Dikunjungi Ulama Besar Mesir, Megawati Dihadiahi Tasbih hingga Bahas Isu Keadilan Dunia
loading...
A
A
A
Ia menyoroti soal pidato Megawati di Sidang Umum ke-58 di PBB. Syekh Ali Jumah secara khusus memberi mention atas sikap dan prinsip Megawati atas tata dunia yang berkeadilan bagi seluruh warga dunia.
Pertemuan antara Megawati dan Ali Jum'ah bersama para ulama itu, berlangsung lebih dari satu jam. Banyak topik dibicarakan. Mereka berbicara mengenai isu geopolitik dan agama, khususnya menyangkut Bangsa Asia Afrika, serta kondisi Timur Tengah.
Syekh Ali Jumlah juga sempat menyinggung soal bagaimana peran Indonesia dan Proklamator RI Ir.Soekarno dalam memerdekakan bangsa Asia dan Afrika. Dan di KAA itu, lanjut Ali Jum'ah, terdapat tokoh dunia yang hadir, antara lain PM India Jawaharlal Nehru dan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser.
Ia bahkan menceritakan kisah hidup di masa kecilnya, bagaimana warga Mesir saat itu mengikuti pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, tahun 1955 melalui siaran radio.
"Waktu konferensi di Bandung, saya masih kecil dan saya ingat ayah saya mendengar radio. Ayah saya sangat antusias bagaimana pidato para tokoh, kami dengar dari radio. Dulu masih kecil sudah mendengar itu dan saya sibuk dengan mainan saya, ayah saya menegur jangan berisik, ayah sedang mendengar," kata Ali Jum'ah disambut tawa para hadirin.
Ali Jum'ah menyampaikan semangat persatuan tersebut ternyata memiliki kesamaan pandangan dengan Megawati yang memerangi segala bentuk kezaliman, kemiskinan. Ali Jum'ah juga mengajak Megawati untuk bekerja sama agar menciptakan dunia yang baik bagi semua orang.
"Dan secara pribadi dan institusi kami menyampaikan salam hormat dari masyarakat Mesir. Kami dari Al-Azhar dan masyarakat Mesir sangat menghormati Ibu Megawati dan keluarga Bung Karno. Kami mengharap sekali Ibu Megawati bisa mengunjungi Mesir," kata Ali Jum'ah.
Menanggapi itu, Megawati menjelaskan mengapa dirinya bisa menyampaikan gagasan dan sikap yang orisinal. Putri Proklamator RI Soekarno itu menyampaikan sifat itu turun dari ayah dan ibunya yang keduanya merupakan pejuang kemerdekaan.
Sikap-sikapnya juga banyak dipengaruhi pengalamannya ketika mengikuti Konferensi Gerakan Non-blok sebagai anggota delegasi termuda pada saat itu.
Perbincangan yang hangat dan panjang itu lalu diakhiri dengan saling tukar menukar cinderamata dan foto bersama. Megawati memberikan kain batik, sedang Syekh Ali Jumah memberikan sebuah tasbih dengan mata tasbih berwarna hiitam dan hijau tosca.
Pertemuan antara Megawati dan Ali Jum'ah bersama para ulama itu, berlangsung lebih dari satu jam. Banyak topik dibicarakan. Mereka berbicara mengenai isu geopolitik dan agama, khususnya menyangkut Bangsa Asia Afrika, serta kondisi Timur Tengah.
Syekh Ali Jumlah juga sempat menyinggung soal bagaimana peran Indonesia dan Proklamator RI Ir.Soekarno dalam memerdekakan bangsa Asia dan Afrika. Dan di KAA itu, lanjut Ali Jum'ah, terdapat tokoh dunia yang hadir, antara lain PM India Jawaharlal Nehru dan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser.
Ia bahkan menceritakan kisah hidup di masa kecilnya, bagaimana warga Mesir saat itu mengikuti pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, tahun 1955 melalui siaran radio.
"Waktu konferensi di Bandung, saya masih kecil dan saya ingat ayah saya mendengar radio. Ayah saya sangat antusias bagaimana pidato para tokoh, kami dengar dari radio. Dulu masih kecil sudah mendengar itu dan saya sibuk dengan mainan saya, ayah saya menegur jangan berisik, ayah sedang mendengar," kata Ali Jum'ah disambut tawa para hadirin.
Ali Jum'ah menyampaikan semangat persatuan tersebut ternyata memiliki kesamaan pandangan dengan Megawati yang memerangi segala bentuk kezaliman, kemiskinan. Ali Jum'ah juga mengajak Megawati untuk bekerja sama agar menciptakan dunia yang baik bagi semua orang.
"Dan secara pribadi dan institusi kami menyampaikan salam hormat dari masyarakat Mesir. Kami dari Al-Azhar dan masyarakat Mesir sangat menghormati Ibu Megawati dan keluarga Bung Karno. Kami mengharap sekali Ibu Megawati bisa mengunjungi Mesir," kata Ali Jum'ah.
Menanggapi itu, Megawati menjelaskan mengapa dirinya bisa menyampaikan gagasan dan sikap yang orisinal. Putri Proklamator RI Soekarno itu menyampaikan sifat itu turun dari ayah dan ibunya yang keduanya merupakan pejuang kemerdekaan.
Sikap-sikapnya juga banyak dipengaruhi pengalamannya ketika mengikuti Konferensi Gerakan Non-blok sebagai anggota delegasi termuda pada saat itu.
Perbincangan yang hangat dan panjang itu lalu diakhiri dengan saling tukar menukar cinderamata dan foto bersama. Megawati memberikan kain batik, sedang Syekh Ali Jumah memberikan sebuah tasbih dengan mata tasbih berwarna hiitam dan hijau tosca.