Lomba Video Pendek BNPT Hadang Penyebaran Radikalisme lewat Medsos
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak dan mengingatkan para pelajar tingkat SMA agar mewaspadai penyebaran paham radikalisme terorisme yang disebarkan melalui media sosial (medsos).
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Andi Intang Dulung menyatakan, terorisme adalah hal dan tindakan yang sangat berbahaya. Akibat dari tindakan terorisme, kata Intang, telah merenggut hak-hak masyarakat hingga menyebabkan ketidakamanan dan kekacauan.
Intang mengungkapkan, para pelajar tingkat SMA harus benar-benar mewaspadai penyebaran paham radikalisme terorisme melalui medsos saat masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Apalagi kata dia, para pelajar yang merupakan generasi milenial menjadikan medsos sebagai sarana mengekspresikan diri.
(Baca: BNPT Susun Strategi Realisasi Tindak Lanjut PP Kompensasi Korban Terorisme)
"Hal yang perlu kita waspadai adalah di masa pandemi ini kelompok radikal memanfaatkannya untuk menyebarkan paham radikalisme melalui media sosial. Apalagi saat ini sedang ramai orang-orang melakukan webinar, berbagai kegiatan, dan kampanye lainnya," kata Intang melalui pernyataan yang diterima SINDO Media, Kamis (6/8/2020) sore.
Pernyataan ini disampaikan Intang saat menjadi pembicara sosialisasi Lomba Video Pendek dan Diskusi Film 'Kita Indonesia' berlangsung di Hotel Grand Nugraha, Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Yengygara, Kamis (6/8/2020).
Acara bertajuk 'Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme' diselenggarakan oleh Bidang Pemuda Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara bekerja sama dengan BNPT. Acara ini oleh ratusan pelajar tingkat SMA dari berbagai sekolah se-Kabupaten Konawe.
Intang melanjutkan, BNPT memiliki beberapa kebijakan yang menyasar dan memberikan perhatian kepada generasi muda. Menurut data yang dimiliki BNPT, tutur dia, sebagian pelaku radikalisme terorisme adalah generasi muda. Musababnya kata dia, di masa muda kebanyakan sedang mencari jati diri dan banyak rasa ingin tahu.
"Jadi ada beberapa kegiatan BNPT yang memberikan perhatian kepada generasi muda untuk pencegahaan radikalisme terorisme," katanya.
(Baca: Mendekap Para Korban Terorisme Seutuhnya)
Dia mengungkapkan, acara ini yang merupakan bagian dari rangkaian Lomba Video Pendek dan Diskusi Film 'Kita Indonesia' menjadi satu dari sekian banyak program BNPT untuk menggandeng dan meningkatkan peran serta generasi muda. Intang menggariskan, kegiatan ini bukan hanya untuk agama tertentu saja tetapi juga untuk semua agama. Musababnya ujar dia, pada dasarnya tidak ada agama yang mengajarkan radikalisme.
"Mohon perhatian untuk para peserta untuk waspada terhadap paham radikalisme, untuk itu kami mengajak kepada para peserta untuk menolak segala ajaran rarikalisme dan selalu berkonsultasi dengan pihak sekolah atau pihak lainnya jika menemukan hal-hal yang aneh atau menyeleweng," tegasnya.
(Baca: MA dan BNPT Bahas Kerja Sama Pelindungan Hakim Perkara Terorisme)
Dia menambahkan, BNPT berharap nantinya ada pemenang lomba video pendek dari Kabupaten Konawe. Ke depan, ungkap Intang, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kegiatan ini di kalangan mahasiswa.
Lebih dari itu Intang menggariskan, kegiatan yang berlangsung di Kabupaten Konawe telah melalui prosedur dan protokol kesehatan sangat ketat demi menjaga terhadap sesama. Yaitu, tutur dia, mulai dsri mengecek suhu badan, mencuci tangan, menggunakan masker, menggunakan face shield, dan hand sanitizer.
"Pandemi ini tidak terjadi di Indonesia saja tetapi juga terjadi di seluruh dunia, sehingga sikap waspada harus ada pada semua orang. Di Indonesia kita masih bersyukur, karena kita masih bisa bertahan dengan menggunakan berbagai sumberdaya alam yang kita miliki," ucap Intang.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Andi Intang Dulung menyatakan, terorisme adalah hal dan tindakan yang sangat berbahaya. Akibat dari tindakan terorisme, kata Intang, telah merenggut hak-hak masyarakat hingga menyebabkan ketidakamanan dan kekacauan.
Intang mengungkapkan, para pelajar tingkat SMA harus benar-benar mewaspadai penyebaran paham radikalisme terorisme melalui medsos saat masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Apalagi kata dia, para pelajar yang merupakan generasi milenial menjadikan medsos sebagai sarana mengekspresikan diri.
(Baca: BNPT Susun Strategi Realisasi Tindak Lanjut PP Kompensasi Korban Terorisme)
"Hal yang perlu kita waspadai adalah di masa pandemi ini kelompok radikal memanfaatkannya untuk menyebarkan paham radikalisme melalui media sosial. Apalagi saat ini sedang ramai orang-orang melakukan webinar, berbagai kegiatan, dan kampanye lainnya," kata Intang melalui pernyataan yang diterima SINDO Media, Kamis (6/8/2020) sore.
Pernyataan ini disampaikan Intang saat menjadi pembicara sosialisasi Lomba Video Pendek dan Diskusi Film 'Kita Indonesia' berlangsung di Hotel Grand Nugraha, Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Yengygara, Kamis (6/8/2020).
Acara bertajuk 'Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme' diselenggarakan oleh Bidang Pemuda Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara bekerja sama dengan BNPT. Acara ini oleh ratusan pelajar tingkat SMA dari berbagai sekolah se-Kabupaten Konawe.
Intang melanjutkan, BNPT memiliki beberapa kebijakan yang menyasar dan memberikan perhatian kepada generasi muda. Menurut data yang dimiliki BNPT, tutur dia, sebagian pelaku radikalisme terorisme adalah generasi muda. Musababnya kata dia, di masa muda kebanyakan sedang mencari jati diri dan banyak rasa ingin tahu.
"Jadi ada beberapa kegiatan BNPT yang memberikan perhatian kepada generasi muda untuk pencegahaan radikalisme terorisme," katanya.
(Baca: Mendekap Para Korban Terorisme Seutuhnya)
Dia mengungkapkan, acara ini yang merupakan bagian dari rangkaian Lomba Video Pendek dan Diskusi Film 'Kita Indonesia' menjadi satu dari sekian banyak program BNPT untuk menggandeng dan meningkatkan peran serta generasi muda. Intang menggariskan, kegiatan ini bukan hanya untuk agama tertentu saja tetapi juga untuk semua agama. Musababnya ujar dia, pada dasarnya tidak ada agama yang mengajarkan radikalisme.
"Mohon perhatian untuk para peserta untuk waspada terhadap paham radikalisme, untuk itu kami mengajak kepada para peserta untuk menolak segala ajaran rarikalisme dan selalu berkonsultasi dengan pihak sekolah atau pihak lainnya jika menemukan hal-hal yang aneh atau menyeleweng," tegasnya.
(Baca: MA dan BNPT Bahas Kerja Sama Pelindungan Hakim Perkara Terorisme)
Dia menambahkan, BNPT berharap nantinya ada pemenang lomba video pendek dari Kabupaten Konawe. Ke depan, ungkap Intang, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kegiatan ini di kalangan mahasiswa.
Lebih dari itu Intang menggariskan, kegiatan yang berlangsung di Kabupaten Konawe telah melalui prosedur dan protokol kesehatan sangat ketat demi menjaga terhadap sesama. Yaitu, tutur dia, mulai dsri mengecek suhu badan, mencuci tangan, menggunakan masker, menggunakan face shield, dan hand sanitizer.
"Pandemi ini tidak terjadi di Indonesia saja tetapi juga terjadi di seluruh dunia, sehingga sikap waspada harus ada pada semua orang. Di Indonesia kita masih bersyukur, karena kita masih bisa bertahan dengan menggunakan berbagai sumberdaya alam yang kita miliki," ucap Intang.
(muh)