Irman Gusman Minta Umat Islam Bela Anwar Abbas dari Gugatan Panji Gumilang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman menyerukan agar umat Islam membela Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas dari gugatan perdata yang dilakukan Panji Gumllang .
Hal ini disampaikan Irman menanggapi adanya gugatan perdata Pimpinan Ponoes Al Zaytun Panji Gumilang terhadap Anwar Abbas. Ketua PP Muhammadiyah itu digugat Rp1 triliun karena Panji Gumilang merasa disudutkan dan dihina oleh pernyatakan Anwar Abbas yang mengatakan dirinya komunis.
“Apa yang dilakukan Buya Anwar (panggilan Anwar Abbas) adalah untuk menjaga agar tidak ada penyimpangan ajaran Islam dan kemaslahatan dalam berbangsa dan bernegara,” ujar Irman, Kamis (13/7/2023).
Irman menjelaskan saat ini, Panji Gumilang dan Al Zaytun menjadi sorotan tokoh maupun ormas Islam karena dugaan penyimpangan ajaran Islam. Di antaranya soal shaf salat yang berjarak renggang dalam kondisi tidak darurat, perempuan ada di barisan depan salat jamaah, menyebut Rasulullah berfirman dalam Al-Qur'an, salam Yahudi di dalam masjid, dan sebagainya.
“Apa yang dilakukan Buya Anwar adalah untuk menghentikan penyimpangan-penyimpangan ini. Jadi kalau kemudian Buya Anwar digugat karena perjuangannya melawan penyimpangan ajaran Islam, maka umat Islam harus membelanya,” jelas bakal calon anggota DPD periode 2024-2029 dari Dapil Sumatera Barat ini.
Irman menilai sikap tegas melawan penyimpangan yang dilakukan Panji Gumilang karena sebagai kader Muhammadiyah, Anwar Abbas harus bersikap tegas terhadap penyimpangan ajaran Islam.
“Selama ini kan sudah terbukti Muhammadiyah bersama dengan NU (Nahdlatul Ulama) selalu menjaga ajaran Islam dan menjadi pilar bangsa,” kata Irman.
Dijelaskan Irman, selama ini Muhammadiyah sudah terbukti menjadi ormas Islam yang banyak memberi andil dalam berbagai aspek kebangsaan. Mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, hingga ekonomi.
Pada 2018 saja, di bidang pendidikan, Muhammadiyah hingga saat ini sudah membangun 2.604 sekolah dasar, 1.722 SMP/sederajat, 1.291 SMA/sederajat, 160 pesantren, dan 177 kampus atau institusi. Dalam bidang dakwah, Muhammadiyah tak hanya bergerak di masjid, namun juga melalui media dengan hadirnya TVMU. Sementara bidang kesehatan ada 461 rumah sakit dan klinik.
Di bidang bidang sosial sudah dibangun 384 yayasan yatim piatu/dhuafa, lalu ada Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), dan lainnya. Jumlah ini terus bertambah dari waktu ke waktu.
“Ini semua adalah kiprah Muhammadiyah dalam membantu pemerintah di berbagai bidang. Dan tentu saja, kita tidak bisa meragukan lagi kemampuan Muhammadiyah dalam bidang dakwah dan pendidikan,” papar Irman.
Dengan melihat kiprah yang sudah dilakukan Muhammadiyah, Irman justru menyarankan agar pemerintah meminta Muhammadiyah terlibat dalam mengelola dan meluruskan Al Zaytun. “Kalau pemerintah tidak membubarkan Al Zaytun dan berniat memperbaikinya, saya kira Muhammadiyah tepat untuk dilibatkan,” kata dia.
Irman optimistis Muhammadiyah akan mampu menyelamatkan para siswa dan santri Al Zaytun. “Jika Kementerian Agama dan Kemenko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mengamanahkan Muhammadiyah untuk mengelola dan membina siswa atau santri Al Zaytun, saya yakin akan berhasil dengan baik,” papar Irman.
Penyimpangan aqidah maupun penyelewengan lainnya, lanjut dia, akan bisa diperbaiki. Dia menilai Muhammadiyah memiliki sumber daya yang mumpuni dan telah teruji dalam dakwah dan pendidikan.
“Dengan ribuan sekolah dan pesantren yang sudah sukses dijalankan Muhammadiyah, maupun ratusan perguruan tingginya, menunjukkan Muhammadiyah sudah sangat berpengalaman dalam persoalan dakwah dan pendidikan anak bangsa,” tutup Irman.
Hal ini disampaikan Irman menanggapi adanya gugatan perdata Pimpinan Ponoes Al Zaytun Panji Gumilang terhadap Anwar Abbas. Ketua PP Muhammadiyah itu digugat Rp1 triliun karena Panji Gumilang merasa disudutkan dan dihina oleh pernyatakan Anwar Abbas yang mengatakan dirinya komunis.
“Apa yang dilakukan Buya Anwar (panggilan Anwar Abbas) adalah untuk menjaga agar tidak ada penyimpangan ajaran Islam dan kemaslahatan dalam berbangsa dan bernegara,” ujar Irman, Kamis (13/7/2023).
Irman menjelaskan saat ini, Panji Gumilang dan Al Zaytun menjadi sorotan tokoh maupun ormas Islam karena dugaan penyimpangan ajaran Islam. Di antaranya soal shaf salat yang berjarak renggang dalam kondisi tidak darurat, perempuan ada di barisan depan salat jamaah, menyebut Rasulullah berfirman dalam Al-Qur'an, salam Yahudi di dalam masjid, dan sebagainya.
“Apa yang dilakukan Buya Anwar adalah untuk menghentikan penyimpangan-penyimpangan ini. Jadi kalau kemudian Buya Anwar digugat karena perjuangannya melawan penyimpangan ajaran Islam, maka umat Islam harus membelanya,” jelas bakal calon anggota DPD periode 2024-2029 dari Dapil Sumatera Barat ini.
Irman menilai sikap tegas melawan penyimpangan yang dilakukan Panji Gumilang karena sebagai kader Muhammadiyah, Anwar Abbas harus bersikap tegas terhadap penyimpangan ajaran Islam.
“Selama ini kan sudah terbukti Muhammadiyah bersama dengan NU (Nahdlatul Ulama) selalu menjaga ajaran Islam dan menjadi pilar bangsa,” kata Irman.
Dijelaskan Irman, selama ini Muhammadiyah sudah terbukti menjadi ormas Islam yang banyak memberi andil dalam berbagai aspek kebangsaan. Mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, hingga ekonomi.
Pada 2018 saja, di bidang pendidikan, Muhammadiyah hingga saat ini sudah membangun 2.604 sekolah dasar, 1.722 SMP/sederajat, 1.291 SMA/sederajat, 160 pesantren, dan 177 kampus atau institusi. Dalam bidang dakwah, Muhammadiyah tak hanya bergerak di masjid, namun juga melalui media dengan hadirnya TVMU. Sementara bidang kesehatan ada 461 rumah sakit dan klinik.
Di bidang bidang sosial sudah dibangun 384 yayasan yatim piatu/dhuafa, lalu ada Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), dan lainnya. Jumlah ini terus bertambah dari waktu ke waktu.
“Ini semua adalah kiprah Muhammadiyah dalam membantu pemerintah di berbagai bidang. Dan tentu saja, kita tidak bisa meragukan lagi kemampuan Muhammadiyah dalam bidang dakwah dan pendidikan,” papar Irman.
Dengan melihat kiprah yang sudah dilakukan Muhammadiyah, Irman justru menyarankan agar pemerintah meminta Muhammadiyah terlibat dalam mengelola dan meluruskan Al Zaytun. “Kalau pemerintah tidak membubarkan Al Zaytun dan berniat memperbaikinya, saya kira Muhammadiyah tepat untuk dilibatkan,” kata dia.
Irman optimistis Muhammadiyah akan mampu menyelamatkan para siswa dan santri Al Zaytun. “Jika Kementerian Agama dan Kemenko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mengamanahkan Muhammadiyah untuk mengelola dan membina siswa atau santri Al Zaytun, saya yakin akan berhasil dengan baik,” papar Irman.
Penyimpangan aqidah maupun penyelewengan lainnya, lanjut dia, akan bisa diperbaiki. Dia menilai Muhammadiyah memiliki sumber daya yang mumpuni dan telah teruji dalam dakwah dan pendidikan.
“Dengan ribuan sekolah dan pesantren yang sudah sukses dijalankan Muhammadiyah, maupun ratusan perguruan tingginya, menunjukkan Muhammadiyah sudah sangat berpengalaman dalam persoalan dakwah dan pendidikan anak bangsa,” tutup Irman.
(kri)