Karier Militer dan Politik Moeldoko, Panglima TNI yang Jadi Kepala Staf Kepresidenan Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Jenderal Moeldoko pastinya sudah tidak asing di telinga masyarakat. Selain memiliki segudang prestasi, Moeldoko juga kerap menduduki jabatan strategis baik itu di militer maupun politik .
Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko yang lahir pada 8 Juli 1957 kini tengah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak penunjukannya pada 17 Januari 2018 lalu pada Kabinet Kerja. Jabatan itu kembali dipercayakan padanya setelah Joko Widodo terpilih kembali menjadi Presiden Indonesia untuk menjalani periode keduanya.
Ditunjuk sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sebanyak dua kali memperlihatkan bahwa Jenderal Moeldoko bukanlah orang sembarangan. Karena itu, menarik untuk mengetahui riwayat karier militer dan politiknya.
Setelah lulus, putra bungsu dari 12 bersaudara ini langsung ditugaskan untuk menjadi Komandan Peleton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin. Berikut riwayat jabatan Jenderal Moeldoko setelahnya:
- Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana
- Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela
- Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS
- Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat (1996)
- Sespri Wakasad (1998)
- Komandan Brigif-1/Jaya Sakti (1999)
- Asops Kasdam VI/Tanjungpura
- Dirbindiklat Pussenif
- Komandan Rindam VI/Tanjungpura (2005)
- Komandan Korem 141/Toddopuli Watampone (2006)
- Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD (2008)
- Kasdam Jaya (2008)
- Mayor Jenderal
- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010)
- Panglima Kodam XII/Tanjungpura (2010)
- Panglima Kodam III/Siliwangi (2010)
- Wakasad (2013)
- Panglima TNI (2013-2015)
Dari daftar tersebut memperlihatkan bila tahun 2013 adalah tahun bagi Moeldoko lantaran secara berturut-turut kariernya terus melesat naik.
Dalam satu tahun yang singkat itu Moeldoko menduduki tiga jabatan strategis, mulai dari Wakasad, kemudian diangkat menjadi KSAD, dan akhirnya dilantik menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono pada 30 Agustus 2013.
Diangkatnya Moeldoko sebagai Panglima TNI yang baru kala itu membuatnya menjadi KSAD yang punya jabatan tersingkat, dengan waktu menjabat hanya sekitar 3 bulan saja.
Selain aktif di politik, Moeldoko juga punya peran di organisasi sosial. Dia pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada tahun 2017 hingga 2020.
Karier Politik Moeldoko berada pada puncaknya setelah mendapat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo untuk menjadi Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak 17 Januari 2018 pada Kabinet Kerja.
Moeldoko kembali dipercaya menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan pada 23 Oktober 2019, dalam Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Hingga pada tahun 2022, nama Moeldoko yang ditunjuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa Deli Serdang menyulut masalah internal partai, dengan memunculkan kubu Moeldoko dan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Lihat Juga: Karier Militer Letjen Djaka Budi Utama, Kopassus yang Pernah Jabat Deputi Kemenko Polhukam
Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko yang lahir pada 8 Juli 1957 kini tengah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak penunjukannya pada 17 Januari 2018 lalu pada Kabinet Kerja. Jabatan itu kembali dipercayakan padanya setelah Joko Widodo terpilih kembali menjadi Presiden Indonesia untuk menjalani periode keduanya.
Ditunjuk sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sebanyak dua kali memperlihatkan bahwa Jenderal Moeldoko bukanlah orang sembarangan. Karena itu, menarik untuk mengetahui riwayat karier militer dan politiknya.
Karier Militer Jenderal Moeldoko
Prestasi pria asal Kediri, Jawa Timur ini telah ditunjukkan saat berhasil menjadi lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1981 dan meraih penghargaan Adhi Makayasa.Setelah lulus, putra bungsu dari 12 bersaudara ini langsung ditugaskan untuk menjadi Komandan Peleton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin. Berikut riwayat jabatan Jenderal Moeldoko setelahnya:
Letnan Dua sampai Kapten
- Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1983)- Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana
Mayor
- Perwira Operasi Kodim 1408/BS Ujungpandang- Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela
- Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS
Letnan Kolonel
- Komandan Yonif 201/Jaya Yudha (1995)- Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat (1996)
- Sespri Wakasad (1998)
Kolonel
- Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad- Komandan Brigif-1/Jaya Sakti (1999)
- Asops Kasdam VI/Tanjungpura
- Dirbindiklat Pussenif
- Komandan Rindam VI/Tanjungpura (2005)
- Komandan Korem 141/Toddopuli Watampone (2006)
Brigadir Jenderal
- Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi (2007)- Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD (2008)
- Kasdam Jaya (2008)
- Mayor Jenderal
- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010)
- Panglima Kodam XII/Tanjungpura (2010)
- Panglima Kodam III/Siliwangi (2010)
Letnan Jenderal
- Wakil Gubernur Lemhannas (2011)- Wakasad (2013)
Jenderal
- KSAD (2013)- Panglima TNI (2013-2015)
Dari daftar tersebut memperlihatkan bila tahun 2013 adalah tahun bagi Moeldoko lantaran secara berturut-turut kariernya terus melesat naik.
Dalam satu tahun yang singkat itu Moeldoko menduduki tiga jabatan strategis, mulai dari Wakasad, kemudian diangkat menjadi KSAD, dan akhirnya dilantik menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono pada 30 Agustus 2013.
Diangkatnya Moeldoko sebagai Panglima TNI yang baru kala itu membuatnya menjadi KSAD yang punya jabatan tersingkat, dengan waktu menjabat hanya sekitar 3 bulan saja.
Karier Politik Jenderal Moeldoko
Setelah pensiun dari militer pada tahun 2015, Moeldoko mulai terjun ke dunia politik dengan menjadi kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Dirinya bahkan dipercaya untuk menduduki jabatan Wakil Ketua Dewan Pembina dalam partai tersebut periode 2016-2018.Selain aktif di politik, Moeldoko juga punya peran di organisasi sosial. Dia pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada tahun 2017 hingga 2020.
Karier Politik Moeldoko berada pada puncaknya setelah mendapat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo untuk menjadi Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak 17 Januari 2018 pada Kabinet Kerja.
Moeldoko kembali dipercaya menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan pada 23 Oktober 2019, dalam Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Hingga pada tahun 2022, nama Moeldoko yang ditunjuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa Deli Serdang menyulut masalah internal partai, dengan memunculkan kubu Moeldoko dan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Lihat Juga: Karier Militer Letjen Djaka Budi Utama, Kopassus yang Pernah Jabat Deputi Kemenko Polhukam
(bim)