Menemukan Indonesia di Wakatobi

Rabu, 02 Agustus 2023 - 05:13 WIB
loading...
A A A
Ketika banyak mahasiswa liburan Iduladha, mereka sedang menunggu kapal fery untuk membawa rombongan dari Baubau ke Tomia. Di malam hari, tatkala banyak keluarga merayakan kebersamaan, mereka memilih untuk menjalankan amanah sebagai mahasiswa yang hendak mempraktikkan ilmu yang diperoleh di menara gading di kehidupan nyata.

Tak hanya itu, musim hujan membuat langit gelap dan gemuruh ombak menghantam badan kapal. Selaksa doa dipanjatkan agar keselamatan diberikan. Dalam suasana ini, kesadaran spiritual seseorang diuji. Hidup dan mati itu dua pilihan yang tidak bisa diingkari.

Betapapun Wakatobi menyuguhkan pemandangan laut yang indah, di mana pengunjung bisa berswafoto untuk mengabadikannya, namun ada pengalaman lain yang jauh lebih hangat, yakni keramahan penduduknya. Mereka diterima tuan rumah, yang merupakan pendudukan setempat.

baca juga: Pengaman Pantai di Wakatobi, Indonesia Siap Tambah “Bali Baru”

Lebih jauh, mereka juga akan belajar berempati dengan banyak hal, termasuk makanan lokal, dari Kasuami dan Kuho-kuho. Dari sini, betapa kebhinekaan itu nyata dan kekayaan yang acapkali tidak dikenal oleh rakyat Indonesia lain, karena burger, pizza, dan susi telah memesona warga sebagai selera yang layak dirayakan.

Tulisan Akhul Mu’min menggambarkan latar bagaimana mereka bisa mengikuti KKN, yakni obrolan di gazebo yang terletak di depan kampus. Itu artinya, keputusan mahasiswa lahir dari percakapan sebaya, yang menunjukkan bahwa mereka telah dewasa.

Mungkin karena dikejar tenggat, proses penyuntingan buku ini agak kedodoran, tidak hanya penulisaan ejaan, tetapi juga penyusunan kalimat. Di halaman pertama, pembaca akan menemukan kata tsayat, yang memaksa pembaca untuk mengerutkan dahi.

Berdasarkan konteks, lema ini mungkin tersayat, karena dikaitkan dengan dua kata berlawanan untuk menggambarkan antara kesenangan dan kesusahan. Untuk itu, kehadiran pembaca pruf akan membantu mengurangi kesalahan kecil yang tidak perlu, seperti lsayakan (hlm. 13).

Judul buku : Tabuhan Rebana di Pulau Tomia: Catatan Perjalanan Mahasiswa MBKM Santri UNUJA di Wakatobi Sulawesi Tenggara
Penulis : Agil Fahim Ali dkk

Penerbit : Nurja Press
Cetakan : Pertama, 2023
Tebal : 379 Halaman
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1384 seconds (0.1#10.140)