Pengaman Pantai di Wakatobi, Indonesia Siap Tambah Bali Baru
loading...
A
A
A
KENDARI - Indonesia, selain memiliki budaya yang beragam banyaknya, juga punya daerah wisata yang tak terhitung jumlahnya. Inilah yang membuat negeri yang punya ribuan pulau ini semakin istimewa bagi turis domestik maupun mancanegara.
Agar keistimewaan ini bisa terus terjaga, pemerintah pun giat menjalankan program untuk mengelola dan mengembangkan berbagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang ada di Indonesia.
Melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) memberikan dukungan penuh untuk program ini. Dukungan pun diberikan melalui pembangunan infrastruktur sumber daya air, juga penataan kawasan melalui infrastruktur lainnya.
Dari berbagai program tersebut, program pembangunan pengaman pantai menjadi salah satu fokus Ditjen SDA. Di Provinsi Sulawesi Tenggara, program ini sedang dikerjakan oleh BWS Sulawesi IV Kendari.
“Pengaman pantai di Sulawesi Tenggara ini cukup penting karena garis pantai yang ada di provinsi ini cukup panjang, dan ada banyak pulau kecil yang perlu dijaga keberadaannya, seperti Pulau Muna, Pulau Buton termasuk Pulau Wakatobi yang menjadi salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional,” tutur Kepala BWS Sulawesi IV Kendari Haeruddin C. Maddi, beberapa hari lalu.
Pekerjaan pengaman Pantai Wakatobi sudah dikerjakan sejak tahun 2019 yang berlokasi di Pantai Matahura dengan panjang bangunan 250 meter. Tahun ini, pekerjaan tersebut akan dilanjutkan di Pantai Waha.
“Untuk Pantai Waha, rencana pengaman pantai yang akan dibangun sepanjang 1,2 kilometer yang akan dikerjakan dalam dua tahap. Tahap pertama sepanjang 600 meter akan dikerjakan pada tahun ini, dan 600 meter sisanya akan dikerjakan pada tahun depan, ditambah dengan pengaman pantai di Pantai Kaputa. Selain itu, tahun ini kami juga sedang membangun pengaman Pantai Raha,” tambah Haeruddin C. Maddi.
Kepala Satker PJSA Arbor Reseda menambahkan bahwa, untuk pengaman pantai tersebut dikerjakan dengan konstruksi seawall yaitu dengan merangkai heksagon beton agar dapat memecah gelombang laut sehingga tidak terjadi abrasi di pantai.
“Kami tidak hanya fokus pada perkuatan pantai dan pemecah gelombang saja, tapi tampilan bangunan pengaman pantai ditata sedemikian rupa agar tetap menjadi daya tarik wisata bagi para pengunjung yang datang,” jelas Arbor.
Untuk pulau-pulau yang ada di Sulawesi Tenggara, BWS Sulawesi IV Kendari tidak hanya fokus menyelamatkan pantai dari abrasi, namun juga fokus membangun infrastruktur sumber daya air untuk meyiapkan kebutuhan air baku di pulau-pulau tersebut. Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN yang dilakukan secara terpadu baik penataan kawasan, juga penyediaan air baku dan air bersih ini diharapkan bisa mengangkat pesona “Bali Baru” Indonesia ke wisatawan domestik juga mancanegara. [sandro]
Agar keistimewaan ini bisa terus terjaga, pemerintah pun giat menjalankan program untuk mengelola dan mengembangkan berbagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang ada di Indonesia.
Melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) memberikan dukungan penuh untuk program ini. Dukungan pun diberikan melalui pembangunan infrastruktur sumber daya air, juga penataan kawasan melalui infrastruktur lainnya.
Dari berbagai program tersebut, program pembangunan pengaman pantai menjadi salah satu fokus Ditjen SDA. Di Provinsi Sulawesi Tenggara, program ini sedang dikerjakan oleh BWS Sulawesi IV Kendari.
“Pengaman pantai di Sulawesi Tenggara ini cukup penting karena garis pantai yang ada di provinsi ini cukup panjang, dan ada banyak pulau kecil yang perlu dijaga keberadaannya, seperti Pulau Muna, Pulau Buton termasuk Pulau Wakatobi yang menjadi salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional,” tutur Kepala BWS Sulawesi IV Kendari Haeruddin C. Maddi, beberapa hari lalu.
Pekerjaan pengaman Pantai Wakatobi sudah dikerjakan sejak tahun 2019 yang berlokasi di Pantai Matahura dengan panjang bangunan 250 meter. Tahun ini, pekerjaan tersebut akan dilanjutkan di Pantai Waha.
“Untuk Pantai Waha, rencana pengaman pantai yang akan dibangun sepanjang 1,2 kilometer yang akan dikerjakan dalam dua tahap. Tahap pertama sepanjang 600 meter akan dikerjakan pada tahun ini, dan 600 meter sisanya akan dikerjakan pada tahun depan, ditambah dengan pengaman pantai di Pantai Kaputa. Selain itu, tahun ini kami juga sedang membangun pengaman Pantai Raha,” tambah Haeruddin C. Maddi.
Kepala Satker PJSA Arbor Reseda menambahkan bahwa, untuk pengaman pantai tersebut dikerjakan dengan konstruksi seawall yaitu dengan merangkai heksagon beton agar dapat memecah gelombang laut sehingga tidak terjadi abrasi di pantai.
“Kami tidak hanya fokus pada perkuatan pantai dan pemecah gelombang saja, tapi tampilan bangunan pengaman pantai ditata sedemikian rupa agar tetap menjadi daya tarik wisata bagi para pengunjung yang datang,” jelas Arbor.
Untuk pulau-pulau yang ada di Sulawesi Tenggara, BWS Sulawesi IV Kendari tidak hanya fokus menyelamatkan pantai dari abrasi, namun juga fokus membangun infrastruktur sumber daya air untuk meyiapkan kebutuhan air baku di pulau-pulau tersebut. Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN yang dilakukan secara terpadu baik penataan kawasan, juga penyediaan air baku dan air bersih ini diharapkan bisa mengangkat pesona “Bali Baru” Indonesia ke wisatawan domestik juga mancanegara. [sandro]
(ars)