Pertarungan Final Prancis Vs Jerman Berebut Kapal Selam Indonesia

Senin, 20 November 2023 - 05:07 WIB
loading...
A A A
Pembelian juga memperhatikan perkembangan geopolitik di kawasan. Jangan sampai pembelian sia-sia karena kapal selam yang diakuisisi memiliki kwalitas dan spesifikasi jauh di bawah rerata kapal selam yang dimiliki negara-negara tetangga. Sehingga, aspek strategis sebagai apex predator atau predator puncak ekosistem laut yang semestinya dihadirkan dengan pembelian kapal selam berharga mahal, tidak terwujud karena kwalitasnya di bawah standar. Bila kondisi ini terjadi, kapal selam tidak akan mampu menjadi game changer dan gagal mewujudkan daya gentar (deterrence effect).

Selain aspek teknologi dan strategis, program akuisisi kapal selam juga tetap harus berpegangan pada Undang-Undang No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Seperti tercantum pada Pasal 44, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk belanja alutsista dari negara lain seperti belum bisa dibuat di dalam negeri, mengikutsertakan partisipasi industri pertahanan, kewajiban alih teknologi, jaminan tidak adanya potensi embargo, adanya imbal dagang, kandungan lokal dan/atau offset dengan aturan tertentu.

Patokan tak kalah penting dari setiap impor alutsista seperti diatur dalam undang-undang tersebut antara lain untuk mewujudkan yang profesional, efektif, efisien, terintegrasi, dan inovatif; dan mewujudkan kemandirian pemenuhan alutsista. Digariskan pula bahwa penyelenggaraan industri pertahanan berfungsi untuk memperkuat industri pertahanan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, mewujudkan kemandirian alutsista, serta sebagai sarana meningkatkan SDM tangguh.

Dengan demikian, secara logika kapal selam apakah yang akan dibeli Indonesia adalah yang mampu memberikan berbagai persyaratan yang ditentukan semaksimal mungkin. Perusahaan yang mampu mengajukan proposal terbaik, maka dia lah yang memiliki peluang lebih besar memenangkan pertarungan.

Tawaran Scorpene Evolved Lebih Menarik?

Secara aspek teknologi maupun aspek strategis, Naval Group maupun tkMS adalah dua perusahaan perkapalan terkemuka Eropa dan Dunia, yang mampu memproduksi berbagai jenis state of the art kapal perang -termasuk kapal selam. Naval Group, misalnya, siapa tidak pernah mendengar kapal LHD kelas Mistral dan kapal fregat multimisi FREMM? Selain dua kapal perang terkemuka tersebut, Naval juga telah memproduksi kapal induk kelas Charles de Gaulle, fregat kelas Belharra, dan fregat kelas Gowind.

baca juga: Naval Group dan PT PAL Kerja Sama Pengembangan Mesin Kapal Selam Indonesia

Untuk kapal selam, pabrik kebanggaan Prancis ini telah menghasilkan berbagai jenis produk mulai dari subsurface ballistic nuclear submarine (3G SSBN), Baraccuda, Scorpene dan variannya Riachuelo. Semua teknologi tercanggih mampu disematkan Prancis, termasuk dari sisi tenaga berpenggerak nuklir, AIP system, hingga LIB.

Begitu pula tkMS, kapabilitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan. Nama fregat kelas F124 dan kelas Meko A-200 menjadi tulang punggung armada laut berbagai negara di dunia. Pun untuk produk kapal selam, pabrikan kebanggaan Jerman ini sudah menghasilkan kapal selam battle proven seperti kelas 209, 212, 214, hingga kelas Dolphin. Untuk teknologi penggerak, tkMS menjadikan HDW fuel cell AIP system sebagai unggulan.

Dengan masing-masing keunggulan yang dimiliki, kapal selam produksi Naval Group dan tkMS relatif memenuhi semua unsur kecanggihan teknologi dan aspek strategis. Kapasitas kapal selam yang umumnya dibutuhkan di antaranya kesenyapan, waktu penyelaman yang lama, mampu beroperasi di berbagai medan yang luas, bisa membuat berbagai jenis dan banyak persenjataan, dan mampu melakukan berbagai operasi serangan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1276 seconds (0.1#10.140)