Kembali Pede Berwisata
loading...
A
A
A
BANDUNG - Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk kembali membangkitkan sektor wisata dari keterpurukan akibat pandemi corona (Covid-19). Namun, upaya tersebut akan sia-sia bila masyarakat belum mempunyai keberanian untuk berwisata.
Karena itulah, langkah strategis yang perlu dipikirkan pemerintah adalah bagaimana membangun kepercayaan diri masyarakat untuk kembali mendatangi tempat-tempat wisata. Di sisi lain, pelaku wisata juga tentu harus menjamin rasa aman terhadap pengunjung.
Berdasar data sektor wisata memang benar-benar terpukul oleh pandemi korona. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Mei 2020 misalnya kunjungan wisatawan mancanegara hanya 163,65 ribu kunjungan. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 86,90% dibandingkan Mei 2019 yang berjumlah 1,25 juta kunjungan. Kondisi ini terjadi karena ada pembatasan sosial dan pelarangan penerbangan oleh hampir semua negara.
Membangkitkan diri masyarakat untuk berwisata inilah yang tengah menjadi fokus perhatian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf). Langkah ini bukan hanya untuk wisatawan domestik, tapi juga internasional. (Baca: Genjot Kunjungan ke Lembang, Pengelola Wisata Alam Ini Gratiskan Tiket Masuk)
Direktur Kajian Strategis Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Rusiawan mengungkapkan, satu di antara upaya yang dilakukan adalah melalui Gerakan Bersih, Indah, Sehat, dan Aman (BISA).
“Melalui Gerakan BISA, pemerintah bersama legislatif, pelaku pariwisata, hingga masyarakat berupaya menghadirkan destinasi wisata yang bersih, aman, indah, dan sehat. Sehingga, wisatawan pun percaya untuk kembali mendatangi destinasi wisata,” ucapnya di sela kegiatan BISA yang digelar di kawasan Curug Dago, Bandung (25/7/2020).
Wawan juga berharap Gerakan BISA menjadi budaya masyarakat Indonesia yang gemar kebersihan dan keindahan sehingga ketika pandemi Covid-19 mulai turun, seluruh destinasi wisata siap menerima kembali wisatawan. “Diharapkan, gerakan ini bisa masif dan memberikan kepercayaan bahwa berbagai destinasi wisata sudah mulai dapat dikunjungi,” katanya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Dampak Covid-19 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ari Juliano Gema menegaskan, destinasi wisata di daerah telah mengikuti panduan protokol kesehatan untuk memastikan wisatawan aman dari Covid-19. Dengan demikian, objek wisata aman dikunjungi.
Menurut dia, pihaknya telah memiliki program khusus berupa panduan protokol kesehatan dalam masa periode adaptasi kebiasaan baru aman dari Covid-19 untuk destinasi wisata. “Kemenparekraf punya program CHSE, yakni clean, health, safety, dan environment. Artinya kita dalam hal ini, dalam periode pada saat ini kita mengutamakan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan hidup,” tuturnya dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, kemarin. (Baca juga: Gaet Wisatawan, Pasar Tradisional di Sekiar Borobudur Dipercantik)
Dia juga mengakui pihaknya telah melakukan edukasi dan sosialisasi melalui dokumentasi video yang bisa dilihat di situs dan media sosial Kemenparekraf. “Semua video-videonya kita upload di sana. Kita sampaikan, kita publikasikan supaya orang bahwa ini serius, industri pariwisata serius sekarang untuk melakukan perbaikan. Kita serius sekali mempersiapkan diri sehingga jangan takut lagi,” ungkapnya.
Karena itulah, langkah strategis yang perlu dipikirkan pemerintah adalah bagaimana membangun kepercayaan diri masyarakat untuk kembali mendatangi tempat-tempat wisata. Di sisi lain, pelaku wisata juga tentu harus menjamin rasa aman terhadap pengunjung.
Berdasar data sektor wisata memang benar-benar terpukul oleh pandemi korona. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Mei 2020 misalnya kunjungan wisatawan mancanegara hanya 163,65 ribu kunjungan. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 86,90% dibandingkan Mei 2019 yang berjumlah 1,25 juta kunjungan. Kondisi ini terjadi karena ada pembatasan sosial dan pelarangan penerbangan oleh hampir semua negara.
Membangkitkan diri masyarakat untuk berwisata inilah yang tengah menjadi fokus perhatian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf). Langkah ini bukan hanya untuk wisatawan domestik, tapi juga internasional. (Baca: Genjot Kunjungan ke Lembang, Pengelola Wisata Alam Ini Gratiskan Tiket Masuk)
Direktur Kajian Strategis Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Rusiawan mengungkapkan, satu di antara upaya yang dilakukan adalah melalui Gerakan Bersih, Indah, Sehat, dan Aman (BISA).
“Melalui Gerakan BISA, pemerintah bersama legislatif, pelaku pariwisata, hingga masyarakat berupaya menghadirkan destinasi wisata yang bersih, aman, indah, dan sehat. Sehingga, wisatawan pun percaya untuk kembali mendatangi destinasi wisata,” ucapnya di sela kegiatan BISA yang digelar di kawasan Curug Dago, Bandung (25/7/2020).
Wawan juga berharap Gerakan BISA menjadi budaya masyarakat Indonesia yang gemar kebersihan dan keindahan sehingga ketika pandemi Covid-19 mulai turun, seluruh destinasi wisata siap menerima kembali wisatawan. “Diharapkan, gerakan ini bisa masif dan memberikan kepercayaan bahwa berbagai destinasi wisata sudah mulai dapat dikunjungi,” katanya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Dampak Covid-19 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ari Juliano Gema menegaskan, destinasi wisata di daerah telah mengikuti panduan protokol kesehatan untuk memastikan wisatawan aman dari Covid-19. Dengan demikian, objek wisata aman dikunjungi.
Menurut dia, pihaknya telah memiliki program khusus berupa panduan protokol kesehatan dalam masa periode adaptasi kebiasaan baru aman dari Covid-19 untuk destinasi wisata. “Kemenparekraf punya program CHSE, yakni clean, health, safety, dan environment. Artinya kita dalam hal ini, dalam periode pada saat ini kita mengutamakan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan hidup,” tuturnya dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, kemarin. (Baca juga: Gaet Wisatawan, Pasar Tradisional di Sekiar Borobudur Dipercantik)
Dia juga mengakui pihaknya telah melakukan edukasi dan sosialisasi melalui dokumentasi video yang bisa dilihat di situs dan media sosial Kemenparekraf. “Semua video-videonya kita upload di sana. Kita sampaikan, kita publikasikan supaya orang bahwa ini serius, industri pariwisata serius sekarang untuk melakukan perbaikan. Kita serius sekali mempersiapkan diri sehingga jangan takut lagi,” ungkapnya.