Pemilu 2024, Ikatan Sarjana Katolik Berharap Tak Ada Ujaran Kebencian
loading...
A
A
A
Agus menjelaskan, polarisasi tersebut merupakan strategi marketing politik yang sengaja dilakukan oleh masing-masing pihak. Menurutnya pembelahan tersebut perlu dilakukan untuk membuat jarak pembeda antar kandidat sehingga pemilih mampu terbentuk loyalitas yang kuat.
Strategi marketing tersebut dilakukan untuk memastikan adanya Brand Differentiation dan Brand Loyalty dari masing-masing kandidat. "Semakin tinggi brand differentiation dan brand loyalty pada masing-masing kandidat maka potensi untuk mendapatkan pemilih yang loyal semakin tinggi," ungkap Agus.
"Pada upaya membangun hal tersebut konten yang bernuasa ujaran kebencian dan berita bohong diproduksi oleh para marketer politik ini," jelasnya.
Meskipun pesimisme terhadap proses kampanye pilpres masih cukup tinggi, namun optimisme terhadap kandidat masih sangat baik. Optimisme terhadap nama-nama kandidat presiden yang beredar sebelum penetapan terlihat cukup baik.
Sejumlah 33,8 persen responden optimis, dan 14,2 persen sangat optimis bahwa kandidat presiden mampu membawa Indonesia kepada negara yang lebih maju. Hanya sejumlah 4,09 persen responden sangat pesimis, dan 4,03 persen pesimis terhadap hal tersebut.
Hal senada juga terlihat dalam optimisme terhadap kapabilitas para kandidat presiden. Sejumlah 36,1 persen optimis dan sejumlah 11,2 persen sangat optimistis dalam menilai hal tersebut. Hanya tersisa 3,66 persen responden sangat pesimis dan 7,10 persen sangat pesimis.
"Dari hasil temuan tersebut terlihat pesimisme muncul terkait proses kampanye politik namun tidak pada kandidat presiden yang sudah muncul. Data tersebut semakin menguatkan trauma selama proses kampanye dan juga diskursus politik setelah terpilih masih belum lekang dari ingatan komunitas umat katolik DKI Jakarta," jelas Agus.
Temuan ini menurutnya kemudian menyisakan tantangan untuk memastikan partisipasi politik terutama dalam pemilu. Salah satunya berupaya untuk mendorong Pemilu yang sehat dengan meminimalisir ujaran kebencian serta polarisasi.
"Riset ini merupakan bagian dari partisipasi aktif Iska sebagai cendekia yang diawali oleh Iska DPD DKI Jakarta yang harapannya berlanjut pada aksi lainnya," ujar Arie Sulistiono, Sekjen Pengurus Pusat Iska.
"Harapannya tradisi baik ini nanti akan dapat dikembangkan di tingkat nasional," harapnya.
Strategi marketing tersebut dilakukan untuk memastikan adanya Brand Differentiation dan Brand Loyalty dari masing-masing kandidat. "Semakin tinggi brand differentiation dan brand loyalty pada masing-masing kandidat maka potensi untuk mendapatkan pemilih yang loyal semakin tinggi," ungkap Agus.
"Pada upaya membangun hal tersebut konten yang bernuasa ujaran kebencian dan berita bohong diproduksi oleh para marketer politik ini," jelasnya.
Meskipun pesimisme terhadap proses kampanye pilpres masih cukup tinggi, namun optimisme terhadap kandidat masih sangat baik. Optimisme terhadap nama-nama kandidat presiden yang beredar sebelum penetapan terlihat cukup baik.
Sejumlah 33,8 persen responden optimis, dan 14,2 persen sangat optimis bahwa kandidat presiden mampu membawa Indonesia kepada negara yang lebih maju. Hanya sejumlah 4,09 persen responden sangat pesimis, dan 4,03 persen pesimis terhadap hal tersebut.
Hal senada juga terlihat dalam optimisme terhadap kapabilitas para kandidat presiden. Sejumlah 36,1 persen optimis dan sejumlah 11,2 persen sangat optimistis dalam menilai hal tersebut. Hanya tersisa 3,66 persen responden sangat pesimis dan 7,10 persen sangat pesimis.
"Dari hasil temuan tersebut terlihat pesimisme muncul terkait proses kampanye politik namun tidak pada kandidat presiden yang sudah muncul. Data tersebut semakin menguatkan trauma selama proses kampanye dan juga diskursus politik setelah terpilih masih belum lekang dari ingatan komunitas umat katolik DKI Jakarta," jelas Agus.
Temuan ini menurutnya kemudian menyisakan tantangan untuk memastikan partisipasi politik terutama dalam pemilu. Salah satunya berupaya untuk mendorong Pemilu yang sehat dengan meminimalisir ujaran kebencian serta polarisasi.
"Riset ini merupakan bagian dari partisipasi aktif Iska sebagai cendekia yang diawali oleh Iska DPD DKI Jakarta yang harapannya berlanjut pada aksi lainnya," ujar Arie Sulistiono, Sekjen Pengurus Pusat Iska.
"Harapannya tradisi baik ini nanti akan dapat dikembangkan di tingkat nasional," harapnya.