muda Harus Bisa Pilah Informasi

Jum'at, 10 November 2017 - 16:57 WIB
Kepala BNPT: Generasi Muda Harus Bisa Pilah Informasi
Kepala BNPT: Generasi Muda Harus Bisa Pilah Informasi
A A A
JAKARTA - Kemajuan teknologi informasi yang sudah sangat luar biasa selama ini dinilai telah menggerus dan mereduksi nilai-nilai kebangsaan bagi generasi muda Indonesia.

Dengan kemajuan teknologi saat ini, generasi muda bangsa harus tetap waspada dalam menerima segala informasi yang masuk sebagai upaya mempertahankan jati diri.

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius, MH, saat memberikan kuliah umum di hadapan sekitar 500 mahasiswa dari beberapa perguaruan tinggi di Bandung.

Kuliah umum Suhardi bertema Resonansio Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme disampaikan di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB) Rabu 8 November 2017.

“Kita melihat masalah nationality (kebangsaan) ini sudah mulai tereduksi karena kemajuan teknologi informasi yang sudah sangat luar biasa. Apalagi dengan adanya alat ini (sambil memegang smartphone), semua informasi baik dan buruk bisa diakses dengan mudah, cepat dan tanpa batas,” ujar Suhardi dalam siaran pers BNPT yang diterima SINDOnews.

Dia mengatakan, revolusi bidang informasi membuat dunia tanpa batas atau border ini. Hal ini menjadi sesuatu yang harus diwaspadai bersama.

“Dengan kemajuan teknologi, kita semua mendapatkan manfaat kemudahan untuk mengakses informasi secepat mungkin, tapi bukan berarti tidak ada eksesnya yang dapat merugikan kita semua,” ujar mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini.

Dia mengingatkan para generasi muda pada sebagai calon penerus bangsa untuk lebih berhati-hati dalam menerima segala informasi.

“Adik-adik harus punya kemampuan untuk memilih dan memilah dalam menerima segala informasi yang masuk sehingga betul-betul bisa mempertahankan jati diri kita sebagai bangsa yang hidup dalam kebinekaan,” ujarnya.

Terhadap masalah kebangsaan, dirinya mengungkapkan bangsa Indonesia didirikan dengan air mata, perjuangan, darah para pendahulu.

“Untuk itulah kami meminta generasi muda mengingat kembali sejarah bahwa Indonesia ini didapat tidak dengan dengan cuma-cuma, tetapi dengan perjuangan. Sebagai generasi muda tentunya punya kewajiban untuk mengisi kemerdekaan dengan baik,” ujarnya.

Dia meminta generasi muda tidak melupakan identitas sebagai bangsa Indonesia yang beragam ini. Apalagi di tengah informasi digital yang sangat luar biasa.

“Tentunya dibutuhkan kewaspadaan, rasa nasionalisme yang tinggi untuk dapat memilih dan memilah sehingga kerukunan dalam umat beragama, kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan eksistensi NKRI dapat kita pertahankan demi kejayaan bangsa,” tuturnya.

Suhardi juga mengingatkan generasi muda mewaspadai bahaya paham radikalisme dan terorisme terutama di lingkungan pendidikan.

“Penyebaran paham radikal di lingkungan kampus sekarang ini sudah sangat gawat sekali. Sudah tidak ada sekat. Kalau kita tidak gerak cepat untuk mengawasinya tentunya ini akan membahayakan anak-anak kita nantinya dan tentunya bangsa ini sendiri,” ujarnya.

Menurut dia, mahasiswa bersama para dosen, dekan hingga rektor memiliki peran sangat penting dalam melakukan upaya pencegahan, mengidentifikasi radikalisme serta langkah-langkah yang harus diambil untuk memecahkan suatu masalah jika terjadi hal tersebut di lingkungan pendidikan.

Kepala BNPT juga meminta agar perekrutan tenaga pendidik juga harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai penyebaran radikalisme justru masuk melalui ajaran-ajaran dari tenaga pendidiknya itu sendiri.

“Penyaringan harus benar-benar ketat dalam merekrut tenaga pendidik. Jangan ada ideologi-ideologi lain yang diajarkan dosen kepada mahasiswanya,” katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3801 seconds (0.1#10.140)