Di Rakernas PDIP, Megawati Ingin Pemimpin yang Berani Bekerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri menegaskan, dirinya dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki tujuan yang sama. Hal ini terkait dalam membangun bangsa dan negara.
Pandangan Megawati itu terungkap saat memberikan keterangan pers kepada awak media usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).
"Memang tagline kami itu sebetulnya seharusnya tidak perlu dipertanyakan lagi karena itu ada di Undang-Undang Dasar bahwa fakir miskin itu harus diurus oleh negara. Pertanyaannya apakah bisa? Bisa, kalau kita semua sepakat untuk melakukan hal itu," kata Megawati.
Megawati menambahkan, sebetulnya para pendiri bangsa dalam memasukkan kalimat-kalimat di undang-undang dasar maupun uraian Pancasila sangat matang dan bernas. Sebab, menurutnya uraian-uraian itu dicapai dengan cara mati-matian.
Contohnya, Megawati menjelaskan tentang lahirnya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang kemudian melahirkan persatuan.
"Kalau kita semua, persatuan itu bukan fisik saja tetapi juga jiwa kalau kita mau maju saya sangat yakin seluruh rakyat mendukung apa yang akan dilakukan dari kata-kata itu sangat benar," ucapnya.
"Dan sebenarnya mudah untuk dilakukan karena apa? Karena negara kita ini sangat kaya sekali. Tetapi potensi potensi yg ada belim spenuhnya secara maksimal itu diangkat dan dijalankan," tambahnya.
Megawati menyebutkan, dalam konteks pembangunan hari ini, maka apa yang telah dilakukan Presiden Jokowi bagian dari pola membangun bangsa dan negara yang harus didukung.
Masalahnya, Megawati masih melihat ada sebagian pihak yang menutup mata, sehingga tidak bijak dalam melihat pembangunan yang sudah dilakukan Jokowi, contohnya pembangunan transportasi.
"Membangun itu dari sisi ekonomi kan tidak boleh tangan kosong apa pun juga sudah harus di bahas dan itu kita punya tata pemerintahan yang anggarannya mencikupi apa tidak," jelasnya.
Oleh karena itu, Megawati menilai, apa yang disampaikan Jokowi tentang bonus demografi harus menjadi perhatian semua pihak. Megawati setuju bahwa bangsa Indonesia memiliki waktu 13 tahun yakni sampai 2034 untuk merespons bonus demografi.
"Kita dari negera berkembang dapat lompat menuju negara maju bisa sama dengan sama dengan India, Tiongkok, Amerika dan mungkin insyaAllah kalau benar begitu kejadiannya kita menjadi nomor 4," ujarnya.
Megawati pun berharap, apa yang sudah ditorehkan Jokowi bisa dilanjutkan untuk pemimpin-pemimpin bangsa yang akan datang.
"Jadi kongklusinya dari pertanyaan itu adalah maukah kita bersama sama menanggung beban itu bukan sebagai beban, tapi sebagai sebuah perjuangan untuk bisa masuk ke era itu. 13 tahun itu bukan waktu yang panjang itu pendek jadi kalau kita hanya hanya berani berkata tapi tidak berani bekerja ya itu juga untuk kalian juga," ungkap Megawati.
"Karena bukannya Pak Jokowi, saya, Pak Ganjar atau siapa yang melakukanya tapi harus seluruh bangsa dan tentunya semua yang merasa bangsa indonesia dan yang berada di manapun juga demikian lah," tutup Presiden Ke-5 RI itu.
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
Pandangan Megawati itu terungkap saat memberikan keterangan pers kepada awak media usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).
"Memang tagline kami itu sebetulnya seharusnya tidak perlu dipertanyakan lagi karena itu ada di Undang-Undang Dasar bahwa fakir miskin itu harus diurus oleh negara. Pertanyaannya apakah bisa? Bisa, kalau kita semua sepakat untuk melakukan hal itu," kata Megawati.
Megawati menambahkan, sebetulnya para pendiri bangsa dalam memasukkan kalimat-kalimat di undang-undang dasar maupun uraian Pancasila sangat matang dan bernas. Sebab, menurutnya uraian-uraian itu dicapai dengan cara mati-matian.
Contohnya, Megawati menjelaskan tentang lahirnya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang kemudian melahirkan persatuan.
"Kalau kita semua, persatuan itu bukan fisik saja tetapi juga jiwa kalau kita mau maju saya sangat yakin seluruh rakyat mendukung apa yang akan dilakukan dari kata-kata itu sangat benar," ucapnya.
"Dan sebenarnya mudah untuk dilakukan karena apa? Karena negara kita ini sangat kaya sekali. Tetapi potensi potensi yg ada belim spenuhnya secara maksimal itu diangkat dan dijalankan," tambahnya.
Megawati menyebutkan, dalam konteks pembangunan hari ini, maka apa yang telah dilakukan Presiden Jokowi bagian dari pola membangun bangsa dan negara yang harus didukung.
Masalahnya, Megawati masih melihat ada sebagian pihak yang menutup mata, sehingga tidak bijak dalam melihat pembangunan yang sudah dilakukan Jokowi, contohnya pembangunan transportasi.
"Membangun itu dari sisi ekonomi kan tidak boleh tangan kosong apa pun juga sudah harus di bahas dan itu kita punya tata pemerintahan yang anggarannya mencikupi apa tidak," jelasnya.
Oleh karena itu, Megawati menilai, apa yang disampaikan Jokowi tentang bonus demografi harus menjadi perhatian semua pihak. Megawati setuju bahwa bangsa Indonesia memiliki waktu 13 tahun yakni sampai 2034 untuk merespons bonus demografi.
"Kita dari negera berkembang dapat lompat menuju negara maju bisa sama dengan sama dengan India, Tiongkok, Amerika dan mungkin insyaAllah kalau benar begitu kejadiannya kita menjadi nomor 4," ujarnya.
Megawati pun berharap, apa yang sudah ditorehkan Jokowi bisa dilanjutkan untuk pemimpin-pemimpin bangsa yang akan datang.
"Jadi kongklusinya dari pertanyaan itu adalah maukah kita bersama sama menanggung beban itu bukan sebagai beban, tapi sebagai sebuah perjuangan untuk bisa masuk ke era itu. 13 tahun itu bukan waktu yang panjang itu pendek jadi kalau kita hanya hanya berani berkata tapi tidak berani bekerja ya itu juga untuk kalian juga," ungkap Megawati.
"Karena bukannya Pak Jokowi, saya, Pak Ganjar atau siapa yang melakukanya tapi harus seluruh bangsa dan tentunya semua yang merasa bangsa indonesia dan yang berada di manapun juga demikian lah," tutup Presiden Ke-5 RI itu.
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
(maf)