Kompleksitas Masalah Papua, Analis Politik Karel: Semua Pihak Harus Turun Tangan

Senin, 08 Mei 2023 - 01:03 WIB
loading...
Kompleksitas Masalah...
Satgas Yonif Raider 514/Sabbada Yudha Divif 2 Kostrad, berhasil menyita senjata api, amunisi, dan jimat dari anggota KKB Kodap III Ndugama, Yomse Lokbere, pada Sabtu (8/4/2023). Foto/Instagram @yonifraider514sy
A A A
JAKARTA - Seorang oknum Camat Kenyam , Kabupaten Nduga berinisial MM, ditangkapnya aparat keamanan. Dia diduga yang memberikan bantuan dana kepada kelompok kriminal bersenjata ( KKB ) Egianus Kogoya untuk membeli amunisi.

Analis Politik Karel Susetyo mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa untuk memberantas KKB diperlukan kerja sama semua pihak pemangku kepentingan.

"Informasi tersebut mengejutkan, mengingat sebagai aparatur negara yang bersangkutan seharusnya berupaya sekuat tenaga untuk ikut menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI," kata Karel di Jakarta, Minggu (7/5/2023).

Hal tersebut juga menjadi catatan penting sebagai salah satu faktor sulitnya menyelesaikan permasalahan di Papua. Fakta ini pun seakan menampar wajah aparat keamanan, yakni TNI-Polri, yang selama ini telah bekerja bertarung nyawa di sana.

"Bayangkan, betapa hancur dan sakitnya hati para prajurit tersebut yang mempertaruhkan hidupnya dan keluarganya demi menjaga kemanan dan keutuhan NKRI, namun dikhianati oleh aparatur negara lainnya," sambung CEO Point Indonesia.

Aparat TNI-Polri di bawah pimpinan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sebagai ujung tombak tentunya sudah bekerja maksimal dengan mengorbankan banyak nyawa prajurit yang gugur. Semestinya hal tersebut mendapat dukungan dari aparatur lembaga lainnya dengan, paling tidak, tidak berkhianat.



"Kasus Camat MM ini bisa jadi merupakan fenomena ujung gunung es belaka (The Tip of Iceberg), di mana sebenarnya masih banyak lagi aparat pemerintah daerah dan desa yang bersimpati bahkan mendukung gerakan KKB,” terangnya.

“Untuk itu Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sepatutnya memberikan perhatian lebih dalam pembinaan aparatnya di Papua. Bukan menyerahkan hal tersebut kepada aparat keamanan dan satgas lalu mereka tidak melakukan apa-apa terhadap aparatnya di daerah tersebut," sambungnya.

‌Pada sisi lain, para aparat tersebut ditengarai membantu KKB melalui pemberian dana untuk membeli amunisi yang berasal dari Papua Nugini. Untuk itu, penguatan pengawasan di perbatasan menjadi salah satu faktor utama untuk memutus mata rantai konflik di Papua.

"Putus jalur mata rantai penyelundupan amunisi ilegal yang berasal dari luar negeri," tegas Karel.

Perlu diingat bahwa penyelesaian permasalahan Papua adalah salah satu prioritas penting pemerintah Presiden Joko Widodo. Artinya hal tersebut mestinya melibatkan seluruh aparatur dan institusi serta lembaga pemerintah. Bukan hanya TNI-Polri.

Karel menambahkan, keterlibatan seluruh aparatur dan instusi serta lembaga pemerintah yang bersinergi dengan baik dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan Papua secara komprehensif. Namun sebaliknya, jika institusi pemerintah lain abai dan menyerahkan hal tersebut kepada aparat keamanan saja, niscaya permasalahan Papua akan terus berlanjut dan semakin sulit diselesaikan.

Dan penangkapan Camat Kenyam Kabupaten Nduga ini adalah salah satu bukti abainya salah satu institusi penting pemerintahan dalam proses penyelesaian permasalahan Papua.

"Kita semua berharap kepada Kemendagri untuk dapat lebih memperhatikan aparaturnya di daerah tersebut. Agar tidak lagi ada kasus aparatur daerah yang berkhianat kepada NKRI. Untuk itu semua pemangku kepentingan perlu bekerja sama secara intens untuk dapat menyelesaikan permasalahan di Papua agar dapat selesai secara komprehensif," tandas Karel.

Untuk diketahui, seorang kepala distrik atau camat di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, ditahan Satgas Penegakan Hukum Operasi Damai Cartenz Polri sejak Senin 1 Mei 2023.

Dari hasil pemeriksaan hingga kini terungkap pria berinisial MM diduga memberikan uang bagi kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya untuk membeli amunisi.

Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Faisal Ramadhani ketika dikonfirmasi membenarkan informasi tersebut. Ia mengatakan, pria berinisial MM adalah Kepala Distrik Kenyam yang diduga menyalurkan uang senilai Rp 30 juta bagi KKB di Nduga.

Adapun KKB di Nduga dipimpin oleh Egianus Kogoya yang terlibat 65 kasus kejahatan berdasarkan data Polda Papua. Kelompok yang beraksi sejak awal Desember tahun 2018 hingga April 2023 ini telah menewaskan 56 orang.

Kelompok Egianus juga menyandera pilot pesawat Susi Air, Philip Mark Merthens, sejak 7 Februari 2023. Diduga pilot berkewarganegaraan Selandia Baru ini ditawan kelompok Egianus di wilayah Nduga yang berbatasan dengan Kabupaten Lanny Jaya.
(mhd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1489 seconds (0.1#10.140)