Menebak Kans Khofifah Indar Parawansa Jadi Cawapres di Pilpres 2024

Selasa, 08 Agustus 2023 - 11:10 WIB
loading...
Menebak Kans Khofifah...
Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama NU Khofifah Indar Parawansa masuk bursa calon wakil presiden (cawapres). Foto/Dok SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
JAKARTA - Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama NU Khofifah Indar Parawansa masuk bursa calon wakil presiden ( cawapres ). Khofifah memilih untuk meminta pendapat para kiai NU untuk memutuskannya.

"Saya (berkunjung) minta pendapat dan nasihat para ulama kiai," katanya di acara 'Gathering Alumni Unair' di Jakarta, Minggu (6/8/2023).

Dia merasa restu dari PBNU penting baginya untuk memutuskan maju ke Pilpres 2024 atau tidak. "Langkah-langkah yang terkait dengan kebijakan-kebijakan organisasi harus mendapatkan green light (lampu hijau), itu yang belum melakukan konfirmasi dan klarifikasi," ucapnya.

Dia mengakui ditawari posisi cawapres oleh beberapa partai politik (parpol). "Beberapa (partai) melakukan komunikasi, tapi biarlah kawan-kawan itu kita endapkan dulu sampai pada proses konfirmasi proses pengambilan keputusan bersama, tidak pada posisi yes or no," ucapnya.





Mantan Menteri Sosial itu juga tidak mau menjawab dengan pasti soal dirinya apakah memilih kembali bertarung di Pilgub Jatim atau Pilpres 2024. "Nanti saja karena saya menjadi bagian dari ekosistem itu nanti akan ada green light (lampu hijau) dari PBNU dan ulama-ulama yang selama ini memang konsolidasi sesama ulama tidak hanya persoalan politik, " katanya.

Dia juga belum bisa mengonfirmasi apakah dirinya bersedia menjadi tim pemenangan Ganjar Pranowo. "Saya ini Ketua PP Muslimat NU yang anggotanya sekitar 32 juta, jadi itu konfirmasi kawan-kawan, ketika saya melangkah, paling tidak bisa memberikan sepemahaman terutama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) karena secara struktural saya salah satu ketua umum, jadi tidak sesederhana itu (menjadi tim pemenangan)," pungkasnya.



Masuk bursa cawapres sejumlah lembaga survei


Khofifah Indar Parawansa merupakan salah satu kepala daerah yang masuk bursa kandidat Pilpres 2024 di sejumlah lembaga survei belakangan ini, utamanya untuk posisi calon RI 2. Misalnya versi survei yang dilakukan Charta Politika Indonesia pada 2-7 Mei 2023, elektabilitasnya sebesar 5,8%.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 20-24 Juni 2023, posisi Khofifah di urutan ke-5 dengan elektabilitas 6 persen dalam simulasi 17 nama.

Ketika dikerucutkan menjadi lima nama, Khofifah berada di urutan paling buncit dengan elektabilitas 9,8 persen.

Lalu, bagaimana peluang Khofifah jadi cawapres?


Direktur Eksekutif Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menilai peluang Khofifah jadi cawapres di Pilpres 2024 cukup besar. Dia mengungkapkan lima alasannya.

“Pertama, segmentasi perempuan. Khofifah bisa jadi representasi pemilih perempuan yang jumlahnya sangat besar. Dalam perhelatan Pemilu di Indonesia, jumlah pemilih perempuan lebih banyak sekitar kurang lebih 125 ribu dibanding pria,” kata Igor kepada SINDOnews, Selasa (8/8/2023).

Dia menuturkan, perempuan juga punya loyalitas dan partisipasi politik yang lebih baik dibandingkan pemilih pria dalam menggunakan hak pilihnya. “Tingkat kemantapan pemilih perempuan juga tinggi tembus sampai 61 persen,” tuturnya.

Kedua, kata dia, Khofifah adalah NU yang merupakan ormas keagamaan terbesar di Indonesia. Dalam pemilu di Indonesia, lanjut dia, kandidat berlatar belakang NU kerap terpilih menjadi sosok cawapres.

“Sebut misalnya Hamzah Haz, Hasyim Muzadi, dan Ma’ruf Amin. NU selalu menjadi salah satu organ terpenting untuk mendulang suara dalam pemilu,” ucapnya.

Ketiga, tentang Jawa Timur. “Khofifah adalah gubernur Jawa Timur yang wilayahnya memiliki jumlah pemilih terbanyak kedua setelah Jawa Barat dalam DPT (daftar pemilih tetap, red) untuk Pemilu 2024, yaitu 31.402.242 orang dengan 120.666 TPS,” tuturnya.

Keempat, faktor elektabilitas. “Sebagai cawapres 2024, Khofifah punya elektabilitas di kisaran 10-15 persen. Sudah cukup bagus untuk bisa membantu meningkatkan suara siapapun pasangan capresnya,” kata Igor.

Kelima, dia menuturkan bahwa hambatan Khofifah untuk bisa maju sebagai cawapres 2024 terletak pada restu dari PBNU, Cak Imin, dan keinginannya untuk kembali mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Timur untuk yang kedua kali di pemilu serentak tahun depan.

Pendapat berbeda disampaikan oleh Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahab. “Melihat trennya, cukup berat bagi Khofifah untuk dapat dipasangkan dengan salah satu capres. Apalagi beliau dikabarkan menolak tawaran kubu Anies sebagai salah satu kandidat cawapresnya,” kata Fadhli Harahab secara terpisah.

Namun, menurut Fadhli, bukan tidak mungkin Khofifah punya modal besar untuk ikut bertarung. “Selain dapat mewakili sentimen perempuan, beliau juga seorang kepala daerah dengan jumlah pemilih terbanyak. Itu saya kira bisa mempengaruhi koalisi parpol untuk memilihnya sebagai kandidat cawapres,” ucapnya.

Dia menilai Khofifah bisa saja menambah elektabilitas capres pendampingnya. “Sebab, untuk merebut Jatim, ya, khofifah akan jadi ujung tombaknya. Dia juga punya jaringan luas melalui organisasi NU-nya. Secara nasional, dia juga mewakili sentimen perempuannya, dan bukan tidak mungkin, sentimen itu bisa dimanfaatkan menjadi strategi pemenangan,” pungkasnya.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1347 seconds (0.1#10.140)