Jejak Tokoh NU di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sejak Era Reformasi hingga Kini

Selasa, 19 September 2023 - 14:34 WIB
loading...
Jejak Tokoh NU di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sejak Era Reformasi hingga Kini
Wakil Presiden KH Maruf Amin. Maruf juga dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Foto/Dok BPMI Setwapres
A A A
JAKARTA - Sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) tercatat pernah meramaikan pemilihan presiden dan wakil presiden. Saat pilpres digelar langsung alias dipilih rakyat, hanya satu orang yang berhasil menang.

Catatan SINDOnews, tokoh pertama NU yang meramaikan pilpres di era Reformasi adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Didukung Poros Tengah, Gus Dur menjadi Presiden setelah menang dalam pemilihan di Majelis Permusyarawatan Rakyat (MPR) yang kala itu dipimpin M Amien Rais .

Gus Dur terpilih sebagai Presiden ke-4 RI setelah meraih 373 suara. Sementara, Megawati Soekarnoputri yang partainya yakni PDIP menjadi pemenang Pemilu 1999, hanya meraih 313 suara.

Gus Dur pun mengucap sumpah sebagai Presiden di hadapan anggota MPR pada 20 Oktober 1999. Namun, tak sampai dua tahun menjadi orang nomor 1 di RI, Gus Dur dilengserkan MPR. Pada 23 Juli 2001, Megawati yang sebelumnya menjadi Wakil Presiden, mengucap sumpah sebagai Presiden ke-5 RI.



Megawati kemudian didampingi tokoh NU lainnya, Hamzah Haz, yang juga merupakan politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Presiden RI pada 26 Juli 2001. Melalui pemilihan tiga tahap, Hamzah terpilih mendampingi Megawati yang menjadi Presiden tiga hari sebelumnya.

Dalam pemilihan di MPR RI, Hamzah Haz yang didukung Fraksi PPP dan Fraksi Reformasi menang pada putaran pertama dengan meraih 238 suara dari 613 anggota MPR RI yang hadir. Di bawahnya Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.

Karena tidak ada cawapres yang meraih suara lebih dari separuh anggota MPR yang hadir, pemilihan dilanjutkan ke tahap dua. Tiga cawapres peraih suara terbanyak yakni Hamzah Haz, Akbar Tandjung, dan SBY, bertarung di pemilihan tahap kedua. Hasilnya, Hamzah Haz tetap unggul dengan 254 suara dari 609 anggota MPR yang hadir.



Akbar Tandjung di urutan kedua dengan 203 suara, sementara SBY yang dicalonkan Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia dan 80 anggota MPR RI, meraih 147 suara.

Lantaran tak ada calon yang meraih suara lebih dari separuh anggota yang hadir, pemilihan dilanjutkan ke tahap tiga. Hanya dua yang maju ke tahap ini, yakni Hamzah Haz dan Akbar Tandjung. Hamzah berhasil meraih 340 suara dari 610 anggota MPR yang hadir. Sementara, Akbar Tandjung hanya mendapat 237 suara. Abstain 29 suara dan empat suara dinyatakan tidak sah.

Hamzah Haz, politikus kelahiran Ketapang, 15 Februari 1940, akhirnya terpilih menjadi wapres ke-9 RI, mendampingi Megawati Soekarnoputri. Duet ini bertahan hingga akhir masa jabatan pada Oktober 2004.

Pilpres Langsung, Hanya Ma'ruf Amin yang Terpilih


Sejak pilpres digelar secara langsung alias dipilih rakyat pada 2004, sebanyak empat tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ikut bertarung. Tiga orang bertarung di Pilpres 2004, satu orang lainnya bertarung di Pilpres 2019.

Pada Pilpres 2004, tiga tokoh NU yang bertarung adalah Hamzah Haz, Salahuddin Wahid, dan Hasyim Muzadi.

Hamzah Haz menjadi capres dan menggandeng Agum Gumelar. Sementara, Salahuddin Wahid menjadi cawapres pendamping Wiranto. Sedangkan Hasyim Muzadi menjadi cawapres mendampingi petahana Megawati Soekarnoputri. Ketiga tokoh NU itu kalah. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla menjadi pemenang Pilpres 2004.

Selanjutnya, pada Pilpres 2009 dan Pilpres 2014 tidak ada tokoh NU yang tampil. Diketahui, Pilpres 2009 diikuti oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, dan Jusuf Kalla-Wiranto. Selanjutnya, Pilpres 2014 hanya diikuti dua pasangan yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.



Pada Pilpres 2019, tokoh NU kembali tampil. Kali ini, giliran KH Ma'ruf Amin yang digandeng petahana, Joko Widodo (Jokowi).

Dipilihnya Ma'ruf Amin sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019, mengejutkan sejumlah kalangan. Sebab, sebelumnya santer tersiar kabar bahwa ada nama lain, yakni Mahfud MD, yang bakal mendampingi Jokowi.

Pilihan Jokowi dan partai pengusung menempatkan Ma'ruf yang juga pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai cawapres, berbuah positif. Pasangan Jokowi-Ma'ruf menang atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Masa jabatan Jokowi-Ma'ruf Amin akan berakhir tahun depan.



Pilpres 2024 sudah di depan mata. Sampai saat ini, hanya ada satu tokoh NU yakni Muhaimin Iskandar yang sudah dideklarasikan sebagai cawapres, mendampingi Anies Baswedan. Namun, sebelum pendaftaran capres-cawapres di KPU, apa pun bisa terjadi. Adakah tokoh NU yang benar-benar akan didaftarkan sebagai capres-cawapres oleh partai politik atau gabungan partai politik? Menarik dinanti.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1358 seconds (0.1#10.140)