Survei Indometer: Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Puan-AHY Naik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kenaikan elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Fakta ini berdasarkan survei Indometer, elektabilitas Prabowo mencapai 26,7 persen, Ganjar 23,3 persen dan Anies 15,6 persen.
Sebelumnya Prabowo tipis mengungguli Ganjar pada survei April 2023, hingga terus bergerak naik. Sementara Anies yang selalu berada di tiga besar juga terus turun elektabilitasnya, berbanding terbalik dengan Prabowo yang terus mengalami kenaikan.
Posisi lima besar ditempati oleh Agus Harimurti Yudhoyono (5,0 persen) dan Puan Maharani (4,2 persen) yang juga terus naik.
"Elektabilitas Prabowo meninggalkan Ganjar dan Anies pada posisi tiga besar, disusul AHY dan Puan yang mengalami kenaikan," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Menurut Leonard, naiknya elektabilitas Prabowo berbarengan dengan turunya dukungan publik terhadap Ganjar mengubah peta politik menuju Pilpres 2024.
"Hal itu tampaknya yang mendorong PDIP gencar menggalang koalisi dengan partai-partai, di antaranya PPP yang bergabung mengusung Ganjar," jelas Leonard.
Koalisi menjadi penting, di mana faktor cawapres pendamping Ganjar diharapkan dapat mendongkrak elektabilitas. PDIP mengumumkan sudah ada 10 nama yang dipertimbangkan bisa mengisi posisi cawapres koalisi pengusung Ganjar.
PDIP bahkan melangkah lebih jauh lagi, dengan mendekati Demokrat yang notabene menjadi kekuatan oposisi sejak era Pilpres langsung. Padahal Demokrat sudah bergabung dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies seabgai capres.
"Upaya Demokrat membangun komunikasi dengan PDIP bisa jadi dilatari oleh menipisnya peluang Anies maju ke arena pencapresan, dan berlarut-larutnya keputusan koalisi menentukan siapa cawapres Anies, dalam hal ini Demokrat mengusulkan AHY," tandas Leonard.
Tidak hanya menurunnya elektabilitas Anies, tetapi menteri-menteri Nasdem sebagai partai yang paling awal mendeklarasikan pencapresan Anies tengah menjadi sasaran tembak. Setelah Johnny G Plate berstatus tersangka, kini Syahrul Yasin Limpo berpotensi mengalami nasib serupa.
Sebelumnya Prabowo tipis mengungguli Ganjar pada survei April 2023, hingga terus bergerak naik. Sementara Anies yang selalu berada di tiga besar juga terus turun elektabilitasnya, berbanding terbalik dengan Prabowo yang terus mengalami kenaikan.
Posisi lima besar ditempati oleh Agus Harimurti Yudhoyono (5,0 persen) dan Puan Maharani (4,2 persen) yang juga terus naik.
"Elektabilitas Prabowo meninggalkan Ganjar dan Anies pada posisi tiga besar, disusul AHY dan Puan yang mengalami kenaikan," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Menurut Leonard, naiknya elektabilitas Prabowo berbarengan dengan turunya dukungan publik terhadap Ganjar mengubah peta politik menuju Pilpres 2024.
"Hal itu tampaknya yang mendorong PDIP gencar menggalang koalisi dengan partai-partai, di antaranya PPP yang bergabung mengusung Ganjar," jelas Leonard.
Koalisi menjadi penting, di mana faktor cawapres pendamping Ganjar diharapkan dapat mendongkrak elektabilitas. PDIP mengumumkan sudah ada 10 nama yang dipertimbangkan bisa mengisi posisi cawapres koalisi pengusung Ganjar.
PDIP bahkan melangkah lebih jauh lagi, dengan mendekati Demokrat yang notabene menjadi kekuatan oposisi sejak era Pilpres langsung. Padahal Demokrat sudah bergabung dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies seabgai capres.
"Upaya Demokrat membangun komunikasi dengan PDIP bisa jadi dilatari oleh menipisnya peluang Anies maju ke arena pencapresan, dan berlarut-larutnya keputusan koalisi menentukan siapa cawapres Anies, dalam hal ini Demokrat mengusulkan AHY," tandas Leonard.
Tidak hanya menurunnya elektabilitas Anies, tetapi menteri-menteri Nasdem sebagai partai yang paling awal mendeklarasikan pencapresan Anies tengah menjadi sasaran tembak. Setelah Johnny G Plate berstatus tersangka, kini Syahrul Yasin Limpo berpotensi mengalami nasib serupa.